Anda pastinya tak mau jika pada Hari Kiamat kelak, Allah swt sama sekali tidak mau berbicara kepada kita. Tak hanya itu, Allah swt juga tak akan mengampuni dosa-dosa kita dan akan memberikan siksa yang sangat pedih.
Mengapa Allah swt sampai melakukan itu? Mari kita simak renungan hadits berikut ini.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمْ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ رَجُلٌ بَايَعَ إِمَامًا فَإِنْ أَعْطَاهُ وَفَى لَهُ وَإِنْ لَمْ يُعْطِهِ لَمْ يَفِ لَهُ (رواه الترمذي)
Dari Abu Hurairah ra berkata, “Bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Tiga golongan yang pada Hari kiamat tidak akan diajak berbicara oleh Allah, tidak akan dibersihkan dosanya dan baginya siksa yang pedih; yaitu seorang laki-laki yang berbaiat kepada seorang imam, jika imam tersebut memberikan sesuatu padanya maka akan ia tepati, namun jika tidak maka ia tidak menepati janjinya.” (HR. Tirmidzi, hadits no 1521)
Hikmah Hadits ;
1. Bahwa hadits ini merupakan bagian dari hadits panjang yg diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, yang di dalamnya disebutkan ada 3 golongan yg pada Hari Kiamat kelak Allah tidak sudi berbicara kepada mereka, tidak akan diampuni dosa-dosanya dan mereka akan mendapatkan azab yang pedih. Ketiga golongan tersebut adalah:
1) Seseorang yang memiliki sisa air di padang sahara sedangkan dia melarang musafir mengambilnya.
2) Seseorang yang menjual barang kepada orang lain setelah Ashar, dan dia bersumpah atas nama Allah bahwa modal ia membeli barang tersebut sekian dan sekian sehingga pembeli tersebut mempercayainya, padahal dia tidak demikian.
3) Seorang laki-laki yang membaiat seorang pemimpin yang mana dia tidak membaiatnya melainkan untuk urusan dunia, jika pemimpin tersebut memberinya dengan sesuatu maka dia penuhi janji setianya dan jika tidak maka dia tidak memenuhinya.”
2. Bahwa bisa jadi Imam Tirmidzi hanya mencantumkan satu dari ketiga golongan yang dimurkai Allah Swt sebagaimana tersebut di atas, adalah karena “dahsyatnya” mudharat yang ditimbulkan dari satu golongan tersebut. Golongan tersebut adalah golongan atau kelompok yang “hanya” mau membaiat dan setia kepada seorang Imam, apabila Imam tersebut memberinya dunia. Jika ia diberi dunia, maka ia akan setia dan taat kepadanya. Namun jika ia tidak lagi diberi dunia, tidak punya jabatan dan kuasa, tidak lagi punya akses ke proyek duniawi, dan tidak lagi punya akses yg dapat menghasilkan keuntungan materi, maka ia tidak lagi mau setia dengan Imamnya tersebut.
3. Dampak kerusakan dari golongan yang hanya setia kepada Imammnya jika ia diberi dunia sangatlah besar. Pertama dampak dalam skala internal kaum muslimin itu sendiri yang dapat terpecah belah sehingga menghilangkan kekuatan ummat, yang tentunya berpotensi membuat musuh2 ummat menjadi semakin berani memperdaya kaum muslimin. Kedua ; dampak pada keikhlasan para da’i yang kemudian terkontaminasi dengan warna duniawi pada setiap amaliyahnya. Jika ada dunia ia ikut, namun jika tidak ada dunia, ia mundur teratur atau bahkan membuat barisan sendiri, dengan beragam corak dan “cassing”nya. Ketiga dampak kekalahan akibat obesisi dunia, sebagaimana Nabi Saw bersabda, “Barangsiapa yang keinginannya hanya kehidupan akhirat maka Allah akan memberi rasa cukup dalam hatinya, menyatukan urusannya yang berserakan dan dunia datang kepadanya tanpa dia cari, dan barangsiapa yang keinginannya hanya kehidupan dunia maka Allah akan jadikan kemiskinan selalu membayang-bayangi di antara kedua matanya, mencerai beraikan urusannya dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sekedar apa yang telah ditentukan baginya.” (HR. Tirmidzi, no 2389).
4. Sedangkan dampak ukhrawi dari seseorang yg setia pada seorang Imam dalam berjuang jika mendapatkan dunia, lalu ia berpaling ketika dunia tak lagi dalam jangkauannya adalah sebagai berikut ; Pertama, Allah Swt tidak sudi berbicara kepadanya pada Hari Kiamat. Kedua, Allah tidak akan mengampuni dosa-dosanya. Ketiga ; Allah Swt akan memberinya siksa yang pedih. Na’udzubillah Min Dzalik.
Semoga Allah Swt hindarkan kita semua dari sifat dan sikap yg seperti itu. Amiiin Ya Rabbal Alamiiin…
Wallahu A’lam
Rikza Maulan, Lc, M.Ag.