Ketika Kesultanan Utsmaniyah Selamatkan Warga Kristen Irlandia dari Kelaparan

Kesultanan Utsmaniyah

Ngelmu.co – Tak sedikit yang menilai kisah Kesultanan Utsmaniyah sebagai ancaman. Cara bernegara yang menakutkan. Hingga anggapan, kekhalifahan Ottoman sebagai hal yang nista, menghina, dan merendahkan. Dunia, termasuk Indonesia, tak hentinya disuguhi kesan, seolah kekuasaan politik Islam itu menakutkan, penuh penyimpangan, bahkan kejam.

Kisah Kesultanan Utsmaniyah kepada Irlandia

Namun, benarkah demikian? Apakah kekuasaan tersebut jauh dari rasa toleransi kepada pihak lain yang berbeda keyakinan atau agama? Bagaimana dengan kisah Kesultanan Utsmaniyah yang menyelamatkan warga Kristen Irlandia, dari kelaparan?

Begini, sebenarnya, tudingan ini sama dengan demokrasi dan sistem pemerintahan ala barat masa kini, yang sudah terbukti memakan korban jutaan orang.

Tak hanya pembantaian manusia dalam sejarah, dua perang dunia serta penjahan model penghisapan pun telah meletus karenanya.

Salah satu contoh dari nilai ideal dalam praktik kekuasaan Ottoman, telah dilakukan oleh Sultan Abdul Majed yang bertahta di Turki, sekitar dua abad silam.

Ternyata, ia tak segan memberi sumbangan kepada negara lain, meski jaraknya jauh, dan penduduknya bukan Muslim. Negara apa yang dimaksud? Irlandia.

Saat itu, terjadi bencana ‘Great Famine’—Kelaparan Besar—Sultan Turki langsung memberikan peranannya.

Irish Potato Famine

Orang Irlandia sendiri, mengenal zaman susah ini, sebagai Irish Potato Famine (Kelaparan Kentang di Irlandia). Peristiwa ini terjadi, tepatnya sekitar 160 tahun lalu.

Memang, Irlandia bukan negara Islam, penduduknya pun beragama Kristen, tapi Sultan Abdul Majeed, secara pribadi, dengan lapang hari menawarkan bantuan senilai 10.000 pound.

Surat ucapan terima kasih kepada Sultan Turki Abdul Majeed dari rakyat Irlandia.

Padahal, saat itu usianya baru menginjak 23 tahun. Namun, sikapnya membawa Kesultanan Utsmaniyah mendapat reputasi kedermawanan, di seluruh dunia.

Langkah Sultan membantu Irlandia yang berada di bawah kekuasaan Inggris, membuat para diplomat Inggris di Turki menasihatinya. Tindakan Sultan, dinilai akan menyinggung banyak orang, termasuk Ratu Victoria.

Baca Juga: Makna Toleransi yang Sesungguhnya dari Kacamata KH Syukron Ma’mun

Maka diplomat Inggris yang ada di Istanbul Welesley menyarankan, agar Sultan Abdul Majeed, menyumbangkan setengah dari jumlah sumbangannya. Tepatnya, jangan melebihi sumbangan Ratu Inggirs, yakni senilai dua ribu pound.

Cara Lain Kesultanan Utsmaniyah Bantu Irlandia

Tetapi Sultan menemukan cara lain untuk membantu kelaparan akut di Irlandia. Secara diam-diam, ia mengirimkan lima kapal penuh makanan ke kota Drogheda, pada Mei 1847.

Di situlah, penduduk setempat yang beragama Kirsten, mulai akrab dengan simbol-simbol Islam, seperti bulan sabit dan bintang.

Lambang tersebut pun mulai dikenal warga kota, ketika armada kapal bantuan dari Kesultanan Utsmaniyah datang.

Mungkin banyak orang yang kurang percaya, bila Sultan Turki bersikap dermawan kepada umat beragama lain, yang tinggal jauh dari negaranya.

Namun, hal ini tak bisa dibantah, karena banyak bukti serta klaim yang mendukung, bahwa Sultan memang baik budinya.

Di antaranya dalam artikel surat kabar pada masa itu, sepucuk surat dari Irlandia yang secara gamblang berterima kasih kepada Sultan Abdul Majeed, atas bantuannya.

Seorang Sultan yang Baik Hati

Bahkan, sebuah jurnal agama yang terbit di Inggris, menerbitkan artikel berjudul, ‘Seorang Sultan yang Baik Hati’.

Dalam artikelnya penulis mengatakan, untuk pertama kalinya seorang penguasa Mohammedan, mewakili populasi Islam yang beraneka ragam, secara spontan mewujudkan simpati hangat dengan negara Kristen.

Surat penghargaan dari bangsawan dan orang-orang Irlandia, kepada Sultan Ottoman, juga ada di arsip Istana Topkapi hari ini.

Dilansir Republika, sebuah artikel di aa.com, dari Drogheda Irlandia misalnya, mengisahkan:

Ribuan mil jauhnya, di ibu kota Ottoman Istanbul, Sultan Abdulmejid I, disadarkan akan penderitaan manusia yang luar biasa, ketika dokter giginya yang datang dari Irlandia, memberitahu tentang situasi putus asa tersebut.

Dengan cepat, Sultan langsung menawarkan 10.000 pound, untuk membantu orang-orang Irlandia yang kelaparan.

Tetapi penasihat Ratu Victoria di London, menolak untuk menerima tawaran apa pun yang melebihi bantuan raja, yakni 2.000 pound saja.

Enggan Memangkas Dana

Enggan memangkas dana bantuannya, Sultan Abdulmejid, awalnya mengirim 1.000 pound. Namun, ia berkeinginan kuat, memberikan bantuan lebih banyak sebagai bentuk kemanusiaan.

“Dia sangat ingin melakukan lebih banyak, dan itulah sebabnya dia memerintahkan tiga kapal untuk membawa makanan, obat-obatan, dan keperluan mendesak lainnya ke Irlandia,” kata Levent Murat Burhan, duta besar Turki di Dublin.

Kesultanan Utsmaniyah
Sultan Abdul Majeed, penguasa Turki yang dermawan.

Dilansir kantor berita Turki, Anadolu, Burhan mengatakan, operasi bantuan bersejarah itu dilakukan secara diam-diam, karena angkatan laut Inggris, tak akan mengizinkan kapal asing berlabuh di pelabuhan, baik di ibu kota Dublin, pun Cork.

“Jadi kapal-kapal Ottoman, harus melakukan perjalanan lebih jauh ke utara, dan mengirimkan bantuan ke pelabuhan Drogheda,” jelas Burhan.

Kedermawanan Kesultanan Utsmaniyah Masih Diingat

Bantuan itu dikirim ke dermaga Drogheda, di pantai Sungai Boyne, maka di tempat itulah, kedermawanan Kekaisaran Ottoman, masih diingat oleh penduduk setempat, hingga 173 tahun kemudian.

Pengunjung museum Dublin, bisa menemukan peringatan serta informasi tentang bantuan tak terlupakan dari Turki Ottoman.

Namun, sebuah plakat di dinding sebuah bangunan pusat Drogheda, diresmikan pada tahun 1995 oleh Wali Kota Alderman Godfrey, dan Duta Besar Turki untuk Irlandia, Taner Baytok, berbunyi:

“The Great Irish Famine tahun 1847, untuk mengenang dan mengakui kemurahan hati Rakyat Turki terhadap Rakyat Irlandia”.

Selama kunjungan 2010 ke Ankara, Presiden Irlandia saat itu, Mary McAleese menyampaikan rasa terima kasih dari rakyat Irlandia, atas bantuan tersebut.

“Orang-orang Drogheda, telah memasukkan ke dalam lambang mereka, lambang indah Anda sendiri, bulan sabit indah dan bintang, masih ada di sana hingga hari ini”.

Lambang Klub Sepak Bola

Lambang bulan sabit Turki dan bintang, memang dapat terlihat di seluruh kota, yang paling terkenal adalah lambang di tim sepak bola lokal, Drogheda United.

Terlepas dari plakat rasa terima kasih di pusat kota, bulan sabit dan bintang, di-ukir pada batu dan dilukis di dinding.

Lambang Klub Sepak Bola Drogheda United yang ikut liga primer Irlandia.

Tapi mungkin, bukti paling signifikan dari bantuan dan rasa terima kasih lokal, tertulis dalam surat yang ditandatangani oleh pejabat tinggi setempat, Drogheda.

Dengan bangga, Duta Besar Burhan menunjukkan kepada kantor berita Turki, Anadolu Agency, mengenai salinan surat itu di kamar resminya, di Dublin, berbunyi:

“Kami, sebagai bangsawan Irlandia, pejabat tinggi dan rakyat, menyampaikan rasa terima kasih kami kepada Sultan Ottoman, atas bantuannya yang murah hati kepada kami, karena bencana kelaparan. Tidak dapat dihindari, bahwa kami meminta bantuan negara lain untuk menyingkirkan ancaman dan kelaparan, hingga kematian”.

“Jawaban yang diberikan kepada panggilan bantuan, dengan murah hati oleh Sultan Ottoman, juga telah menjadi contoh, bagi negara-negara Eropa. Berkat perilaku yang akurat ini, kami mengucapkan terima kasih atas nama mereka, dan berdoa untuk Sultan Ottoman dan negaranya, untuk tidak menghadapi bencana seperti yang kita hadapi”.

Manusiawi, Murah Hati

Sebuah artikel berjudul ‘A Benevolent Sultan’, yang ditulis dalam jurnal agama, juga memuji kemurahan hati Abdulmejid.

“Untuk pertama kalinya seorang penguasa [Muslim] Mohammad, yang mewakili populasi Islam yang beraneka ragam, secara spontan memanifestasikan simpati hangat dengan negara Kristen,” tuturnya.

“Semoga simpati seperti itu, dalam semua amal kemanusiaan umat manusia yang sama, dipupuk, dan untuk selanjutnya, dapat dipertahankan antara para pengikut bulan sabit dan salib,” sambungnya.

Jurnal nasionalis Irlandia juga merayakan pendekatan kedermawanan Sultan, terhadap kelaparan Irlandia, dan menyebut Abdulmejid sebagai ‘pria baik, manusiawi, dan dermawan’.

“Seorang yang percaya pada Mohammedanisme [Islam], dia bertindak dalam semangat sejati, memberi contoh yang akan ditiru oleh banyak orang Kristen, untuk ditiru dengan baik,” ujarnya.

Putra Irlandia sekaligus novelis legendaris, James Joyce, bahkan menyebut bantuan Abdulmejid, dalam karya besarnya, Ulysses.

“Bahkan Grand Turk mengirim piasternya pada kami,” kata salah satu karakter di buku itu, mengkritik kurangnya bantuan dari Inggris, selama masa-masa sulit.

Terjalin Hubungan Baik

Duta Besar Burhan, telah mengunjungi Drogheda beberapa kali, dan mendapat sambutan hangat dari politisi setempat.

Memang, rasa hormat dan cinta untuk orang Turki masih ada. Ia ingat balapan amal dengan Frank Geoffrey, yang saat itu menjabat wali kota Drogheda.

“Dia pulang dan membawa bendera Turki untuk menjalankannya,” jelas Burhan, yang senang melihat wali kota menyimpan bendera Turki di rumahnya.

Ia juga mengatakan, kedutaan sedang merencanakan pertandingan sepak bola amal, antara Drogheda United dan Trabzonspor, tim Liga Super Turki, dari Black.