Ketika Pemuda Sholeh Menjawab Pertanyaan Wanita Gaul

Pemuda Sholeh

Ngelmu.co – Ketika pemuda sholeh menjawab pertanyaan wanita gaul. Sebelumnya, wanita itu lebih dulu bertanya kepada sang pemuda:

Ketika Pemuda Sholeh Menjawab Pertanyaan Wanita Gaul

Wanita: Kenapa sih kamu enggak mau bersentuhan tangan denganku? Emangnya aku ini hina, ya?

Pemuda: Bukan begitu, Mbak. Justru saya lakukan itu, karena saya sangat menghargai, Mbak, sebagai seorang wanita.

Wanita: Maksudmu?

Pemuda: Coba saya tanya sama, Mbak, apakah boleh seorang rakyat jelata menyentuh tangan putri keraton yang dimuliakan?

Wanita: (Sambil mengernyitkan dahi) T … tentu gak boleh sembarangan dong!

Pemuda: Nah, Islam mengajarkan bagaimana kami menghormati semua wanita, layaknya ratu yang saya ceritakan tadi. Hanya pangeran saja yang layak menyentuh tuan putri.

Wanita: (Sambil agak malu) Oh … terus kenapa sih mesti pakai menutup tubuh segala? Pakai kerudung lagi, ‘kan jadi gak keliatan seksinya?

Perumpamaan

Pemuda: (Membuka sebuah rambutan, lalu memakannya sebagian, dan mengambil sebuah lagi, sambil menyodorkan dua buah rambutan itu, pada wanita tersebut)

“Kalau Mbak harus memilih, pilih rambutan yang sudah saya makan, atau yang masih belum terbuka?” tanyanya.

Wanita: (Sambil keheranan dan sedikit merasa jijik) Ih, ya jelas saya pilih yang masih utuh-lah, mana mau saya makan bekas, Mas.

Pemuda: (Sembari tersenyum) Tepat sekali, semua orang pasti memilih yang utuh, bersih, terjaga. Begitupun dengan wanita. Islam mensyariatkan wanita untuk berhijab dan menutup aurat, semata-mata untuk kemuliaan wanita juga.

Wanita: Terima kasih, ya. Aku semakin yakin untuk berhijab dan menutup aurat, Islam memang sangat memuliakan wanita. Ngomong-ngomong, Mas sudah punya pacar belum?

Pemuda: Mmm.. Saya belum punya, dan bertekad tidak akan punya pacar.

Wanita: (Kebingungan) Lho, kenapa? Bukannya semua muda-mudi sekarang punya temen istimewa?

Perumpaan Lain …

Pemuda: Begini, Mbak. Kira-kira, kalau Mbak diberi hadiah handphone, ingin yang bekas atau yang masih baru?

Wanita: Ya jelas yang baru-lah.

Pemuda: Kalau suatu saat Mbak menikah, mau pakai baju loakan yang harganya Rp50.000 untuk tiga potong, atau gaun istimewa yang harganya Rp20 juta ke atas?

Wanita: Ih, Mas ini. Ya pasti saya pilih gaun istimewa, mana mau saya pakai baju loakan, sudah bekas dipegang orang, gak steril lagi.

Pemuda: Nah, begitu juga Islam memandang pacaran, Mbak. Kami, diajarkan untuk menjunjung ikatan suci bernama pernikahan.

Menjadi pasangan yang saling mencintai karena Allah, yang menjaga kesucian dan kehormatan dirinya sebelum akad suci itu terucap.

Karena kami hanya ingin mempersembahkan yang terbaik untuk pasangan kami kelak.

Wanita: (Hatinya berdebar-debar tak menentu, kata-kata pemuda tadi menjadi embun bagi hatinya yang selama ini hampa. Matanya pun menetes)

“Mas, aku semakin merasa banyak dosa. Masihkah ada pintu taubat untukku dengan semua yang sudah aku lakukan?” tanya sang wanita.

Pemuda: (Matanya berbinar, perkataannya berat) Mbak, jika-lah diibaratkan seorang musafir, seperti kehilangan unta beserta makanan dan minumannya di gurun pasir yang tandus.

Maka, kebahagiaan Allah menerima taubat hamba-Nya, lebih besar dari kebahagiaan musafir yang menemukan untanya kembali.

Kalau-lah kita datang dengan membawa dosa seluas langit, Allah akan mendatangi kita dengan ampunan sebesar itu juga. Maa Syaa Allah.

Wanita: (Berderai air matanya, yang kemudian segera ia usap) Terima kasih, Mas, saya banyak mendapatkan pencerahan hidup. Semoga saya bisa berubah lebih baik.

Pemuda: Aamiin allahumma aamiin.

Wallahu a’lam.

Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci. Aamiin.