Ketua PP GP Ansor: Surat Keberatan Terhadap Ust. Hanan Attaki Dibuat Tanpa Koordinasi

Ngelmu.co – Muncul polemik, akibat Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser—badan otonom NU dari Gerakan Pemuda Ansor) kota Tegal, melayangkan surat keberatan, terhadap acara Ustadz Hanan Attaki (UHA), bertajuk Sharing Time, di Hotel Bahari Inn, Ahad (7/7) kemarin. Menanggapi hal tersebut, Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas pun menyampaikan permintaan maaf.

Surat keberatan tersebut, menurut Yaqut, dibuat tanpa koordinasi dengan pihaknya. Maka itu, ia mengatakan akan memberikan teguran kepada pengurus cabang GP Ansor Tegal.

Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas

“Kami akan menegur, karena sikap yang diambil tanpa komunikasi dengan struktur di atasnya,” ujarnya, seperti dilansir dari Tempo, Senin (8/7).

Sebelumnya, Jumat (5/7), GP Ansor Tegal melayangkan surat keberatan atas kehadiran UHA, kepada Kepolisian Resor Kota Tegal. Pihaknya menilai UHA sebagai sosok yang kontroversial.

Meski akan menegur GP Ansor Tegal, Yaqut menilai surat keberatan yang dilayangkan adalah hal yang wajar. Namun, ia tetap menyangkal bahwa pihaknya mengerahkan massa untuk membubarkan kegiatan tersebut.

Menurutnya, ada pihak yang ingin memperburuk citra GP Ansor dengan mengembuskan isu, bahwa mereka membubarkan acara.

“Saya duga ada pihak yang tidak senang dengan GP Ansor, dan sedang memperkeruh suasana,” pungkas Yaqut.

Sebelumnya, sebagai Ketua Banser kota setempat, Imam Kharomaeni mengaku telah menandatangani surat keberatan atas kehadiran UHA sebagai pembicara dalam acara pengajian.

Alasannya, selain mengandung unsur provokatif, ceramah UHA juga dinilai kontroversial. Dan salah satu yang dipermasalahkan adalah ucapannya yang pernah menyebut Nabi Musa as sebagai premannya para nabi.

Padahal, melansir akun Instagram pribadi UHA, ia sudah mengklarifikasi hal tersebut, dan meminta maaf atas kesalahannya dalam menyampaikan pesan. Ia pun mengakui, jika ada kekeliruan dalam memilih diksi ‘preman’ tersebut.

“TABAYYUN. Terima kasih sebesar-besarnya untuk teman-teman yang sudah mensupport moril untuk saya. Kalian terbaik. Dan juga makasih buat teman-teman yang sudah mencintai saya dengan memberi nasihat. Nasihat itu adalah hadiah bagi seorang Muslim. Tetap jaga budaya santun, husnuzon, nojudgement, dan respect,” tulis @hanan_attaki pada caption unggahan video permintaan maafnya, Sabtu (21/7/2018).

“Intinya, preman yang saya maksud adalah JAGOAN … JAWARA … dan mungkin kita tidak perlu menilai pesannya dari hanya satu kata. Walaupun tetap ada kekeliruan di situ. Sekali lagi, maaf dan terima kasih ya,” pungkas UHA.