Berita  

Ketum Tanya Sumbangsih Milenial untung Bangsa, PDIP: Maksud Ibu Mega Tentu Baik

PDIP Megawati Sumbangsih Milenial

Ngelmu.co – Politikus PDIP, Andreas Hugo Pareira, menjelaskan maksud dari pernyataan Ketua Umum partainya, yakni Megawati Soekarnoputri, yang sempat menanyakan sumbangsih kaum milenial untuk Indonesia.

“Maksud Ibu Mega, tentu baik, agar generasi muda Indonesia, kini tetap menjiwai semangat perjuangan generasi pemuda perintis kemerdekaan yang dengan keberanian, komitmen, dan kerja keras, melawan imperialisme kolonialisme pada jamannya,” tuturnya.

Keluarnya pernyataan Mega, kata Andreas, tak lain karena Presiden ke-5 RI, itu, berharap generasi muda–milenial–tak hanya menuntut sesuatu kepada negara, tapi juga bisa bekerja keras memajukan bangsa.

“Sebagai negarawan senior di Republik ini, Ibu Mega, tentu sangat berharap agar generasi muda Indonesia, untuk menghindari budaya instan, yang menuntut dan hanya mau menerima.”

Demikian jelas Andreas, melalui pesan singkat, mengutip CNN, Kamis (29/10).

Milenial, sambungnya, harus tetap memperlihatkan etos perjuangan sekaligus komitmen untuk memajukan bangsa.

Sehingga Indonesia, bisa lebih disegani dan terhormat, pada era kompetisi global yang memiliki banyak tantangan.

Namun, ketika pertanyaan berlanjut ke pengaruh apa yang akan partainya dapat pada Pemilu 2024 mendatang, setelah Mega, dianggap telah menyinggung para milenial, Andreas, tak menjawab.

Baca Juga: Sekjen PDIP Hasto Tegaskan Jika Rezim Jokowi Tidak Represif

Sebagai informasi, sebelumnya, Mega, menanyakan peran serta sumbangsih milenial untuk negara, selain berunjuk rasa.

“Apa sumbangsih kalian untuk bangsa dan negara ini? Masa hanya demo saja? Nanti saya di-bully, saya enggak peduli.”

Demikian tuturnya, dalam acara peresmian kantor DPP PDIP secara virtual, Rabu (28/10) kemarin.

“Yang mau demo-demo, ngapain sih kamu demo-demo? Kalau enggak cocok, pergi ke DPR, di sana ada yang namanya rapat dengar pendapat, itu untuk terbuka bagi aspirasi kalian,” sambung Mega.

Mendengar pernyataan itu, para demonstran milenial (1981-2000, berdasarkan Biro Sensus AS), justru mempertanyakan balik sumbangsih Mega, yang mengkritik unjuk rasa tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja.

Mahasiswa Universitas Nasional, Abia Indou (29), misalnya. Ia, menyayangkan pernyataan Mega, dan menjelaskan bahwa aksi unjuk rasa itulah sumbangsih kalangan muda, untuk Indonesia.

“Jika menyebut gerakan kami, gerakan yang tidak berasal dari hari nurani, itu bullshit [omong kosong], karena ini perjuangan murni untuk bangsa Indonesia,” tegas Abia.