Berita  

KH Cholil Nafis Sayangkan Istiqlal Tak Gelar Sholat Idulfitri

Cholil Nafis Istiqlal Idul Fitri

Ngelmu.co – KH Cholil Nafis, menyayangkan keputusan pengurus Masjid Istiqlal yang menyatakan tak akan menggelar sholat Idulfitri 1442 Hijriah.

“Sungguh disayangkan, kenapa tidak melaksanakan shalat Idulfitri,” tuturnya, melalui akun Twitter pribadi, @cholilnafis, Selasa (11/5) kemarin.

“Padahal, shalat Jum’at dapat dilaksanakan dengan baik, dengan protokol kesehatan. Tinggal diperketat saja protokol kesehatannya,” imbuhnya.

Ia menyampaikan pernyataan tersebut sembari melampirkan tautan berita, berjudul, ‘Tiadakan Sholat Idul Fitri, Begini Penjelasan Imam Besar Masjid Istiqlal’.

Publik pun merespons cuitan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu.

“Dalam pikiran saya juga begitu, Yai. Apa bedanya kita bisa gelar shalat Jumat atau shalat tarawih, tapi giliran shalat Idul Fitri jadi enggak bisa,” kata @indrasaja01.

“Jaga jarak sudah, masker sudah, cuci tangan sudah. Semoga saja ada solusi yang lebih baik lagi. Inshaa Allah,” sambungnya.

Sementara menurut akun @basalemax, “Sebagai masjid yang dikelola negara, mereka menyiratkan.”

“Bahwa, negara tak mampu dan tak punya wibawa memberikan aturan kepada rakyatnya untuk nyaman beribadah, yang waktunya paling satu jam-an,” lanjutnya.

Lebih lanjut, pemilik akun @Viechar_Zoel, menyarankan, “Bikin aplikasi untuk pendaftaran online sholat Idulfitri. Orangnya sudah ditentukan berapa jumlahnya.”

Baca Juga: Kata Imam Besar Masjid Istiqlal soal ‘Semua Umat Beragama Harus Boleh Datang’

Sebelumnya, Imam Besar KH Nasaruddin Umar, mengabarkan bahwa tahun ini, Masjid Istiqlal tak menyelenggarakan sholat Idulfitri.

Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan belum berakhirnya pandemi COVID-19 di Indonesia.

“Sesuai dengan keputusan dalam rapat, Istiqlal tidak menyelenggarakan sholat Idulfitri di tahun ini.”

Demikian ujar Nasaruddin, Selasa (11/5) kemarin. Keputusan itu juga merupakan hasil simulasi serta koordinasi.

Antara pihak Istiqlal dengan Dewan Pengarah BPMI, yang anggotanya meliputi Menko PMK Muhajir Effendy dan Menteri Sekretariat Negara Pratikno.

Termasuk Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, dan Ketua MUI Miftachul Akhyar.

Meski dibatasi hanya 10 persen dari kapasitas masjid [250 ribu jemaah], kata Nasaruddin, tetap akan menimbulkan kerumunan.

“Mengingat Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar se-Asia Tenggara, 10 persen dari kapasitas masjid bukan jumlah yang sedikit,” tuturnya.

“Jika ada ribuan jemaah yang datang, nanti mereka pasti akan melewati tangga atau jalur yang sama, dan hal itu dikhawatirkan akan menjadi sebab terjadinya penyebaran virus COVID-19,” jelas Nasaruddin.

Atas keputusan tersebut, ia juga meminta maaf kepada jemaah sekaligus mendoakan, agar pandemi segera berakhir.

Sehingga umat senantiasa dapat melaksanakan sholat berjemaah dengan aman dan nyaman.

“Kita tahu, jemaah sudah merindukan untuk melakukan sholat di sini, tapi keadaan belum memungkinkan,” kata Nasaruddin.

“Semoga ke depan, kita bisa segera melaksanakan sholat berjemaah di Masjid Istiqlal,” imbuhnya.

Di akhir, Nasaruddin juga berterima kasih kepada jemaah yang selama Ramadhan ini beribadah di Masjid Istiqlal.

Pasalnya, mereka menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin.

“Terima kasih kepada masyarakat semua yang senantiasa mematuhi protokol kesehatan di Masjid Istiqlal,” ucap Nasaruddin.

“Karena sejak diselenggarakannya ibadah selama Ramadhan di Masjid Istiqlal, tidak ada isu adanya klaster baru,” pungkasnya.