KH Saifuddin Amsir, Ulama Kharismatis Betawi Meninggal Dunia

 

Umat Islam berduka. Seorang ulama kharismatis asli Betawi KH Saifuddin Amsir meninggal dunia, Kamis, (19/07/2018) pukul 01.00 WIB di RS Omni Rawamangun, Jakarta Timur. Almarhum dikenal juga sebagai ulama yang ikut beraksi dalam 212 meski harus menggunakan kursi roda.

Dikutip dari NU.Or.Id , nama asli almarhum Saifuddin bin Amsir Naiman al-Batawiy. lahir di Jakarta, pada tanggal 31 Januari 1955, tumbuh dan besar di sebuah keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya, Bapak Amsir Naiman, seorang guru mengaji di kampung tempat tinggalnya, Kebon Manggis, Matraman. Sedangkan ibunya, Nur’ain, seorang ibu rumah tangga.

Sepanjang hidupnya, almarhum berdakwah. Sehari-hari, almarhum menggawangi berbagai majlis ta’lim yang tersebar di seantero Jakarta. Praktis hari-harinya penuh jadwal pengajian di hampir 20 majlis ta’lim yang berada di berbagai pelosok Jakarta.

KH Saifuddin Amsir juga dikenal sebagai ulama yang cerdas. Beberapa karya yang telah diraciknya dari pelbagai literatur klasik karangan para sarjana masa lalu merupakan bukti kecerdasan dan keluasan ilmunya.

Beberapa karyanya antara lain: 1) Tafsir Jawāhir al-Qur’ān (empat jilid), 2) Majmū’ al-Furū’ wa al-Masāil (tiga jilid), dan 3) al-Qur’ān, I’jazan wa Khawāshan, wa Falsafatan. Karya yang disebut terakhir ini merupakan magnum opus/masterpiece(karya besar) Kiai Amsir yang telah diteliti oleh para sarjana dalam dan luar negeri.

Sebab, selain beraliran tafsir falsafi, kitab ini merupakan racikan dari beberapa tema dari kitab Jawāhir al-Qur’ān (hlm. 1-140), al-Dzahāb al-Ibrīz fi Khawāsh al-Qur’ān al-Aziz (142-172), Qānūn al-Ta’wī(173-184). Ketiganya karya Hujjat al-Islām Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazāli ath-Thūsī asy-Syāfi’ī.

Kitab ini juga terinspirasi dari beberap kitab. Antara lain Fadhāil al-Qur’ān karya Syeikh al-Hāfidz Ibn Katsir (hlm. 175-312), ‘Ajāib al-Qur’ān karya Syeikh Fakhruddin al-Rāzī (hlm. 313-475), dan al-Dur al-Nadzim fi Khawāsi al-Qur’ān al-Karīm karya Imam al-Yafi’i (hlm. 477-623). Komentar (syarah) yang ditulis Kiai Saifuddin Amsir menyertai tiap bahasan yang dinukil dari kitab-kitab tersebut.

Dalam menyusun karyanya, Rais Syuriah PBNU ini memilih karya-karya Imam al-Ghazali sebagai rujukan yang sangat representatif dalam membahas tema-tema terkait dengan I’jāz (Kemukjizatan), Khawā(Kekhususan), dan Falsafat (Filosofi) al-Qur’an. Dalam daftar pustaka karangannya, disebutkan al-Ghazali memiliki karya tafsir sebanyak 30 jilid.

KH Saifuddin Amsir merupakan mujahid 212 yang menyuarakan untuk menghukum Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang telah menistakan agama Islam. Dalam kondisi sakit, di atas kursi roda, almarhum ikut terlibat aksi 212.