Opini  

Kisah David Fong Melawan Arus di Pilpres 2019

 

Nama Saya David Fong,

Saya bukan siapa siapa, hanya rakyat biasa, saya hanya seorang pemuda keturunan chinese dan beragama non muslim (double minorities) sebagai minoritas seharusnya jika saya mau aman, tentram dan tidak harus capek beradu argumen, dihina maupun di ejek oleh lingkungan sekitar saya harusnya saya memilih untuk mendukung 01 (Jokowi-Maaruf) dalam pilpres 2019 ini, atau tidak saya diam dan tidak usah komen komen politik di social media atau menyatakan dukungan dimanapun. Tapi hati dan kewarasan saya menentang untuk sekedar cari aman dan mengikuti arus di sekeliling saya.

Saya penggemar pak Prabowo sejak 2009, pertama saya melihat iklan beliau di TV lalu kemudian saya mulai research kecil kecilan dan mengenal beliau dari beberapa tulisan dan video video tentang beliau, entah mengapa saya mulai menyukai beliau, saya suka kepribadian beliau yang berlatar belakang militer, ketegasan dan konsistensi merupakan ciri khas beliau yg saya suka. Selain itu ide, visi beliau yg besar tentang Indonesia untuk menjadikan Indonesia Negara yg disegani dunia lagi, menjadi Macan Asia bahkan Macan Dunia. Beliau juga sangat nasionalis mencintai Negeri ini, melebihi cinta beliau terhadap dirinya sendiri. Di 2019 ini, beliau tetap orang yg sama dan konsisten dg dirinya, saya melihat tidak ada yg berubah dari diri beliau sejak 2009 atau 10 tahun yg lalu.

Balik lagi ke Pilpres 2019, saya bukan orang yg fanatik kepada sosok beliau, tapi saya fanatik terhadap Ide, Visi besar dan gaya kepemimpinan beliau, kebetulan saja sejak 2009 beliau belum diberi kesempatan melaksanakan visi dan ide besar beliau. Oleh karena itu saya berjuang melawan arus disekeliling saya (keluarga dan teman teman) untuk ikut berjuang untuk memberikan beliau kesempatan untuk melaksanakan ide dan visi besar beliau. Jika beliau gagal dan khianat? Saya akan menjadi orang pertama yg berteriak untuk bilang “Ganti Presiden” jika beliau memimpin suatu saat nanti.

Harus diakui sejak Pilkada DKI 2017, isu identitas agama sangat santer di setiap perhelatan perpolitikan Indonesia. Sejak SMA hingga kuliah saya kebetulan tinggal di Manado, Sulawesi Utara, saya merantau kesana untuk menuntut ilmu dan belajar. Manado adalah daerah dg mayoritas kristen, pada pilkada DKI 2017 banyak sekali orang Manado yg mengidolakan sosok AHOK, mungkin sebagian dari mereka merasa terwakili dengan adanya pejabat publik di ibukota daerah mayoritas Muslim. Demam ahok sangat menggema di Manado, kebetulan saya disana waktu pilkada DKI. Banyak yg mulai membenci Anies itu berimbas kepada Prabowo yg mengusung Anies untuk melawan Ahok. Puncaknya adalah ketika Ahok di vonis untuk dihukum 2 tahun penjara banyak orang yg manado yg marah kepada Prabowo and the gank yg dianggap paling bertanggung jawab. Saya yg sejak 2010 di Manado mempunyai banyak teman, kerabat dan saudara di Manado, itulah kenapa saya bilang saya melawan arus besar disekeliling saya.

Banyak teman teman yg mulai mencibir, menghina, mengejek saya ketika mereka tahu saya mengidolakan Prabowo. Pertanyaan pertanyaan seperti ini sering saya dapatkan? Emang lu mau Indonesia jadi Negara Islam? Emang lu mau gereja gereja ditutup? Emang lu mau kita gk bisa bebas lagi beribadah? Emang lu mau Pancasila diganti dg Khilafah? Saya hanya tersenyum menghadapi pertanyaan tersebut, saya yg kenal Pak Prabowo dan tahu latar belakang beliau tertawa dg tuduhan tuduhan diatas. Bagaimana mungkin seorang yg sejak 18 tahun disumpah untuk taat kepada NKRI, UUD, Pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika bersedia menjadikan Indonesia menjadi negara islam. Hampir semua keluarga beliau juga non muslim, kakak beradik beliau, keponakan keponakan beliau semua non muslim. Hanya beliau sendiri yg muslim, apakah beliau mau menghancurkan keluarganya sendiri? Itu pikiran pikiran yg konyol menurut saya, tapi banyak dipercayai oleh kebanyakan Non muslim di Indonesia.

Itulah alasan saya melawan arus disekitar saya, dengan resiko dihina, diejek, dan dijauhi oleh keluarga dan teman dekat saya. Saya ingin mereka memilih menggunakan akal sehat bukan menggunakan sentimen agama atau ketakutan ketakutan yg mengada ada. Saya sering katakan kepada semua teman teman dan keluarga saya silahkan anda tidak memilih Prabowo tapi tolong jangan dengan 2 alasan ini, Prabowo ingin mendirikan negara khilafah dan menindas minoritas. Kenapa? Karena kedua alasan itu adalah fitnah yg keji terhadap beliau dan diluar akal sehat.

Bagi mereka saya adalah seorang yg tidak waras, bagaimana mungkin seorang non muslim dan chinese mendukung mati matian Prabowo. Tapi bagi saya ini adalah perjuangan saya dan sedikit sumbangsih saya terhadap negeri ini untuk merawat kewarasan dan akal sehat. Tidak peduli apapun resikonya.

Bagi saya Prabowo adalah solusi untuk negeri ini, Prabowo adalah alat kita untuk menjadi Negara yg disegani oleh Negara lain.

Salam Akal Sehat

David Fong