Kisah ‘Firaun Modern’ Turki Kemal Ataturk, Tokoh Sekuler yang Makamnya Dikunjungi Presiden RI

Kemal Ataturk

Saat berkunjung ke Turki, Presiden RI Joko Widodo meletakkan karangan bunga berwarna merah putih di persemayaman Presiden Pertama Turki Mustafa Kemal Ataturk di Anitkabir atau yang lebih dikenal sebagai Mausoleum Ataturk. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo tiba di Kompleks Mausoleum Ataturk di Ankara, Kamis (7/7/2017) pada sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

Presiden Jokowi dikawal oleh pasukan terbaik Turki dalam prosesi peletakan bunga di makam Bapak Pendiri Turki yang dikenal kebijakan sekulernya tersebut. Presiden hadir bersama rombongan termasuk para menteri yang berbaris di belakang Presiden dipandu tentara Turki.

Mereka menaiki anak tangga menuju tempat persemayaman Presiden Ataturk. Presiden kemudian meletakkan karangan bunga merah putih tersebut dibantu dua tentara Turki. Setelah itu, Presiden dan rombongan yang hadir mengheningkan cipta sejenak kemudian menuju anak tangga untuk berfoto bersama.

Presiden lalu menuju semacam kantor Mausoleum untuk menandatangani buku tamu. Ibu Negara yang mengenakan kebaya warna ungu mendampingi Presiden saat usai mengisi buku tamu tersebut.

“Hari ini saya berkunjung ke Mausoleum Attaturk di Ankara, dan meletakkan karangan bunga merah putih di atas makam Mustafa Kemal Attaturk, Presiden pertama Republik Turki. Almarhum Attaturk wafat di tahun 1938 tapi namanya tetap dikenang sebagai pendiri Republik Turki,”kata Presiden melalui akun facebooknya.

Kontroversi Ataturk

Makam Ataturk.

Dalam sejarah bangsa Turki, meski Ataturk adalah presiden pertama, saat Mustafa Kemal Ataturk meninggal dunia, tidak seorang pun yang memandikan, mengafani dan menyolatkan mayatnya. Mayatnya diawetkan selama 9 hari 9 malam, sehingga adik perempuan beliau datang meminta ulama-ulama Turki memandikan, mengkafankan dan menyembahyangkannya.

Tidak hanya itu, Allah tunjukkan lagi balasan azab ketika mayatnya di bawa ke kuburan. Saat mayatnya hendak ditanam, tanah tidak menerimanya. Di saat kematiannya, Allah telah mendatangkan beberapa penyakit kepadanya, sehingga merasakan siksaan yang demikian dahsyat, di antaranya adalah didatangkan penyakit kulit sampai ke kaki dimana ia merasa gatal-gatal seluruh tubuh, sakit jantung, penyakit darah tinggi, panas sepanjang waktu, tidak pernah merasa dingin sehingga terpaksa diarahkan ke pemadam kebakaran untuk menyiram rumahnya 24 jam.

Pembantunya juga diarahkan untuk meletakkan potongan-potongan es di dalam selimut untuk mendinginkan tubuhnya. Maha Suci Allah, berbagai upaya itu tak dapat membuat rasa panas hilang. Karena tidak tahan dengan panas yang ditanggung, ia menjerit sehingga seluruh istana mendengar jeritan itu.

Karena tidak tahan mendengar jeritan, mereka yang bertanggung jawab telah mengirimnya ke tengah lautan dan ditempatkan dalam perahu dengan harapan ia akan merasa sejuk. Panasnya tak juga hilang! Pada 26 september 1938, ia pingsan selama 48 jam karena terlalu panas dan sadar setelah itu tetapi hilang ingatan.

Pada 9 November 1938, Kemal pingsan lagi selama 36 jam dan akhirnya meninggal dunia. Sewaktu dia meninggal, tidak seorang pun yang memandikan, mengkafani dan menyolatkan mayatnya. Mayatnya diawetkan selama 9 hari 9 malam, sehingga adik perempuan beliau datang meminta ulama-ulama Turki memandikan, mengkafani dan menyolatkannya. Tidak hanya itu, Allah tunjukkan lagi balasan azab ketika mayatnya di bawa ke kuburan.

Karena putus asa, mayatnya diawetkan sekali lagi dan dimasukkan ke dalam museum yang diberi nama EtnaGrafi selama 15 tahun sampai tahun 1953. Setelah 15 tahun mayatnya hendak ditanam kembali, tetapi bumi sekali lagi tak menerimanya. Habis ikhtiar, mayatnya dibawa pula ke satu bukit ditanam dalam satu bangunan marmer beratnya 44 ton. Mayatnya ditanam di celah-celah batu marmer. Apa yang menyedihkan, ulama-ulama saat itu mengatakan bahwa bukan hanya bumi Turki, seluruh bumi Allah ini tidak akan  menerima Kamal Atatürk.

Penokohan oleh Inggris yang Terencana

Dalam sejarahnya, Ataturk dikenal sebagai ‘Bapak Modernisasi Turki’ dari prespektif Barat, beliau sebenarnya adalah tokoh yang meng’sekular’kan dan ‘membunuh’ syiar Islam di Turki. Siapa lagi jika bukan Mastafa Kamal (Kemal) Atatürk yang diberi gelar al-Ghazi (orang yang memerangi).

Kata Atatürk berarti bapak orang Turki. Artaturk adalah orang yang bertanggung jawab meruntuhkan Khilafah Islam -Turki pada tahun 1343H (1924M).Dia dilahirkan pada tahun 1299H (1880M) di kota Salonika, Yunani yang ketika itu merupakan taklukan Khilafah Utsmani. Ayahnya bernama Ali Reda Afandi, berkerja sebagai penjaga di departemen Bea Cukai.

Ada yang mengatakan ia adalah ayah tiri Kemal Ataturk dan bukan ayah kandungnya. Ada juga yang mengatakan Kemal Ataturk oleh Guru matematisnya yang bernama Mustafa. Mustafa bertugas di sekolah Atatürk yaitu sebuah sekolah menengah militer dan pada saat itulah dia tertarik dengan kemampuan Atatürk dalam bidang matematika lalu mengusulkan nama Mustafa Kamal.

H.S. Armstrong, salah seorang pembantu Kemal Ataturk dalam bukunya yang berjudul al-Zi’bu al-Aghbar atau al-Hayah al Khasah li taghiyyah telah menulis:’Sesungguhnya Atatürk adalah dari keturunan Yahudi. nenek moyangnya adalah Yahudi yang pindah dari Spanyol ke kota Salonika.’

Baca Juga : Antara Indonesia dan Turki Sebagai Negeri Pemimpin Peradaban

Kebijakan-Kebijakan Sekular Selama Pemerintahan

Banyak kebijakan yang sangat sekuler diterapkan Kemal Ataturk, diantaranya memungkinkan perempuan memakai jilbab dengan syarat pakai rok, memungkinkan pria memakai celana panjang dengan syarat pakai dasi dan topi (sesuai dengan kehendak barat).

Kemudian, menyuruh wanita dan pria menari di depan umum. Dia sendiri pernah menari dengan seorang wanita di satu partai umum yang pertama di Ankara. Dia pernah menegaskan bahwa “negara tidak akan maju kalau rakyatnya tidak cenderung ke pakaian modern.”

Selanjutnya, Ataturk pernah mendorong minum arak secara terbuka, mengarahkan Al-Quran dicetak dalam bahasa Turki. Bahkan, dia memerintahkan mengubah azan ke dalam bahasa Turki. Turki sendiri diubah dengan membuang unsur-unsur Arab dan Persia.

Kontroversi selanjutnya adalah mengambil arkitek- arsitek dari luar negara untuk memodernisasi Turki. Faktanya mereka diperintahkan mengukir patung-patung dan tugu-tugunya di seluruh kota Turki. Bahkan, satu pidatonya di kota Belikesir di mana beliau dengan terang-terangannya mengatakan bahwa agama harus dipisahkan dengan urusan harian dan perlu dihapus untuk kemajuan.

Tak hanya itu, Kemal Ataturk mengatakan bahwa agama Islam juga di buang sebagai Agama Resmi negara, sehingga tak tanggung-tanggung, dia menyerang Islam secara terbuka dan terang-terangan.

Selanjutnya, dia mengubah undang-undang pernikahan terdaftar berdasarkan hukum barat, mengubah Masjid Ayasophia ke museum, ada beberapa masjid dijadikan gereja serta menutup masjid serta melarang dari shalat berjamaah.

Tindakan kontroversi selanjutnya adalah menghapus Kementerian Wakaf dan membiarkan anak-anak yatim dan fakir miskin, membatalkan hukum waris, faraid secara islam dan menghapus penggunaan kalender Islam dan mengubah huruf Arab ke huruf Latin.

Bahkan, yang paling kontroversi adalah mengganggap dirinya tuhan sama seperti firaun. Terjadi peristiwa ketika salah seorang prajuritnya ditanya “siapa tuhan dan di mana tuhan tinggal?” Oleh karena takut, prajurit tersebut menjawab ‘Kamal Atartuk adalah tuhan “beliau tersenyum dan bangga dengan jawaban yang diberikan oleh prajurit itu.