Kisah Pengemudi Ojol yang Kembalikan Kelebihan Uang Pembayaran

Prasangka Baik Penumpang Kejujuran Ojol

Ngelmu.co – Cerita seorang penumpang ojek online (ojol) di Tasikmalaya, Jawa Barat, beredar luas di media sosial, khususnya Instagram. Kisah ini dibagikan langsung oleh yang bersangkutan, Athika, Rabu (1/7) lalu.

Berawal dari pesanan sang suami, Iman Taufik Rahman, yang masuk ke aplikasi pengemudi bernama Ade Alfian Ahmad.

Taufik, yang tinggal di Kecamatan Tawang, Tasikmalaya, memesan Grab Bike, untuk istrinya berangkat kerja, ke kantor BJB Singaparna.

Pada pesanan itu, Taufik, sudah membayar ongkos secara nontunai.

Tetapi setibanya di lokasi, Athika, kembali membayar tunai, karena Ade, mengatakan ongkos belum dibayar.

Setelah pergi, Ade, baru sadar jika pesanan atas nama Taufik itu, sudah dibayar secara nontunai.

Merasa menerima dua kali pembayaran karena ketidaktelitiannya, Ade, pun resah.

Akhirnya, ia memutuskan untuk kembali ke rumah Taufik dan Athika. Sayangnya, tak ada siapapun di sana.

“Saya coba ketuk-ketuk pintu rumahnya, tapi tidak ada orang, dan kata tetangganya, sedang bekerja, tidak ada siapa-siapa di rumah,” ungkap Ade.

Tetapi ia tetap ingin mengembalikan kelebihan ongkos yang diterima.

Maka Ade, menyampaikan uang Rp 35.000 itu, dilengkapi secarik surat permohonan maaf.

Kedua benda itu, ia selipkan di bawah pintu rumah Athika.

“Di sana saya bingung, karena jauh, saya selipkan surat dan uang lebih Rp35.000 di bawah pintu,” akuan Ade.

Baca Juga: Tumbuh Jujur, 4 Pelajar Kayuh Sepeda 8 Km Demi Kembalikan Dompet Berisi Rp900 Ribu

Syukurnya, sebagai penumpang, Athika dan Taufik, tak langsung memberikan penilaian buruk terhadap kinerja Ade, meski telah membayar dua kali ongkos.

“Bapaknya bilang belom (bayar), jadi aku bayar pake cash. Di kantor, WA-an sama ayah (Taufik), dia bilang Grab-nya, udah dibayar pake OVO,” bebernya.

“Namun, kita tetep prasangka baik, mungkin bapak Grab-nya salah lihat,” sambungnya.

Malam hari, sesampainya di rumah, Athika, menemukan surat dan uang di bawah pintu.

“Makasi ya, Pak. Kita apresiasi dan sangat respek buat niat baik Bapak, kembaliin uangnya,” tulis @athikaninja.

Pengalaman ini, membuat Athika, mengaku merasa terharu sekaligus lega.

Sebab, meski sempat curiga dengan Ade, Athika, tetap berprasangka baik.

“Gak kebayang kalau kita langsung nuduh Bapaknya nilep uang, terus kasi bintang jelek, tiba-tiba dapat surat dan uang kembalian malem ini,” tuturnya.

“Bisa kena nih mental dan spiritual (kalau berprasangka buruk), ngerasa bersalah karena jadi orang sadis yang ngerusak mata pencaharian orang,” imbuh Athika.

Unggahan yang ia bagikan di Instagram itu pun langsung beredar luas di berbagai media sosial, dan mendapat beragam tanggapan.

“Terima kasih sudah jadi contoh kebaikan buat kita semua, Mba,” tulis salah seorang warganet, @binar.lestari.

Prasangka baik Athika dan Taufik, berakhir manis karena kejujuran Ade.

Cerita ini pun sampai ke pihak Grab, yang tak lama kemudian, menghubungi driver 47 tahun itu.

“Saya kaget, saya dipanggil karena viral surat saya. Saya hanya berniat ingin mengembalikan uang lebih saja, Pak,” kata Ade.

Ia pun masih menyesali ketidaktelitiannya, sampai tak kuasa menahan air mata.

Terlepas dari itu, City Lead Grab Priangan Timur, Jawa Barat, Hirawan Wibisana, mengungkapkan jika Ade, memang sosok mitra yang menjadi teladan.

“Pak Ade (aktif menjadi mitra sejak akhir 2019), orangnya rajin, dan kata rekan-rekannya selalu berangkat bekerja jadi ojol setelah sholat Subuh, setiap harinya.”

“Tadi pas saat saya telepon, Pak Ade, mengira kami adalah telepon penipuan, ‘kan banyak tuh yang telepon atas nama Grab, yang penipuan,” jelas Hirawan.

“Justru tadi Pak Ade, menangis saat kami menanyakan hal itu, padahal Pak Ade, sudah menjadi inspirasi karena kejujurannya,” sambungnya, Rabu (8/7).

“Setelah ditelepon dan bertemu saya langsung, akhirnya Pak Ade, kaget karena surat permohonan maaf bersama uang Rp35.000 pembayaran lebihnya, di-posting oleh konsumennya,” kata Hirawan.

“Tadi pas ketemu, menangis kembali, karena dirinya mengaku telah lalai dan tak teliti memeriksa metode pembayaran,” imbuhnya.

“Padahal, kami panggil untuk berterima kasih secara langsung,” pungkas Hirawan.