Kisah Ustaz Syahrul Syah, Meninggal dalam Posisi Duduk Attahiyat

Ngelmu.co – Dua hari sebelum meninggal dunia, Ustaz Syahrul Syah, tanpa disadari sang istri membeli kamper dengan jumlah yang cukup banyak. Namun, tidak didapati saat akan digunakan untuk memandikan jenazah sang Ustaz.

Sementara itu, sepulang mengisi acara, Ustaz sempat membeli kaos kaki dan tas di pedagang kaki lima di sepanjang jalan yang ia lewati. Sang istri pun merasa heran, dan ketika ditanya mengapa membeli semua barang ini banyak sekali? Ia pun menjawab bahwa dirinya ingin membagikannya.

Dua hari sebelum menghadap sang khalik, Ustaz juga sempat menelpon Ibunya dan keluarganya yang berada di Tangerang Selatan (Tangsel). Ia mengabarkan, bahwa pada 1 Syawal atau bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri, dirinya tidak dapat datang dan berkumpul di Tangsel. Saat diatanya kenapa? Ustaz berkata, ia ingin berenang di lautan yang luas.

Selama dua pekan sebelum menghadap Rabbnya, Ustaz selalu bilang kepada istrinya, kalau dia sangat rindu dengan teman-teman lamanya. Diantaranya yang sering disebut adalah Ustaz Ibnu Jarir, ia kerap menyebut nama beliau dan katanya ingin segera bertemu.

Kemarin, Ustaz hendak mengisi khutbah di daerah Joglo bersama dengan sang anak yang bernama Fikri, yang akan menjadi imam Sholat Idulfitri. Pagi itu, setelah ia mandi bersih dan berwudhu, ia berkata pada anaknya, bahwa dirinya ingin sholat Qiamullail di atas. Saat itu, kondisinya tidak ada yang berubah, bahkan masih sangat segar dan tampak sehat.

Sementara, Fikri sedang berkemas menyiapkan segala keperluan untuk dibawa ke mobil. Usai berkemas, Fikri bermaksud mengingatkan Abinya utk segera berangkat ke tempat sholat ied di Joglo. Fikri pun bergegas menuju tangga untuk menemui Abinya di lantai atas. Betapa terkejutnya Fikri saat didapatinya Abinya sedang duduk tahiyat akhir dengan posisi badan condong kebelakang.

Sementara tangan sedikit terangkat dan jari telunjuknya menyisakan posisi sedang menunjuk seperti layaknya seorang yg sedang tahiyat. Fikri mendekati Abinya dan ternyata Abinya sudah tidak ada, sudah dipanggil oleh Rabbnya. Diketahui, sebelum meninggal dunia, beliau berencana akan mengisi khutbah Idulfitri dengan tema “Mudik ke kampung akhirat, mudik yang sesunggunya”.