Kita dan Hari Arafah

Hari Arafah

Ngelmu.co – Tanggal 9 Zulhijah, dikenal sebagai hari Arafah; sementara Arafah merupakan sebuah padang luas yang terletak setelah Mina dan Muzdalifah; dari arah Makkah.

Tempat seluruh jemaah haji berkumpul untuk melakukan wukuf di tanggal tersebut.

Dinamakan demikian, karena diriwayatkan bahwa di tempat inilah, Nabi Adam dan Hawa bertemu kembali; setelah mereka dikeluarkan dari surga.

Ada juga yang mengatakan bahwa kata Arafah diambil dari ucapan Nabi Ibrahim alaihissalam; Araftu [aku tahu], setelah diajarkan manasik haji oleh malaikat Jibril, dan diperkenalkan tempat-tempat ibadah haji. Termasuk padang Arafah.

Hari Agung

Hari Arafah adalah hari agung. Di hari ini, seluruh jemaah haji berkumpul di Arafah untuk melakukan puncak ibadah haji.

Wukuf di Arafah untuk menghadirkan penghambaan, melantunkan zikir, dan memanjatkan doa kepada Zat yang Maha Mulia; Allah Subhanahu wa Ta’ala.

ﺧَﻴﺮُ ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀِ ﺩُﻋﺎﺀُ ﻳَﻮﻡِ ﻋﺮﻓﺔَ ، ﻭﺃﻓﻀﻞ ﻣﺎ ﻗﻠﺖُ ﺃﻧَﺎ ﻭﺍﻟﻨَّﺒِﻴُّﻮﻥَ ﻣﻦ ﻗَﺒْﻠﻲ : ﻻ ﺇِﻟﻪ ﺇِﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ ، ﻟَﻪُ ﺍﻟﻤﻠﻚُ ﻭﻟﻪ ﺍﻟﺤﻤﺪُ ، ﻭﻫﻮ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ ﻗﺪﻳﺮٌ

“Sebaik-baik doa adalah doa di hari Arafah, dan seutama-utama ucapanku dan ucapan para nabi sebelumku adalah; Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa alaa kulli syai’in qodiir,” (HR. Tirmidzi).

“Inilah peristiwa yang paling berkesan dalam ibadah haji, saat itulah Allah banggakan hamba-hamba-Nya di hadapan para malaikat. Mereka datang dalam keadaan kumal dan dekil, seraya memohon ampunan dan rida-Nya. Di hari ini pula, Allah paling banyak membebaskan hamba-hamba-Nya dari neraka,” (HR. Muslim).

Baca juga:

Bagi kaum muslimin yang tidak berhaji, tetap dapat meraih kemuliaan hari ini dengan beribadah puasa yang disunahkan secara khusus.

Puasa Arafah yang dapat menghapus dosa setahun sebelumnya, dan setahun sesudahnya.

ﺻِﻴَﺎﻡُ ﻳَﻮْﻡِ ﻋَﺮَﻓَﺔَ، ﺃَﺣْﺘَﺴِﺐُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﻥْ ﻳُﻜَﻔِّﺮَ ﺍﻟﺴَّﻨَﺔَ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻗَﺒْﻠَﻪُ، ﻭَﺍﻟﺴَّﻨَﺔَ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﺑَﻌْﺪَﻩُ

“Puasa Arafah, aku berharap kepada Allah dapat menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya,” (HR. Muslim).

Semoga kita tidak melewatkan kesempatan menikmati hari Arafah di tahun ini, karena belum tentu kesempatan itu masih ada di tahun depan.

Wallahu a’lam.

Oleh: Ustaz Abdullah Haidir