Berita  

Klarifikasi Bio Farma: Efikasi Calon Vaksin COVID-19 dari Sinovac Belum dapat Ditentukan

Bio Farma Vaksin Sinovac

Ngelmu.co – PT Bio Farma mengklarifikasi bahwa saat ini, efikasi [kemampuan untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan] yang ada pada calon vaksin COVID-19 dari Sinovac Biotech Ltd, belum dapat ditentukan.

Berikut pernyataan selengkapnya:

Sampai saat ini Uji Klinis fase III masih berlangsung, dan diperkirakan baru bulan Januari, ada interim report-nya. Seluruh relawan telah mendapatkan suntikan kedua, per 6 November 2020.

Data-data uji klinis dari tim uji klinis Fakultas Kedokteran Unpad, nantinya akan diserahkan langsung ke Badan POM, untuk dilakukan evaluasi untuk proses persetujuan daruratnya.

Saat ini, Uji Klinis, sudah mulai memasuki tahap pemantauan efikasi dan monitoring, pasca tiga bulan penyuntikan, untuk melihat imunogenisitas dan efikasi, serta pengambilan darah setelah tiga bulan.

Hingga saat ini, tidak ada laporan KIPI [kejadian ikutan pasca imunisasi] serius yang diduga berhubungan dengan vaksin atau vaksinasi.

Sampel darah dari para relawan, sudah dikirimkan juga ke Balitbangkes, untuk diuji netralisasi terhadap virus COVID-19. Tim uji klinis sudah mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk membuat laporan interim ke Badan POM.

Seperti data efikasi pasca tiga bulan penyuntikan dan data pengambilan darah setelah tiga bulan, dan siap untuk mengirimkan laporan tersebut pada awal Januari 2021.

Mengenai efikasi yang ada pada calon vaksin COVID-19 dari Sinovac, Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan, belum dapat ditentukan saat ini, dan harus menunggu sampai datanya cukup.

Baca Juga: Airlangga Jelaskan Beberapa Alasan Vaksin Sinovac Tak Bisa Langsung Digunakan

Sebelumnya, Sinovac Biotech Ltd, memberi pernyataan terbaru mengenai efektivitas vaksin virus corona yang mereka produksi.

Sebagai tanggapan dari pernyataan PT Bio Farma yang menyebut efektivitas vaksin mencapai 97 persen, dalam uji klinis awal.

Juru Bicara Sinovac Biotech Ltd, menyebut jika sampai saat ini, belum diketahui kemanjuran dari vaksin tersebut.

Menurut pihaknya, angka 97 persen itu mengacu pada tingkat serokonversi yang terpisah dari kemanjuran vaksin. Demikian mengutip Bloomberg, Selasa (8/12) lalu.

Sebab, bukan berarti tingkat serokonversi yang tinggi, menandakan bahwa vaksin tersebut efektif melindungi orang dari COVID-19.

Perusahaan yang berbasis di Beijing–bersama mitranya–masih menganalisis data dari uji coba Fase III, yang lebih besar di Brasil.

Mereka, berharap mendapatkan indikasi, seberapa besar tingkat efektivitas suntikan tersebut berdasarkan data dari sekitar 60 kasus COVID-19.

Tidak seperti pengembang vaksin lainnya, Sinovac, juga belum merilis data secara publik tentang kemanjuran suntikan mereka dalam uji coba fase III.

Maka itu, sulit untuk membandingkan vaksin Sinovac dengan yang lainnya, guna memperkirakan seberapa cepat mereka akan menerima persetujuan penggunaan umum.

Tetapi dosis justru telah diberikan kepada ratusan ribu orang di bawah program penggunaan darurat Cina.

Jelas, hal itu menimbulkan keprihatinan di antara para ilmuwan, tentang potensi risiko dalam menggunakan vaksin yang keselamatannya belum dipelajari secara menyeluruh.

Lebih lanjut untuk mendapatkan sistem kekebalan, vaksin Sinovac, mengandalkan virus Corona yang tidak aktif.

Ini merupakan metode yang banyak digunakan dalam vaksin untuk melawan banyak penyakit lain, seperti hepatitis, flu, dan polio.

Baca Juga: Jepang Gratiskan Vaksin untuk Seluruh Warga Negaranya, Warganet Heran

Kembali ke pernyataan Bio Farma, pihaknya menyebutkan, laporan sementara dari uji coba Tahap III, diharapkan akan tersedia pada Januari 2021.

Bio Farma, menyatakan, 1.600 relawan yang diuji, tidak ada yang menunjukkan efek samping serius. Demikian mengutip Reuters.

Sebagai informasi, 1,2 juta dosis vaksin Sinovac, telah tiba di Indonesia, pada Ahad (6/12) malam.

Sedangkan pada Januari 2021 mendatang, Presiden Joko Widodo, mengatakan akan ada 1,8 juta dosis vaksin siap suntik lain yang tiba di Tanah Air.