Berita  

Korea Selatan Gagal Terapkan New Normal, Indonesia?

Korea Selatan Gagal Terapkan New Normal, Indonesia?

Ngelmu.co – Kebijkan new normal sempat diterapkan di Korea Selatan. Namun, cara tersebut sepertinya belum berhasil dilakukan di negeri gingseng tersebut.

Sebab, kasus infeksi virus Coroan yang sempat menurun nyatanya tak bisa bertahan lama. Kemunculan kluster baru di tengah berlangsungnya ‘new normal‘ menjadi penyebab.

Negara ini sebelumnya menjadi model global dalam penanganan Covid-19. Akan tetapi, kemarin lonjakan infeksi kembali dilaporkan, bahkan tertinggi dalam dua bulan terakhir.

Kasus yang baru itu sebagian besar berpusat di wilayah Metropolitan Seoul. Atas hal tersebut, pemerintah setempat kembali memperketat pembatasan sosial yang sebelumnya sempat dilonggarkan sejak 6 Mei lalu.

Pembatasan sosial akan kembali berlaku mulai Jumat (29/5/2020) kemarin, hingga 14 Juni mendatang. Dengan begitu, museum, taman, dan galeri seni semuanya akan ditutup kembali.

Perusahaan pun didesak untuk menerapkan kembali jam kerja yang fleksibel demi mendukung langkah-langkah pemerintah dalam menekan angka penyebaran virus Coroan.

“Kami telah memutuskan untuk memperkuat semua tindakan karantina di wilayah metropolitan selama dua minggu mulai besok hingga 14 Juni,” kata Menteri Kesehatan Korea Selatan, Park Neung Hoo, dikutip AFP, Kamis (28/5/2020).

Begitupun dengan masyarakat yang diimbau untuk menahan diri dari pertemuan sosial atau pergi ke tempat-tempat ramai, termasuk restoran dan bar.

Sementara, fasilitas keagamaan diminta untuk lebih waspada dengan tindakan karantina. Kendati demikian, tak ada penundaan baru untuk kembali membuka sekolah secara bertahap.

“Dua minggu ke depan sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi di wilayah metropolitan (Seoul). Kita harus kembali ke jaga jarak sosial jika kita gagal,” ujarnya.

Pemerintah juga akan memaksakan kembali kampanye sosial jarak jauh. Terlebih setelah pemerintah Korsel mengumumkan 79 kasus baru infeksi Covid-19 pada Kamis ini, sehingga totalnya menjadi 11.344. Ini adalah lonjakan kasus harian terbesar di negeri itu sejak 81 kasus diumumkan pada 5 April lalu.

Pertambahan kasus itu antara lain muncul gudang perusahaan perdagangan daring (e-commerce) Coupang di Bucheon, sebelah barat Seoul. Pada kluster baru ini, ditemukan 69 kasus, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.

Sekitar 4.100 pekerja dan pengunjung di gedung itu berada di bawah pengawasan isolasi secara mandiri, dengan lebih dari 80 persen dari mereka telah diuji sejauh ini, kata Wakil Menteri Kesehatan Korsel, Kim Gang Lip.

Perlu diketahui, berbagai persiapan new normal tengah dilakukan pemerintah. Meski sejumlah indikator mengatakan, Indonesia belum layak memasuki fase tersebut. Terlebih, kasus infeksi virus Corona di Indonesia masih terus bertambah.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Kembali Melonjak, Ratusan Sekolah di Korsel Ditutup Lagi

Aturan normal baru di perkantoran dan industri telah pun diterbitkan Menkes Terawan melalui Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.

Namun, lonjakan kasus baru di Korsel menjadi sebuah gambaran, bahwa penerapan aturan jarak sosial yang dilonggarkan atau ‘new normal’ demi menggerakan lagi roda perekonomian, ternyata sangat berisiko meningkatkan kembali jumlah kasus Covid-19.