Berita  

Liga Inggris: Wesley Fofana Buka Puasa di Tengah Pertandingan Hingga Curhat Cheikhou Kouyate

Cheikhou Kouyate Wesley Fofana Breakfasting

Ngelmu.co – Pertama kali dalam sejarah Premier League, penghentian pertandingan sesaat terjadi, saat Leicester City melawan Crystal Palace, di Stadion King Power.

Alasannya tak lain, agar sebagai Muslim, Wesley Fofana [Leicester City] dan Cheikhou Kouyate [Crystal Palace], dapat minum, saat masuk waktu buka puasa.

Potret ini terlihat di akun Instagram resmi Leicester City, @lcfc, Kamis (29/4).

Pihaknya mengunggah video yang merekam saat-saat Fofana yang memang tetap berpuasa meski harus bertanding, menepi untuk minum.

“Wesley Fofana berbuka puasanya di pertengahan pertandingan melawan Crystal Palace,” demikian takarir yang tertera pada unggahan tersebut.

“Wesley Fofana tetap berpuasa selama Ramadhan, dan tetapi bermain seperti ‘bos’. Ia berbuka puasa di tengah pertandingan.”

Leicester City juga menyampaikan respeknya kepada tim ofisial pun Crystal Palace.

“Fofana melanjutkan pertandingan untuk memberikan segalanya kepada tim.”

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Leicester City (@lcfc)

Sementara Fofana sendiri juga berterima kasih, kepada Premier League, Crystal Palace, dan Vicente Guaita [penjaga gawang Crystal Palace], serta semua pihak yang terlibat.

“Karena mengizinkan kami berbuka puasa malam ini, di tengah-tengah permainan. Itulah yang membuat sepak bola indah,” tuturnya.

Baca Juga: Video Para Pesepak Bola Buka Puasa di Tengah Pertandingan Curi Perhatian

Para pencinta sepak bola, khususnya Muslim dunia juga menaruh respek terhadap segala yang terlibat.

Dalam hal ini memutuskan untuk memberikan waktu para atlet Muslim, berbuka puasa di tengah pertandingan.

Sebelumnya, Premier League telah meminta semua wasit yang memimpin pertandingan malam selama Ramadhan, berkumpul.

Dengan kedua kapten tim, mereka akan selalu membahas soal atlet yang berpuasa, hingga mencapai kesepakatan.

Apakah setuju atau tidak, menghentikan pertandingan sejenak untuk memberi kesempatan kepada pemain Muslim, berbuka puasa.

Pada pertandingan Leicester City vs Crystal Palace, kedua pihak beserta wasit Graham Scott, menyetujui jeda.

Pertandingan berjalan 35 menit, dan masuk waktu Maghrib.

Fofana berterima kasih kepada Guaita, karena memang sebelum ia dan Kouyate menepi untuk minum, penjaga gawang itu menunda tendangan gawang.

Jeda tersebut adalah kesepakatan wasit dan para pemain, agar Fofana dan Kouyate dapat berbuka puasa.

Fofana pun berlari ke bangku cadangan, mengambil minum, dan kembali masuk ke lapangan untuk melanjutkan pertandingan.

Sementara dalam aturan Liga Inggris, jeda pertandingan selalu memungkinkan, selama kedua kapten tim menyetujuinya sebelum laga.

Namun, ofisial juga ingin persoalan ini menjadi standar yang jelas, seperti pembicaraan tentang aksi berlutut Black Lives Matter, sebelum kick-off.

Premier League, ingin memastikan setiap pemain Muslim, mendapat kesempatan yang sama untuk berbuka puasa, selama bertanding di bulan suci Ramadhan.

Potret Kouyate berbuka pada pertandingan itu memang tak terekam kamera. Namun, di kesempatan berbeda, ia berbagi cerita.

Bagaimana sebagai seorang pesepak bola Muslim, tetap berpuasa, meski harus bertanding.

Bahkan, Kepala Tim Medis Crystal Palace Dr Zafar Iqbal, mengatakan bahwa terkadang, Kouyate menjalani puasa di luar bulan suci Ramadhan [dua kali dalam sepekan, seperti Senin dan Kamis].

Berikut cerita Kouyate, selengkapnya:

Kami mendekatkan diri dengan Allah, memperbanyak ibadah, berdoa, dan juga membaca Al-Qur’an. Meluangkan waktu bersama keluarga.

Ini tergantung dengan apa yang ada di kepala kita. [Kekuatan] Mental.

Kalau kita bilang ini akan berjalan sulit, ya, ini akan menjadi sulit [begitu pun sebaliknya].

[Sebenarnya] Bulan terberat adalah jika Anda menjalankannya di saat pramusim.

Setelah matahari terbenam, kami berbuka puasa, makan serta berbincang, [saat itulah] perasaannya menjadi sangat menyenangkan.

[Kami berbuka] Fish Yassa, yakni [menu yang berisi] nasi, ikan, dan bawang bombay. Sangat lezat.

Mencoba berpuasa [meskipun harus bertanding] benar-benar sangat baik.

Saya ingat, Christian Benteke [rekan satu timnya] bukan Muslim, tapi ia pernah mencoba menemani saya berpuasa.

Saat itu, setelah latihan, kami pergi ke rumahnya, dan ketika itu ia menjalani puasa di bulan Ramadhan.

Pengalaman yang baik untuk Christian. Namun, mungkin bulan ini tidak dapat berjalan sama.

Sebab, Idulfitri adalah waktu di mana kita menikmati kebersamaan, segalanya [terasa] positif. Momen besar untuk semua.

Idulfitri benar-benar waktu yang baik. Maka ini menjadi bulan yang sulit kami percaya [tak dapat menjalani Ramadhan pun Idulfitri seperti biasa, karena pandemi COVID-19 belum usai].

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Crystal Palace Football Club (@cpfc)