Berita  

LP3ES Beberkan 37 Pernyataan Blunder Pemerintah Terkait COVID-19

Pernyataan Blunder Pemerintah

Ngelmu.co – Bicara soal pandemi virus Corona (COVID-19), Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), menyatakan jika sedikitnya ada 37 pernyataan blunder yang keluar dari pemerintah pusat, sejak 1 Januari-5 April lalu.

Di awal wabah, Direktur Center untuk Media LP3ES, Wijayanto, mengatakan pemerintah terkesan menolak peringatan-peringatan yang disampaikan lembaga dunia.

Begitupun dengan penelitian-penelitian di berbagai universitas dunia, yang memprediksi virus Corona, bisa saja menyerang Indonesia.

Wijayanto, menyoroti pernyataan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, yang dinilai meremehkan COVID-19.

“Pada fase ini terjadi denial, penolakan yang berlarut-larut, data di kita, Menkes mengatakan ‘Tak perlu panik oleh penyebaran virus Corona, enjoy saja’. Ini tidak serius mengantisipasinya,” tuturnya, Senin (6/4) kemarin.

Lebih lanjut Wijayanto mengatakan, Terawan, juga terkesan menolak rekomendasi Universitas Harvard, pada 11 Februari lalu, yang menyatakan COVID-19, seharusnya sudah masuk ke Indonesia.

“Menteri (kesehatan) malah mengatakan ‘Wah itu menghina’. Lagi-lagi denial,” ujarnya, seperti dilansir Detik.

“Luhut mengatakan ‘Corona ‘kan sudah pergi dari Indonesia’, jadi lagi-lagi penyataan yang menggampangkan, kepala BNPB juga ‘Mungkin karena kita sering minum jamu, sehingga kita baik-baik saja’,” sambung Wijayanto.

Ia juga mengkritisi, pernyataan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi; Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto; dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio.

Mereka sama-sama bicara soal insentif untuk pariwisata, daripada penanganan Corona.

Berikut daftar lengkap pernyataan-pernyataan blunder pemerintah soal COVID-19, menurut LP3ES:

1. Terawan ‘Enjoy Saja’

“Dari 1,4 miliar penduduk sana, yang paling 2.000-an, 2.000 dari 1,4 miliar itu ‘kan kayak apa, karena itu pencegahannya jangan panik, jangan resah, enjoy saja, makan yang cukup.”

2. Tanggapan Terawan soal Penelitian Harvard

“Itu namanya menghina, wong peralatan kita kemarin di fixed-kan dengan duta besar Amerika Serikat, kita menggunakan kit dari Amerika.”

3. Jokowi yang meminta maskapai diberi intensif.
4. Mahfud MD soal kelakar Corona tak masuk Indonesia karena perizinan.
5. Serupa dengan Mahfud, Airlangga Hartarto juga berkelakar, Corona tak masuk Indonesia karena perizinan.
6. Terawan soal Indonesia berutang pada Tuhan karena Corona tak masuk Indonesia.
7. Luhut B Pandjaitan yang menjawab pertanyaan soal Corona dengan tanya balik ‘Mobil?’
8. Doni Monardo soal minum jamu.

“Apakah mungkin karena kita sering minum jamu atau mungkin karena kita sudah kebal dari dulu, karena sudah sering kena batuk pilek, jadi begitu ada virus dikit saja, virusnya mental.”

“Ini mungkin bisa menjadi salah satu cara kita untuk menyampaikan, untuk mempromosikan, bahkan juga untuk menguasai pasar obat-obatan di dunia yang berbasis rempah-rempah Tanah Air kita.”

9. Budi Karya Sumadi

“Kalau insentif itu, satu dari pemerintah ada, ada insentif dari AP 1 dan 2. Ada insentif dari avtur, ketiganya dibanding berapa diskon yang akan diberikan, jadi angka belum ketemu, jadi dari 3 sumber itu.”

“Dalam bentuk diskon, diberikan kepada penerbangan supaya dia mendiskon tiket.”

10. Novie Riyanto

“Penumpang akan mendapatkan diskon sekitar 45 persen dari total harga. Kemudian untuk medium pass mereka akan mendapatkan diskon 48 persen.”

11. Airlangga Hartarto soal anggaran untuk influencer demi dongkrak pariwisata.
12. Wishnutama soal anggaran untuk influencer demi pariwisata.
13. Ma’ruf Amin

“Tiap subuh banyak Kyai dan ulama yang selalu membaca doa qunut, saya juga begitu, baca qunut, Ya Allah jauhkan lah bala banawa dan wabah-wabah penyakit, maka Corona-nya menyingkir dari Indonesia, mudah-mudahan terus dijaga.”

14. Jokowi soal waktu terinfeksi virus Corona 2 menit.
15. Achmad Yurianto soal pasien suspect Corona di Cianjur dipastikan negatif.
16. Jokowi

“Berbeda, insentif itu kita berikan untuk wisatawan dari daerah-daerah yang sudah diperkirakan yang tidak jadi episentrum Corona.

Karena kita ingin kasus terselesaikan, tapi ekonomi kita juga pada kondisi yang dalam baik dan normal.

Wisatawan ‘kan dari negara yang tidak terdampak, ‘kan tidak seluruh dunia, karena baru 54 atau 52 yang kena.

Jadi kita ini hati-hati, tapi tidak sampai paranoid, kita lakukan cegah tangkal yang baik sesuai prosedur yang diungkapkan, tidak boleh paranoid oleh WHO.”

17. Ma’ruf Amin soal canda susu kuda liar bisa tangkal virus Corona.
18. Jokowi soal darurat sipil.
19. Jokowi soal darurat sipil baru opsi.

“Semua skenario kita siapkan dari yang ringan, moderat, sedang, sampai kemungkinan yang terburuk, darurat sipil itu kita siapkan apabila terjadi kondisi abnormal, perangkatnya kita siapkan.”

20. Jokowi soal darurat kesehatan masyarakat.
21. Tito Karnavian

“Kita pahami bahwa COVID-19 ini sebetulnya virus yang fatality ratenya relatif rendah, dan dampak kematian relatif rendah, dibanding dengan virus-virus lainnya.

Kita tidak ingin kemudian, isu yang muncul ke publik, membuat publik panik, sehingga akhirnya muncul dampak lain selain masalah penyakit itu sendiri.

Sekali lagi, tingkat kematian COVID-19 ini relatif rendah, dan banyak menunjukkan bahwa banyak yang sembuh dengan sendirinya, ketika daya tahan tubuh memang kuat.

Namun, kita berkewajiban mencegah terjadinya penularan.”

22. Luhut B Pandjaitan

“Dari hasil modeling kita yang ada, cuaca Indonesia ekuator ini yang panas dan juga humidity tinggi, itu untuk COVID-19 ini enggak kuat.”

23. Achmad Yurianto

“Yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar, dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menular penyakitnya.”

24 Mahfud MD soal koruptor lebih bagus isolasi di Lapas ketimbang di rumah.
25. Jokowi

“Tukang ojek, sopir, taksi, serta nelayan yang sedang memiliki kredit motor atau mobil, saya sampaikan kepada mereka tidak perlu khawatir karena pembayaran bunga atau angsuran, diberikan kelonggaran selama 1 tahun.”

26 Fadjroel Rachman

“Sasaran utama penerima POJK adalah individu yang telah positif COVID-19, baik yang telah di-isolasi di rumah sakit, dan yang melakukan isolasi Mandiri.”

27 Jokowi soal mudik Lebaran 2020 berisiko sebarluaskan virus Corona.
28. Achmad Yurianto soal pemerintah minta warga tak mudik sebelum Corona mereda.
29. Fadjroel Rachman

“Presiden Jokowi menegaskan, tidak ada larangan resmi bagi pemudik lebaran Idul Fitri 2020. Namun, pemudik wajib isolasi mandiri selama 14 hari, dan berstatus ODP, sesuai protokol kesehatan WHO yang di-awasi oleh Pemda masing-masing.”

30. Pratikno soal klarifikasi pernyataan Fadjroel masyarakat tak perlu mudik.
31. Fadjroel Rachman soal Pemerintah imbau tidak mudik Lebaran, Bansos di-persiapkan hadapi COVID-19.
32. Jokowi soal mudik akan diganti setelah Lebaran.
33. Doni Monardo soal larang warga mudik.
34. Luhut B Pandjaitan soal alasan mudik dilarang saat Corona.

“Pertimbangan utama kami supaya ekonomi tidak mati sama sekali, setelah kami hitung, ini pilihan yang terbaik. Katanya kita lockdown, di India, Malaysia, di Cina, itu juga hanya di Hubei. Makanya dari pertimbangan semua itu, kami sarankan ke presiden.”

35. Jokowi soal tak larang mudik, Pemda diminta siapkan protokol ODP.
36. Yasonna Laoly soal kemungkinan bebaskan koruptor lansia.
37. Idham Azis soal aturan pengumpulan massa selama COVID-19 dan soal penghinaan Jokowi.

Baca Juga: Akhirnya BNPB Akui Tidak Sesuainya Data Kasus Positif COVID-19

Wijayanto mengatakan, akibat blunder yang terus-menerus terjadi, kepercayaan publik terhadap pemerintah pun menurun.

Maka ia menyarankan, agar pemerintah bisa lebih transaparan dan konsisten dalam menghadapi pandemi ini.

“Hanya dengan kepercayaan dan dukungan publik, kita akan bisa bersama-sama selamat dari bencana ini,” pungkas Wijayanto.