Berita  

Luhut Sebut TKA asal China Sangat Dibutuhkan Karena Indonesia Belum Siap

Luhut Sebut TKA asal China Sangat Dibutuhkan Karena Indonesia Belum Siap

Ngelmu.co – Rencana kedatangan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China ke Indonesia menjadi perdebatan. Meski saat ini masih ditunda kedatangannya oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

Luhut Sebut TKA asal China Sangat Dibutuhkan Karena Indonesia Belum Siap

Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut ratusan TKA tersebut akan masuk sekitar Juni atau Juli mendatang. Saat ini, mereka tengah menyelesaikan perizinan.

Ratusan TKA tersebut akan bekerja di PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), Konawe, Sulawesi Tenggara. VDNI diketahui merupaka pabrik yang memproduksi nikel menjadi lithium untuk bahan baku baterai mobil listrik.

Luhut menjelaskan, bahwa para TKA China ini akan terlibat dalam mempercepat pembangunan smelter. Kehadiran pekerja dari China sangat dibutuhkan. Sebab menurutnya, Indonesia masih belum siap mengerjakan proyek ini sendirian.

Terlebih, teknologi yang diterapkan dalam pabrik milik VDNI berasal China, dan Indonesia masih belum menguasainya.

“Memang industri ini harus memerlukan orang-orang yang paham membangunnya. Enggak serta-merta kita siap. Kita enggak siap, kita harus jujur akui itu. Jadi, kalau nanti Juni atau Juli sudah siap, kita harus kerjakan. Nanti tenaga asing kerjakan, biar lah dia kerjakan,” kata Luhut dalam wawancara di RRI secara daring, Sabtu (10/5).

Kendati demikian, ia mengaku, tak ingin TKA tersebut memegang kendali atas proyek itu. Maka dari itu, nantinya akan diadakan pelatihan bagi pekerja Indonesia.

Luhut juga menjanjikan bahwa 92 persen yang akan bekerja di proyek besar ini adalah orang Indonesia. Politeknik yang sekarang dibangun di Sulawesi Tenggara pun disiapkan agar lulusannya bisa terserap.

“Secara bersamaan tenaga kerja Indonesia masuk, di-training, karena kan ada politeknik. Ya memang teknologinya dari dia (China), ya kita enggak bisa kita yang kerjakan semua. Tetap ada dia (China),” terangnya.

Ia pun tak menampik bahwa kondisi Indonesia yang tengah dilanda pandemi Covid-19 ini, menghambat proyek hilirisasi nikel menjadi lithium.

Rencananya, setelah Covid-19 mereda, proyek akan kembali dijalankan pada Juli mendatang dengan targetna 2023 sudah beroperasi.

Baca Juga: Tuai Protes, Akhirnya Kedatangan 500 TKA Cina ke Sultra Ditunda

Nantinya Indonesia akan masuk ke industri bahan baku baterai mobil listrik. Karena mulai 2025 mendatang diperkirakan orang-orang di Eropa tak lagi menggunakan mobil berbahan bakar minyak.