Berita  

Capres Prancis Marine Le Pen, Janji Larang Hijab Jika Menang Pilpres

Marine Le Pen Hijab

Ngelmu.co – Marine Le Pen adalah pesaing Emmanuel Macron dalam pemilihan presiden (pilpres) Prancis, tahun ini.

Sosok lain yang mencalonkan diri menjadi presiden; Eric Zemmour, tereliminasi, lantaran raihan suaranya pada pilpres putaran pertama hanya 7 persen.

Kala itu, posisi Marine–yang berhaluan ekstrem kanan–berada di bawah Macron.

Lalu, ia melayangkan janji, dan akan menepatinya jika memenangkan pilpres putaran kedua, 24 April mendatang.

Apa janji Marine?

Ia akan melarang muslimah Prancis untuk menggunakan hijab di tempat-tempat umum di negaranya.

Wanita 53 tahun itu memandang hijab sebagai ‘seragam kelompok Islam radikal’.

Marine juga mengaku bakal menjatuhkan denda kepada warga Prancis, yang tetap mengenakan hijab di ruang publik.

Sekutu dekat Marine, yakni Wali Kota Perpignan Louis Aliot, bicara.

Ia bilang, mantan pasangannya itu akan ‘sedikit demi sedikit’ menerapkan aturan pelarangan penggunaan hijab.

Menurut Louis, Marine mengatakan larangan hijab sebagai salah satu dari beberapa alat politik untuk melawan ‘Islamisme’ di Prancis.

“Namun, penerapannya perlu secara bertahap,” tutur Louis dalam sebuah wawancara dengan Radio France Inter, awal pekan ini.

Sebelum memperluas larangan hijab, target pertamanya adalah layanan publik.

“Akan ada perdebatan di parlemen, dan kemudian keputusan, serta pilihan akan dibuat,” sebut Louis.

Sebagai informasi, Marine merupakan politikus dari partai Rassemblement National (National Rally).

Sebelumnya, ia juga pernah menilai jilbab, tidak bisa dilihat sebagai tanda keyakinan seseorang terhadap agama.

Baca Juga:

Menurut Marine, larangan penggunaan hijab dari kegiatan publik dan tempat umum di Prancis adalah harus.

“Orang-orang [yang menggunakan hijab] akan dikenakan denda, sama seperti tindakan ilegal tidak memakai sabuk pengaman saat berkendara,” ujar Marine.

“Menurut saya, kepolisian bisa menegakkan aturan ini,” sambungnya, seperti Ngelmu kutip dari TRT World.

Selama ini, Marine memang dikenal sebagai politikus anti-Islam dan anti-imigran Prancis.

Anehnya, karena suaranya tertinggal dari Macron, Marine berupaya memperbaiki citranya.

Ia menjadi tidak terlalu menggaungkan sentimen anti-Islam-nya; selama kampanye.

Bahkan, berulang kali Marine, menekankan tidak berniat menyerang kelompok tertentu.

“Orang-orang yang ada di wilayah kami, yang menghormati hukum kami, yang menghormati nilai-nilai kami, yang terkadang bekerja di Prancis, tidak perlu takut dengan kebijakan yang ingin saya terapkan ini,” sebutnya kepada radio France Bleue.

Namun, sudah banyak advokat ataupun aktivis yang menentang rencana kebijakan pelarangan hijab Marine.

Mereka tegas menilai hal tersebut sebagai sesuatu yang melanggar konstitusi Prancis.

Apa Marine, lupa, bahwa Prancis, memiliki populasi muslim terbesar di Eropa?

Dari total penduduk negaranya, 9 persen atau sekitar 5,7 juta jiwa adalah muslim.