Menantang Neraka

Menantang Neraka

Ngelmu.co“Gini doang nih grup neraka?” Itu bukan kalimat meremehkan neraka sih. Sekadar kalimat candaan bernada jumawa dari admin klub sepakbola.

Tapi ada beneran kalimat yang menantang neraka. Macam-macam bentuknya.

Ada yang merasa senang kalau masuk neraka karena bisa ketemu artis. Seolah-olah profesi tersebut dijamin neraka. Padahal banyak juga artis yang baik-baik, muslim, yang dalam penilaian zhohir mereka layak mendapatkan ganjaran surga.

Ada yang bikin kaus bertuliskan, “Kalau surga milik kaummu, biarkan kami di neraka dengan kebhinekaan.” Seolah-olah di surga tidak ada kebhinekaan. Seolah-olah orang yang menerima kebhinekaan itu tempatnya di neraka.

Yang lebih mengenaskan sih yang terjadi baru-baru ini di musim kampanye pilkada 2020. Ada tokoh yang berkata, “Saya mohon maaf bapak ibu, kalau misalnya saya ngajak nyoblos P-A (nama disingkat saja), terus ibu bapak masuk neraka, ibu jangan masuk neraka. Saya yang nalangin masuk neraka. Sampe begitunya saya menjaminkan pak P dan bu A untuk maju sebagai walikota…”

Luar biasa orang-orang itu. Padahal dengan demam saja mereka terkapar. Kata Rasulullah, “Sesungguhnya penyakit demam (panas) adalah berasal dari bagian panas neraka jahanam.” (HR Bukhari). Ada berbagai penjelasan para ulama atas hadits ini. Konteks dalam tulisan ini adalah, dengan demam saja membuat tubuh manusia tak berdaya, apalagi neraka jahannam.

Juga ada hadits berikut yang lebih mengerikan:

“Api kalian ini yang dinyalakan oleh anak cucu Adam hanyalah 1 bagian dari 70 bagian dari panasnya api Jahannam. Mereka berkata, “Demi Allah wahai Rasulullah, api di dunia ini saja sungguh sudah cukup (untuk menyiksa).” Maka beliau bersabda, “Maka sesungguhnya api jahannam dilebihkan 69 kali lipat panasnya, dan setiap bagiannya (dari 69 ini) mempunyai panas yang sama seperti api di dunia.” (HR Bukhari Muslim)

Sekadar info, macam-macam api di dunia ini antara lain: Api merah umumnya bersuhu di bawah 1000 derajat celsius. Api biru, bersuhu lebih tinggi dari api merah, tapi masih di bawah 2000 derajat celcius. Kemudian api yang lebih panas, api putih yang bersuhu di atas 2000 derajat celcius. Api ini juga yang terdapat di dalam inti matahari. Nah, hitung sendirilah suhu Neraka Jahannam.

Memang, ada kelompok yang mudah menganggap sesat terhadap muslim yang tidak segolongannya. Bikin kesal. Tapi menghadapi mereka tidak perlu menantang “Biarin masuk neraka.” Itu kalimat kesombongan.

Apalagi kalau menyikapi nasehat yang baik. Misalnya diingatkan untuk mematuhi syariat Allah, diluruskan aqidahnya, ditegur atas akhlak yang buruk, dan sebagainya. Kalau bersikap defense dengan menantang neraka, maka itu tanda kematian hati.

Memang dua pihak perlu introspeksi. Selaku objek dakwah, kita tidak boleh menutup diri dari kebenaran. Andai ada kritik yang kurang berkenan pun bukan dengan mengucapkan kalimat kesombongan.

Dan selaku pihak yang memberi nasehat, perhatikan juga adab. Karena dalam fiqh dakwah, memberi kabar gembira itu didahulukan daripada ancaman. Keduanya perlu disampaikan dalam situasi yang pas. Dan dakwah harus memperhatikan sikap lemah lembut dan bijaksana. Wajar bila orang menolak hal yang baik bila disodorkan dengan cara yang buruk.

Dalam Al-Qur’an ada beberapa model kalimat orang kafir menantang adzab Allah. Ada yang, “Mata hadzal wa’du in kuntum shodiqin?” Kapan janji ini datang bila kalian benar?

Atau dalam Al Ankabut:

“Dan mereka meminta kepadamu agar segera diturunkan azab. Kalau bukan karena waktunya yang telah ditetapkan, niscaya datang azab kepada mereka, dan (azab itu) pasti akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya.” (QS. Al-Ankabut : 53)

Padahal ketika telah melihat neraka, menjerit keraslah mereka. Dalam surat Al Furqon ayat 22 tertera kalimat “Hijran Mahjura”.

“(Ingatlah) pada hari (ketika) mereka melihat para malaikat, pada hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa dan mereka berkata, “Hijran mahjura.””

Terjemahan Depag seperti di atas, tersuratkan bahwa orang kafir lah yang berkata begitu. Namun menurut jumhur ulama dari kalangan salaf, menurut keterangan dosent tafsir dari LIPIA, ustadz Faris Jihady Lc, itu adalah kata-kata malaikat. Allahua’lam.

Hijran Mahjura artinya benar-benar terhalang. Kalau itu ucapan malaikat, maka maksudnya “Kalian terlarang dari rahmat dan surga Allah swt.”

Baca Juga: Seorang Wanita Pemesan Kamar di Neraka

Tapi kalau itu ucapan orang kafir, maka ungkapan meminta perlindungan agar terhalang dari hal yang tidak disukainya. “Tolong lindungi kami,” begitu kira-kira.

Bukan, “Yaelaah… Segini doang neraka? Ga sabar gaes ketemu artis pujaan. Yuhuu… Aku datang, kebhinekaan. Ga sia-sia memang ucapan kampanye kemarin.”

Naudzubillahi min dzalik.

Oleh: Zico Alviandri