Menghampiri, Menginjak, Lalu Pergi

Mahasiswa Dibanting saat Demo

Ngelmu.co – Menghampiri, menginjak, lalu pergi. Demikian tindakan petugas bersepatu hitam, berseragam cokelat–lengkap dengan topi dan masker–yang tersorot warganet.

Ini masih tentang MFA. Mahasiswa yang ikut berdemo di depan kantor Bupati Tangerang, saat HUT ke-389 Kabupaten Tangerang, Rabu (13/10).

Pengguna Twitter, @Bebenshuu, mengunggah ulang video berdurasi 49 detik yang merekam pembantingan MFA oleh Brigadir NP.

Lalu, ia berujar, “Selain Brigadir NP yang membanting pemuda tersebut, coba perhatikan isilop seragam coklat.”

“Ia datang bukan nolongin, malah nginjak pemuda tersebut, dan terus cabut tanpa rasa bersalah. Biadab,” demikian twit-nya, Kamis (14/10).

Jika melihat dengan saksama, sebelum mendaratkan kakinya di atas lengan kanan MFA, petugas yang dimaksud juga sempat menghampiri sosok lain.

Tidak diketahui siapa pria tersebut, yang terlihat hanya ia, tengah berada dalam genggaman beberapa petugas.

Sampai berita ini ditulis, belum diketahui juga, siapa petugas bertopi yang turut menginjak MFA.

Namun, yang jelas, publik begitu marah kepada Brigadir NP, karena telah membanting MFA.

Sejak Rabu (13/10) malam, hingga Kamis (14/10) pagi, para pengguna media sosial–khususnya Twitter–ramai menyuarakan pesan.

Salah satunya penulis yang juga musikus, Fiersa Besari. Melalui akun Twitter pribadinya, ia mengingatkan.

“Ingat, ya, adik-adik. Kerja itu banting tulang, bukan banting anak orang.”

Fiersa bukan satu-satunya. Warganet juga membahas soal peristiwa banting membanting ini.

Akun @Markonah_003, misalnya. Ia bilang, “Bapaknya banting tulang agar anaknya bisa masuk polisi. Eh, anaknya banting orang.”

“Kerja tuh banting tulang, Pak, bukan banting anak orang,” timpal @jaiver04.

Selengkapnya, baca di:

Video pembantingan MFA oleh NP, memang beredar di media sosial hingga viral.

Sebelum membanting, NP, sempat memiting MFA.

Maka Kabid Humas Polda Banten ABKP Shinto Silitonga, pun memastikan, pihaknya akan memberi sanksi kepada NP.

Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto, juga telah meminta maaf atas perbuatan NP.

Ia menyampaikan pernyataan ini, melalui unggahan di akun Instagram resmi @humaspoldabanten, Rabu (13/10) malam.

Sementara NP–selaku pembanting MFA–tak hanya meminta maaf, ia juga mengaku siap bertanggung jawab.

Ia menyampaikan pernyataan tersebut di Ruangan Seksi Propam Polres Kota Tangerang.

“Meminta maaf kepada Mas Faris, atas perbuatan saya, dan saya siap bertanggung jawab atas perbuatan saya.”

“Saya, sekali lagi minta maaf kepada Mas Faris dan keluarga, ‘Pak, saya minta maaf atas perbuatan saya [ujarnya kepada ayah Faris], dan saya siap bertanggung jawab’,” ujar NP, sembari memeluk MFA.

Namun, meski telah meminta maaf, NP–yang mengaku refleks–akan tetap menjalani pemeriksaan terkait dugaan pelanggaran SOP saat mengamankan aksi demo.

Pasalnya, Kapolda Banten, tegas akan menindak personel yang melakukan aksi pengamanan di luar SOP.

Bagaimana dengan MFA?

Sebagai korban, ia mengaku legawa memaafkan NP. Namun, tak akan melupakan kejadian yang menimpanya, Rabu (13/10) kemarin.

“Tentu saya, sebagai sesama manusia, menerima permohonan maaf tersebut.”

“Tapi ingat, untuk melupakan kejadian tersebut, tentu saya tidak akan lupa.”

Begitu kata MFA, dalam konferensi pers [didampingi oleh Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro, dan orang tuanya], di Mapolresta Tangerang, Tigaraksa, Rabu (13/10).

Iya, meski telah memaafkan, MFA, tetap memohon agar tindakan hukum tetap berjalan sesuai prosedur.

“Saya berharap, pihak kepolisian terkait, untuk melakukan tindakan yang tegas terhadap oknum kepolisian yang telah melakukan tindakan represifitas terhadap mahasiswa.”