Menilik Total Rupiah dari Isi Tas Bansos Kemensos yang Dikorupsi Juliari

Bansos Kemensos Korupsi Juliari

Ngelmu.co – Menilik total rupiah dari isi tas bantuan sosial (bansos) Kementerian Sosial (Kemensos), yang dikorupsi oleh Juliari Peter Batubara.

Awal Desember lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), resmi menetapkan Juliari, sebagai salah satu tersangka kasus dugaan korupsi program bansos Kemensos.

Pasalnya, bantuan yang seharusnya sampai dengan amanah ke tangan masyarakat, justru ternoda oleh pencatutan.

Dalam kasus ini, Juliari, diduga menerima suap sebesar Rp17 miliar.

Lebih jauh, ia, diduga mengantongi Rp10 ribu, dari setiap paket sembako–hak masyarakat.

“Dan diduga, disepakati, ditetapkan, adanya fee dari tiap-tiap paket pekerjaan yang harus disetorkan para rekanan kepada Kementerian Sosial melalui MJS (Matheus).”

“Untuk fee tiap paket bansos, disepakati oleh MJS (Matheus) dan AW (Adi), sebesar Rp10 ribu per paket sembako, dari nilai Rp300 ribu per paket bansos.”

“Pada pelaksanaan paket bansos sembako periode pertama, diduga diterima fee Rp12 miliar yang pembagiannya diberikan secara tunai.”

“Oleh MJS (Matheus) kepada JPB (Juliari) melalui AW (Adi), dengan nilai sekitar Rp8,2 miliar.”

Demikian jelas Ketua KPK Firli Bahuri, dalam konferensi pers, mengutip kanal YouTube KPK, Ahad (6/12) lalu.

Baca Juga: Pernah Kritik Anies soal Bansos, Juliari Jadi Tersangka Korupsi

Lantas, seperti apa sebenarnya isi paket bansos Kemensos yang dimaksud?

Berapa jumlahnya jika dirupiahkan? Apakah mencapai Rp300 ribu?

Salah satu penerima bernama Nur, mengaku, selama sembilan bulan pandemi, ia, baru dua kali menerima bansos Kemensos, yakni pada Mei dan Juni 2020.

Warga Cianjur, Jawa Barat, itu mengatakan isi dari paket bansos Kemensos adalah:

  • 2 karung beras 5 kilogram;
  • 3 batang sabun mandi;
  • 10 bungkus mi instan;
  • 2 kaleng sarden;
  • Dua kaleng kornet;
  • 2 liter minyak goreng;
  • 5 kotak kecil susu UHT;
  • 1 botol saus sambal;
  • Satu botol kecap, dan
  • 1 kotak teh celup.

“Kalau ditotal, ya, gak nyampe Rp300 ribu lah,” kata Nur, mengutip IDN Times.

“Itu juga isinya gak bermerek semua. Berasnya juga bau. Sarden cair, tapi ya… saya masih bersyukur dapat bantuan,” sambungnya.

Nur, juga menyertakan foto isi paket bansos Kemensos yang sempat ia abadikan saat itu.

Dari foto tersebut, IDN Times, pun mencoba untuk menilik total rupiah bansos yang terbungkus tas bertuliskan ‘Kemensos Hadir’.

Berikut rincian–berdasarkan harga eceran sembako marketplace:

  • Rp22.750 untuk 10 bungkus mi instan [@Rp2.275];
  • Rp35.800 untuk 2 kaleng kornet merek Pronas [@Rp17.900];
  • Rp14.600 untuk 2 kaleng sarden merek Maya [@Rp7.300];
  • Rp6.500 untuk 1 botol kecil kecap;
  • Rp8.600 untuk 1 botol saus sambal merek ABC;
  • Rp7.800 untuk 3 sabun batangan [@Rp2.600];
  • Rp24.000 untuk 2 liter minyak goreng promo;
  • Rp4.990 untuk 1 kotak teh celup merek Sosro;
  • Rp14.750 untuk 5 kotak susu UHT Fs [@Rp2.950]; dan
  • Rp130.000 untuk 2 karung beras 5 kilogram [@Rp65.000].

Dari rincian di atas, maka totalnya hanya Rp269.790, dari yang seharusnya Rp300 ribu.

Tetapi isi paket bantuan di sejumlah tempat juga berbeda-beda, baik kualitas pun jumlahnya.

Baca Juga: Survei Distribusi Bansos, ICW Temukan Pemotongan Hingga Pungli

Titin, warga Koja, Jakarta Utara, mengaku menerima paket sembako tiga kali, yakni pada Juni, Juli, dan Agustus 2020.

Ia, mengungkap paket bansos Kemensos pertama, berisi:

  • 10 kilogram beras;
  • 2 liter minyak goreng;
  • 10 bungkus mi instan;
  • 5 kaleng kecil sarden;
  • 1 botol kecap 135 ml; dan
  • 1 botol saus 135 ml.

Namun, dua paket bansos berikutnya, Titin, mendapat jumlah lebih sedikit:

  • 5 kilogram beras;
  • 2 kaleng kecil sarden;
  • 1 kardus susu bubuk 400 gram; dan
  • 1 biskuit kelapa 350 gram.

“Tidak dapat mi, saus, sama kecap. Terus berasnya gak enak, bau gitu,” kata Titin.

“Sardennya banyak kuahnya. Pokoknya yang gak bermerek. Kalau dijumlah, ya, gak nyampe Rp300 ribu,” sambungnya.

Kembali ke pemerintah, Sekretaris Jenderal Kemensos, Hartono Laras, juga mengakui, pihaknya menerima berbagai masukan terkait penyaluran bansos, baik kualitas pun harga.

“Ini sudah kami tindak lanjuti. Sembako yang kualitasnya berbeda, segera vendor untuk saat itu juga diganti. Ada uji tangan,” akuannya.

“Demikian pula dengan beras, dan kami tidak segan menegur atau memberi sanksi kepada vendor yang tidak berkomitmen,” lanjut Hartono.

“Kalau jenis barang memang bisa berbeda merek atau barangnya. Namun, harga dan jenisnya sama atau setara,” imbuhnya lagi, secara tertulis, pada 29 Oktober lalu.

Hartono, juga menyinggung adanya berbagai informasi yang berkembang di tengah masyarakat.

Salah satu pendapat di media, menyebut harga satu paket bansos Kemensos bukan Rp300 ribu, tapi hanya Rp270 ribu.

“Untuk isi bahan pangan dalam satu paket bansos senilai Rp270 ribu, kemudian untuk harga goodie bag dan transporter, senilai Rp30 ribu,” jelas Hartono.

“Ya, ‘kan paket sembako ini perlu dikemas supaya mudah didistribusikan,” sambungnya.

“Kemudian untuk transportasi ini juga timbul biaya. Jadi dipastikan, biaya untuk satu paket bansos adalah Rp300 ribu,” pungkas Hartono.