Berita  

Menteri Edhy Ditangkap KPK, Nelayan Bicara Benur: Saya Sejak Awal Tak Setuju

KPK Edhy Prabowo Nelayan Pangandaran

Ngelmu.co – Kabar penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), telah sampai di telinga para nelayan, tepatnya di Kabupaten Pangandaran.

Respons mereka atas kabar tersebut pun beragam. Salah satunya Tukirun (55), nelayan yang tinggal di Desa Babakan Kecamatan/Kabupaten Pangandaran.

Meski tak mau ambil pusing, ia, mengaku jika sejak awal tak setuju dengan kebijakan terkait benih lobster [benur].

“Saya tidak tahu dan tak mau ambil pusing dengan kasus itu, tapi kalau berbicara benih lobster, saya sejak awal tak setuju,” tegas Tukirun, mengutip Detik, Rabu (25/11).

Pernyataan itu ia sampaikan, usai melaut dan sedang bersandar di warung kopi, sekitaran pelabuhan pendaratan ikan Cikidang, Pangandaran.

“Kalau saya pribadi mah lebih menghargai dan setuju dengan Bu Susi (Susi Pujiastuti), dan Pak Jeje (Bupati Pangandaran),” akuan Tukirun.

“Kalau benur terus-terusan diambil, akan habis. Nanti kita tidak bisa dapat lobster besar lagi,” jelasnya.

Baca Juga: Januari Ingin Buat Jokowi Bangga, November Menteri Edhy Prabowo Ditangkap KPK

Wakil Ketua HNSI Pangandaran, Muhammad Yusuf, juga buka suara.

Ia, mengatakan perlu adanya evaluasi mengenai peraturan penangkapan benur.

“Intinya, kami ingin ada upaya pelestarian dan menjaga kelestarian ekosistem, khususnya populasi lobster,” kata Yusuf.

Salah satu yang harus dikaji ulang adalah kewajiban melepasliarkan dua persen hasil budidaya baby lobster.

“Yang ada sekarang ‘kan menangkap, lalu menjual. Budidaya dan pelepasliaran sebanyak dua persen, belum dilakukan,” beber Yusuf.

Ia juga menambahkan, penangkapan benur di Pangandaran, saat ini kian berkurang.

“Nelayan Pangandaran, sudah banyak yang menyadari. Mereka banyak yang sudah tidak tertarik mengambil baby lobster,” pungkas Yusuf.

Fuad Husen, yang juga meruapakan Pengurus HNSI Pangandaran, menegaskan bahwa sampai kapan pun, pihaknya akan menolak eksplorasi benur.

“Kami khawatir generasi yang akan datang, tidak akan melihat lagi lobster besar,” tegas Fuad.