Menteri Jokowi dan Direktur BUMN Disebut Sebagai Sumber Amplop ‘Serangan Fajar’

Ngelmu.co – Setelah menyebut nama rekan separtainya (Golkar), Nusron Wahid sebagai pihak yang meminta dirinya menyiapkan 400 ribu amplop ‘serangan fajar’, tersangka kasus suap, Bowo Sidik Pangarso menyatakan jika salah satu menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi, juga menjadi sumber amplop-amplop tersebut. Hal itu ia sampaikan melalui pengacaranya, Saut Edward Rajagukguk.

Setidaknya, total Rp8 miliar bersembunyi di dalam 400 ribu amplop tersebut, dan terdiri dari pecahan Rp20 ribu serta Rp50 ribu.

“Yang memenuhi Rp8 miliar yang ada di amplop sudah. Dari salah satu menteri di kabinet ini,” ungkap Saut saat mendampingi Bowo menjalani pemeriksaan sebagai tersangka di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (10/4).

Namun, Saut tak menyebutkan secara jelas, identitas atau nama menteri era Jokowi yang dimaksud. Melanjutkan pernyataannya, bukan hanya menteri Kabinet Kerja Jokowi, tetapi seorang direktur BUMN juga ia nyatakan sebagai sumber lain dari uang Rp8 miliar itu. Sayangnya, lagi-lagi Saut tak membeberkan nama direktur BUMN itu.

“Harus kooperatif. Ada Menteri, ada direktur BUMN,” ujarnya.

Menanggapi pernyataan Saut, Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko menyatakan jika dirinya tidak paham dengan apa yang disampaikan oleh pihak Bowo tersebut.

“Saya tidak paham tentang hal itu, dan tidak mengerti apa yang mereka maksud,” jawabnya, seperti dilansir dari CNN.

Selain Bowo, Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia, Asty Winasti dan karyawan PT Inersia, Indung juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap kerja sama distribusi pupuk PT PILOG dengan PT HTK.