Ngelmu.co – Memulihkan perekonomian yang terdampak pandemi COVID-19, pemerintah mulai membuka pariwisata; di Bali, misalnya. Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, pun sudah melihat beragam fasilitas pariwisata di sana.
“Kami ingin memastikan kepada seluruh masyarakat Indonesia, silakan Anda bertamasya, tetapi jangan lupa protokol kesehatan, itu penting,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia pun mengingatkan, agar masyarakat tetap waspada terhadap Corona, tetapi jangan sampai terlalu ‘parno’.
Hal itu Suharso sampaikan, saat talk show ‘#BaliBangkit: Pemulihan Ekonomi dan Sosial untuk Revitalisasi Bali’, seperti dikutip Ngelmu, dari kanal YouTube Bappenas RI.
“Jadi jangan terlalu parno, paranoid ya. Kita harus tetap waspada, harus khawatir, tetap harus,” ujarnya, Selasa (4/8).
Suharso pun mencontohkan, bagaimana Indonesia, sempat menghadapi penyakit demam berdarah dengue (DBD).
“Dulu kita juga punya persoalan dengan demam berdarah. Orang takut sekali ada nyamuk demam berdarah,” ucapnya.
“Sekarang kita anggap biasa, padahal yang wafat juga karena demam berdarah juga cukup tinggi, ya ‘kan,” sambung Suharso.
Selain DBD, ia juga membahas soal Indonesia, yang sampai saat ini masih menghadapi TBC.
Bahkan menurut Suharso, kondisi itu membuat mahasiswa yang kuliah di luar negeri, ditanya soal riwayat penyakit TBC.
Meski demikian, lanjutnya, semua masih dapat berjalan maksimal, diiringi upaya menurunkan angka TBC di Tanah Air.
“Sampai hari ini kita punya masalah di TBC, yang wafat di TBC itu tinggi sekali, lebih tinggi dari COVID,” kata Suharso.
“Sekarang itu di Indonesia, orang yang wafat karena TBC, bisa 10 sampai 11 orang wafat per jam. Jadi, itu ternyata kita masih bisa berdamai,” imbuhnya.
Imbauan Suharso itu, langsung mendapat beragam tanggapan dari warganet; khususnya para pengguna Twitter.
Gua paham doi tuh bilang gini biar mengurangi kepanikan di masyarakat, cuma yaaa bicaranya ga sesuai fakta dan keadaan gituh, herman gua~
— イケメン (@dareallazyman) August 4, 2020
Sejujurnya, masyarakat sebetulnya cukup tenang menghadapi covid. Kita justru lebih khawatir dg pemerintah yg makin hari terlihat makin ambyar. Langkah2 pemerintah malah lebih bikin parno daripada sang covid itu sendiri 🤦
— rrRrr (@15karakterrrrrr) August 4, 2020
Makanya selalu bingung sama orang yg bilang Pemerintah dan media bikin Covid terlihat jauh lebih serem dari aslinya. Lah yg pertama kali ngeremehin Covid itu ya dari pemerintah kok
— Kamu dan Aku (@cindyharvardyan) August 4, 2020
Mentri jaman sekarang tua² tapi analoginya kayak bocah sd 😄
— adudu (@rdp2096) August 4, 2020
Sebenernya rakyat Indonesia nggak bakal terlalu parno kalo pemerintah bisa diandalkan dalam penanganannya, soalnya virus ini tuh belum ada obat dan vaksinnya gitu loh, Bapak.
— Inas (@inasmfdti_) August 4, 2020
Baca Juga: Ekonom Kritik Muhadjir soal ‘Lahir Keluarga Miskin Baru’
Terlepas dari komentar publik, sebelumnya, Suharso mengajak masyarakat, untuk berwisata; sembari tetap memerhatikan protokol kesehatan.
Dengan tegas ia menyampaikan, pariwisata yang sudah dibuka—seperti Bali—siap melayani masyarakat.
“Sampai hari ini yang saya lihat, (Bali) aman. Pertama, di sini menurut saya sistem komunitasnya cukup ketat, karena mereka punya Pecalang,” kata Suharso.
“Nah, Pecalang itu ‘kan komunitas sistemnya. Jadi kalau ada seseorang yang terkena atau bagaimana, mereka bisa antisipasi cepat,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu, Suharso, juga merasa penularan COVID-19 di Bali, sudah menurun.
Kondisi tersebut didukung dengan fasilitas kesehatan yang menurutnya, tak perlu diragukan kualitasnya.
“Fasilitas kesehatannya memadai, karena ini kota internasional, sehingga banyak yang hadir di sini, sehingga seluruh fasilitas tersedia.”