Menurut Studi, Orang Jerman Menjadi Mualaf Karena Temukan Solusi pada Islam

Menurut Studi, Orang Jerman Menjadi Mualaf Karena Temukan Solusi pada Islam

Ngelmu.co – Kemajuan negara Eroapa tak lepas dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode berpikir Islam yang sangat rasional. Masuknya Islam ke Eropa karena adanya perang salib, sicilia, namun yang paling penting adalah kejayaan Islam di Spanyol.

Menurut Studi, Orang Jerman Menjadi Mualaf Karena Temukan Solusi pada Islam

Masa Kejayaan Muslim di Spanyol

Sebuah buku yang berjudul “Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, dalam buku tersebut Badri Yatim menjeleskan ketika Islam mengalami masa kejayaan di Spanyol.

Sejak abad ke-12 Masehi, tak sedikit orang Eropa yang singgah dan belajar ke sana. Kemudian meraka menerjemahkan karya-karya ilmiah umat Islam.

Perkembangan berikutnya, muncullah renaissance, reformasi, dan rasionalisme di Eropa. Melalui gerakan-gerakan inilah, kemudian melahirkan perubahan besar dalam sejarah dunia.

Kemudian di abad ke-16 dan 17 Masehi menjadi abad yang paling penting bagi Eropa, sedangkan Islam saat itu mengalami kemunduran.

Namun kini, Islam dan komunitas Muslim di negara-negara Barat menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan.

Keberadaannya Mulai Diakui

Bahkan, Islam telah menjadi agama terbesar kedua di negara Eropa. Keberadaannya kini pun mulai diperhitungkan sebagai agama yang diakui pemerintah.

Jerman menjadi salah satu negara di Eropa dengan penduduk Muslim terbesar, jumlahnya sekitar 4,7 juta jiwa atau sekitar 5,7 persen dari total populasi Jerman yakni 83 juta jiwa.

Keberadaaan orang-orang Islam pertama di Jerman tidak terlepas dari masuknya bangsa Turki pada akhir abad ke-17.

Orang-orang Muslim dari Turki menetap dan berketurunan di wilayah tersebut. Ketika bangkitnya industri-industri di Eropa, warga Muslim dari Turki dan Timur Tengah semakin banyak yang bermigrasi untuk mencari pekerjaan ke Eropa, termasuk Jerman.

Pada 1961, 1963, dan 1965 orang-orang keturunan Turki, Maroko, dan Tunisia direkrut sebagai pekerja di Jerman atas persetujuan antara pemerintah Jerman dengan negara-negara bersangkutan.

Di samping itu, warga Muslim dari Lebanon, Palestina, Afghanistan, Aljazair, Iran, Iran dan Bosnia juga datang ke Jerman untuk mengungsi lantaran negara mereka dilanda perang.

Dijadikan Sebagai Target Bisnis dan Pendidikan

Dikenal sebagai negara maju, Jerman akhirnya menjadi target bisnis juga pendidikan. Banyak pula para professional, pebisnis, pekerja dan mahasiswa muslim yang datang ke Jerman. Bahkan, sebagian dari meraka ada yang memutuskan untuk menetap di sana.

Berdasarkan data statistik pada 1999, umat Islam di Jerman berasal dari Turki, Bosnia, Iran, Marokko, Afghanistan, Libanon, Pakistan, Tunisia, Suria , Aljazair, Irak, Mesir, termasuk dari Indonesia.

Belakangan, ada fenomena menarik, bahwa tingkat konversi masyarakat Jerman untuk memeluk Islam jumlahnya cukup tinggi.

Majalah ternama Jerman Der Spiegel menyebutkan bahwa antara Juli 2004 dan Juni 2005 saja terdapat sekitar 4.000 orang di Jerman yang masuk Islam. Kebanyakan para mualaf berasal dari kalangan terpelajar.

Yang membuat fenomena tersebut menarik, dikarenakan hal ini terjadi ketika media-media Barat justru gencar mengaitkan Islam dengan terorisme.

Lantas, apa yang membuat orang-orang Jerman beralih ke Islam?

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Monika Wohlrab Sahr, dari Institut für Kulturwissenschaften Universitas Leipzig, mengatakan bahwa motivasi mereka untuk menjadi maulaf yakni “viele auf der Suche nach dem “andersartigen”. Artinya, banyak yang sedang mencari bentuk lain.

Dalam banyak kasus, menurut dia, banyak pelaku konversi tersebut mengalami problematika kehidupan dan menemukan solusi dalam Islam, bukan karena membanding-bandingkannya dengan agama lain sebagaimana yang kerap digambarkan.

Baca Juga: Muslimah Alami Kekerasan di KRL Hingga Hijabnya Ditarik Paksa Oleh Pria Tak Dikenal

Monika menyebutkan bahwa penekanan terhadap kedisiplinan dan kepatuhan dalam Islam lebih kuat. Mualaf Jerman juga mengaku tertarik pada Islam karena ajaran ini paling jelas merinci tuntunan hidup bagi umatnya, dan ajarannya tetap relevan hingga saat ini.