Berita  

Mesut Özil Pertanyakan Ke Mana Negara Muslim Ketika Uighur Ditindas?

Mesut Özil Pertanyakan Ke Mana Negara Muslim Ketika Uighur Ditindas?

Ngelmu.co – Pesepak bola asal Jerman, Mesut Oezil serukan dukungan untuk Muslim Uighur yang tengah mengalami penindasan di Xianjiang, China. Bintang Arsenal ini memang dikenal sebagai seorang yang peduli akan isu-isu kemanusiaan khususnya terkait persaudaraan sesama Muslim.

Mesut Oezil Pertanyakan Ke Mana Negara Muslim Ketika Uighur Ditindas?

Mengecam Penindasan yang Terjadi pada Muslim Uighur

Pada Jumat (13/12/2019) lalu, melalui akun Instagram pribadinya, ia mengunggah pernyataan sikap dan doanya untuk Muslim Uighur. Oezil menyebut, etnis minoritas Muslim di Xianjiang sebagai saudaranya.

“Umat yang terluka berdarah, komunitas pejuang yang menolak penindasan, dan orang-orang beriman yang berjuang sendiri melawan mereka yang memaksa keluar dari Islam.” Begitu Oezil berempati terhadap Muslim Uighur.

Winger andalan Arsenal ini mengecam penindasan yang diperbuat pemerintah Tiongkok terhadap Muslim Uighur di Xianjiang. Dia juga mengkritik negara-negara Muslim yang seolah bungkam.

Oezil mempertanyakan sikap diam elite dan media di negara Muslim terhadap apa yang terjadi di Turkistan Timur, sebutan Oezil untuk Xinjiang.

Akhirnya, Oezil pun hanya bisa berdoa kepada Allah SWT. Ia meminta pertolongan dari Allah atas apa yang dialami saudara-saudari Muslim di Turkistan Timur.

Berikut pernyataan sikap dan Oezil, seperti dikutip dari akun @m10_official:

“Oh Turkistan Timur!

Umat yang terluka berdarah. Komunitas pejuang yang menolak penindasan. Orang-orang beriman yang berjuang sendiri melawan mereka yang memaksa keluar dari Islam. Al-Qur’an dibakar, masjid-masjid ditutup, sekolah madrasah dilarang, para sarjana Muslim dibunuh satu per satu.

Saudara-saudaraku dipaksa masuk ke dalam kamp. Pria China dimasukkan ke dalam keluarga (Uighur). Saudari-saudariku dipaksa menikah dengan pria-pria China.

Namun, umat Muhammad hanya diam, tidak menyatakan keberatan apa pun. Umat muslim lain tidak mendukung. Tidakkah mereka tahu bahwa membiarkan penindasan adalah bentuk dari penindasan itu sendiri? Betapa indahnya kalimat Hadrah Ali: “Jika kamu tidak bisa mencegah penindasan, maka publikasikanlah penindasan itu!”

Saat peristiwa ini (penindasan ethis Uighur) menjadi agenda bahkan di media Barat selama beberapa pekan dan bulan, di mana suara negara-negara Muslim dan media mereka?

Tidakkah mereka tahu bahwa bersikap netral saat penindasan terjadi adalah penghinaan? Tidakkah mereka tahu bahwa saudara-saudari kita (Uighur) akan mengingat kesedihan ini beberapa tahun kemudian sebagai bukan dari akibat tirani, tetapi akibat sikap diam kita, saudara Muslim mereka?

Ya Allah, tolonglah saudara-saudariku di Turkistan Timur.

Tak diragukan, Allah adalah sebaik-baiknya perencana.”

Baca Juga: Derita Uighur di Kamp Xinjiang: Disiksa, Dipaksa Makan Babi, Hingga Konsumsi Alkohol