Opini  

Mohamad Sohibul Iman: Membangun Jembatan Kejayaan

 

Saat mendengar jargon “Partai Dakwah” yang diusung oleh PKS, mungkin sebagian orang akan membayangkan bahwa kader, aktivis dan pengurus PKS hanyalah orang – orang pondokan dan hanya bergulat dengan kitab. Memang benar bahwa PKS pernah dipimpin oleh orang pondokan dan lulusan ma’had (Ust Hidayat Nur Wahid, Ust Luthfi Hasan Ishaq dan Ust Anis Matta). Tapi jangan lupa, PKS juga pernah dipimpin oleh lulusan Amerika (Nur Mahmudi Ismail/PK) dan juga lulusan Jepang (Mohammad Sohibul Iman).

Jepang sendiri dikenal sebagai salah satu kiblat teknologi dunia, selain Jerman. Jepang sudah bebas buta huruf sejak abad ke 17. Jepang adalah satu – satunya negara di Asia yang berstatus sebagai penjajah (maksudnya, sejajar kedudukannya dengan bangsa Eropa). Meski akhirnya kalah perang dari Amerika, tapi Jepang berhasil bangkit dan mengalahkan Amerika dalm perang bisnis. Semua yang pernah belajar ilmu pemasaran tentu paham dengan kisah Toyota menaklukkan Ford. Juga paham dengan adagium “Coca – Cola adalah merk nomor 2 di Amerika. Nomor 1 adalah Sony”.

Dalam permainan sepakbola, strategi pelatih bisa terlihat dari pemain yang diturunkan di lapangan. Dalam konteks yang sama, strategi jama’ah juga bisa terlihat dari siapa yang diplot menjadi qiyadah. Saat ini, yang diangkat menjadi qiyadah adalah Mohammad Sohibul Iman. Seseorang yang menyelesaikan studi S1, S2 dan S3 di Jepang, jurusan teknologi. Mudah pula kita memahami bahwa jama’ah ini tengah memplot kadernya sebagai jembatan penghubung untuk meraih kejayaan bangsa. Yakni dengan menularkan visinya kepada para kader dan membangun jaringan yang luas dengan para koleganya di Jepang.

Indonesia pernah dipimpin oleh orang teknik, alumni ITB, yakni Ir Soekarno. Dengan visinya, beliau berhasil memerdekakan Indonesia dan menjadi peletak dasar karakter bangsa. Indonesia juga pernah dipimpin oleh teknokrat, alumni Jerman, yakni BJ Habibie. Dengan kelihaiannya, beliau mampu mengatasi krisis nilai tukar rupiah dalam waktu singkat dan membangun landasan demokratisasi yang luas.

Semoga kelak, Indonesia juga bisa dipimpin oleh alumni Jepang. Karena produk made in Jepang biasanya lebih unggul dari produk made in China.

Eko Jun

Cilacap