Mohamed Salah: Dakwah Tanpa Kata

 

Komentar pers Inggris menggambarkan Mohamed Salah sebagai pemain besar yang bergaya hidup baik dan rendah hati. Ia tak pernah sekali pun nongkrong di bar-bar melewatkan malam dengan bercinta dengan foto model-foto model setempat.

Di dalam pesawat, di setiap perjalanan pulang ke Inggris setelah laga kemenangan ia tak berulah seperti rekan-rekannya yang mabuk-mabukan. Di dalam pesawat, ia membaca kitab suci Al-Qur’an sambil ditemani secangkir kopi susu panas.

Demikian juga setiap acara kunjungan dari para istri atau teman wanita (“sex bomb” ) di hotel, Mohamed Salah selalu dikunjungi istrinya Magi yang selalu tampil cantik berhijab dan anaknya Makka (4 tahun).

Maka para fans Liverpool tidak hanya memuji Mohamed Salah sebagai penyerang hebat. Tapi mereka juga menyatakan diri bakal menjadi memeluk agama Islam dan ikut aktif bersama Mohamed Salah di masjid (TEMPO, 4/3/2018).

Bahkan pelatihnya sekarang, Juergen Klopp, mengatakan bahwa Mohamed Salah adalah pemain bintang, yang membaca kitab suci agamanya dan konsisten mengamalkan tuntunannya.

Di Mesir, Mohamed Salah menjadi idola anak-anak muda. “Aku ingin seperti Mohamed Salah ketika besar nanti,” ujar Mohamed Abdel, bocah berusia 12 tahun dari desa Nagrig. Dan berkat bola, Mohamed Salah mampu membangun rumah sakit modern di desanya Nagrig serta memberikan bantuan untuk pendidikan kaum papa di desa asalnya Nagrig dan Mesir.

Di Inggris, para fans Liverpool dengan riang berteriak bersama-sama: Assalamu’allaikum,  Salah, we need you!

Sebuah dakwah riil, nyata, konkrit, membumi.

Manakala dakwah dengan sikap dan tindakan lebih dibutuhkan dari pada dengan lisan dan tulisan, maka, dakwah dengan ahlak dan adab yang luhur bisa mengalahkan 1.000 majelis ilmu (teori) tentang ahlak; Orang menyebutnya sebagai keteladanan.

Satu teladan, bisa jadi akan lebih efektif dari seribu penataran. Membangun citra Islam dengan prestasi dan reputasi. Mari …. !!!