Berita  

Monitoring Media LKSP: Isu Corona Mendominasi Perbincangan Publik

Isu Corona Mendominasi Perbincangan Publik

Ngelmu.co – Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan (LKSP), melakukan monitoring media dalam beberapa platform daring. Pihaknya memantau beberapa isu nasional strategis dalam rentang 23-29 Februari 2020.

Terdapat tujuh platform daring yang menjadi objek monitoring LKSP, yakni media daring mainstream, Facebook, Instagram, YouTube, Twitter, Blog, dan Forum.

“Hasil pantauan media menemukan, ada lima klaster isu besar yang ada di media daring dan media sosial,” ungkap Direktur LKSP, Astriana B Sinaga.

“Pertama, penyebaran virus Corona, kedua Omnibus Law Cipta Kerja, ketiga skandal Jiwasraya, keempat RUU Ketahanan Keluarga, dan kelima pemilihan Cawagub DKI,” sambungnya.

Virus Corona menjadi isu yang paling banyak dijangkau oleh media daring dan media sosial, dalam rentang ini.

Kata kunci virus Corona, menjangkau 248 juta akun (viewers). Disusul:

  • Omnibus Law Ciptaker; 88,56 juta akun (viewers),
  • Jiwasraya; 81,5 juta akun (viewers),
  • RUU Ketahanan Keluarga; 47,2 juta akun (viewers), dan
  • Cawagub DKI Jakarta; 28,34 akun/viewers.

“Perbincangan virus Corona, terus menyedot perhatian publik Tanah Air, setelah mendapatkan dampak dari penyebarannya,” kata Astriana.

“Dampak pertama yang dirasakan adalah adanya pelarangan umrah oleh otoritas Arab Saudi, bagi seluruh negara termasuk Indonesia, pada 27 Februari 2020,” imbuhnya.

Eskalasi perbincangan virus Corona di Indonesia, terus naik dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan yang tertuju kepada pemerintah.

Mulai muncul pula isu keraguan, apakah Indonesia benar-benar bebas dari virus Corona.

Tren perbincangan soal virus Corona, akan terus naik, terlebih karena Indonesia secara resmi pada Senin (2/3), mengumumkan dua warga negaranya positif terjangkit COVID-19.

Twitter Mendominasi

Platform Twitter merajai perbincangan di semua platform, untuk lima isu strategis nasional pada rentang ini. Disusul:

  • Facebook,
  • Media Daring Mainstream, dan
  • Youtube.

1. Virus Corona

  • 50,3 persen perbincangan terjadi di Twitter,
  • 33,6 persen di Facebook,
  • 12,68 persen di YouTube, dan
  • 2,65 persen di media mainstream.

2. Omnibus Law Ciptaker

  • 58,10 persen di Twitter,
  • 33,3 persen di Facebook,
  • 5,28 persen di media mainstream, dan
  • 3,23 persen di YouTube.

3. Jiwasraya

  • 55,3 persen di Twitter,
  • 38,13 persen di Facebook, dan
  • 6,06 persen di media mainstream.

4. RUU Ketahanan Keluarga

  • 62,75 persen di Facebook,
  • 27,13 persen di Twitter, dan
  • 9,14 persen di media mainstream.

5. Cawagub DKI Jakarta

Sedangkan untuk isu Cawagub DKI, dominan pembahasan hanya di Twitter, yakni sebesar 79 persen, dan 21 persen di media mainstream.

Baca Juga: Perbedaan Menkes Terawan dan WHO soal Tingkat Kematian Flu Lebih Tinggi dari Virus Corona

Pada isu Corona, Omnibus Law, dan Jiwasraya, lingkup perbincangan sudah meluas.

Warganet cenderung ingin mendapatkan informasi yang cepat dan ringkas pada isu-isu tersebut, terlebih pada kasus Corona.

Media Mainstream yang otomatis menautkan pemberitaan terkini ke platform Twitter, menunjukkan warganet ingin mendapatkan informasi yang terpercaya.

Selain dari akun-akun resmi pemerintah yang turut aktif memberikan informasi yang padat dan cepat.

Sementara itu, RUU Ketahanan Keluarga, belum menjadi isu bersama karena cenderung menjadi dinamika di kalangan para aktivis, sehingga platform mayoritas yang digunakan adalah Facebook, dengan konten-konten analitik sebagai pemantik diskusi.

Isu Cawagub DKI Jakarta, tengah memasuki etape terakhir. Maka hanya muncul di dua platform, yakni Twitter dan media mainstream.

Dapat dipahami, sebagai upaya kedua Cawagub untuk memenangkan pertarungan isu.

Masing-masing pendukung bergerak di isu Cawagub, karena keduanya memang dikenal memiliki pengikut di cukup aktif di media sosial.

Warganet Masih Mencerna

Sentimen warganet, mayoritas masih netral terhadap kelima isu utama, dibandingkan sentimen positif maupun negatif.

Warganet lebih memilih konten yang informatif, dibandingkan dengan konten yang pro atau kontra.

Pada isu Corona, nampak jika masyarakat mulai banyak mengakses informasi terkait gejala, penanganan, dan penangkal.

Pada isu Omnibus Law juga demikian. Terlalu banyak pasal yang tercantum dalam Omnibus Law, memerlukan penelaahan yang cukup.

Warganet masih mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan isu-isu utama.

Sementara ada sedikit pergeseran sentimen pada isu RUU Ketahanan Keluarga.

“Sentimen positif (17.73 persen) mulai lebih besar dibandingkan sentimen negatif (11.18 persen). Hal ini menunjukkan mulai ada penjelasan yang seimbang dari para pengusul RUU,” ungkap Astriana.

“Dan kemudian mendapatkan dukungan, setelah sebelumnya aktivis dan LSM Perempuan banyak menyuarakan pandangan kontra,” pungkasnya.