Berita  

Muyyassaroh Muslimah yang Sopan dan Pintar: Dia dapat Beasiswa karena Hafiz 30 Juz

Muyyassaroh MTQ Sumut

Ngelmu.co – Sosok Muyyassaroh, masih terus menyita perhatian, usai memilih mundur dari MTQ ke-37 Sumatra Utara (Sumut), karena mempertahankan cadarnya.

Dukungan terus mengalir untuk Muyyassaroh, karena dinilai telah mengambil keputusan tepat.

Ia merupakan seorang hafizah, yang berhasil mendapatkan beasiswa di Universitas Al Washliyah (UNIVA) Medan.

“Perilakunya baik, sopan, santun. Dia juga anak yang pintar,” kata Rektor UNIVA, Halfian Lubis, seperti dilansir Detik, Kamis (10/9).

“Dia dapat beasiswa karena hafiz 30 juz itu. Di kampus ini, memang ada beasiswa untuk hafiz 30 juz,” imbuhnya.

“Tadi GP Al-Wasliyah, bilang akan memberikan beasiswa, tapi sudah kami beri beasiswa,” sambungnya lagi.

“Insya Allah, nanti dari GP Al-Washliyah (beri beasiswa) untuk biaya S2 beliau,” jelas Halfian.

Soal cadar yang digunakan Muyyassaroh, lanjutnya, tak pernah dipermasalahkan oleh pihak kampus.

“Dia setiap hari memang menggunakan cadar. Malah ketika mau masuk, dia bertanya kemari, ketemu dengan Wakil Rektor 1,” beber Halfian.

“Dia bertanya ‘Ibu, apakah di kampus ini boleh pakai cadar?‘. Kita sangat paham, bahwa tidak ada larangan menggunakan cadar di perguruan tinggi, silakan,” akuannya.

Baca Juga: Balasan yang Didapat Usai Ikhlas Mundur karena Pertahankan Cadar

Abang ipar Muyyassaroh, pun menggambarkan seperti apa sosok adik iparnya.

“Dia pernah ikut MTQ dan juara, harapan satu, juara tiga. Dia menamatkan hafiz 30 juz itu di Islamic Center,” kata Abdul Rahman.

Muyyassaroh, bukan satu-satunya anak yang menjadi hafizah di keluarga.

“Mereka itu ada 11 orang bersaudara, sembilan hafiz 30 juz, dua lagi sekitar 12 juz,” jelas Abdul.

Muyyassaroh, juga disebut mahir membaca kitab kuning, karena keluarganya memang membiasakan diri memperdalam ilmu agama.

“Sampai sekarang dibudayakan majelis taklim, membaca kitab kuning. Kalau dia membaca kitab kuning, ya, sudah biasa,” kata Abdul.

Namun, karena peristiwa beberapa waktu lalu, Muyyassaroh, sempat mengatakan akan berhenti mengikuti MTQ.

“Kemarin dia bilang, enggak mau ikut lagi,” kata Abdul.

“Keyakinan cadar dia itu, bukan spontanitas dia laksanakan,” sambungnya.

“Artinya apa pun dunia yang ditawarkan sama dia dengan unsur membuka salah satu kebiasaan dia, baik itu cadarnya atau yang lainnya, maka dia lebih takut dengan yang membuat aturan, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala,” jelas Abdul.

“Demi Allah, saya katakan, saya sebagai abang iparnya pun belum pernah sekalipun melihat wajahnya. Makanya beliau merasa berat untuk melepas itu,” tegasnya.

Baca Juga: Muyyassaroh Muslimah yang Sopan dan Pintar: Dia dapat Beasiswa karena Hafiz 30 Juz

Pihak keluarga, mengaku terkejut ketika Muyyassaroh, diminta melepas cadar saat mengikuti MTQ Sumut di Tebing Tinggi.

Pasalnya, Muyyassaroh, sudah mengikuti MTQ sejak 2012, dan tak pernah sekalipun diminta untuk membuka cadar.

“Sejak 2012 ikut MTQ, tetap menggunakan cadar,” ungkap Abdul.

Terkait kejadian di Tebing Tinggi, Muyyassaroh, tak diberitahu soal aturan harus membuka cadar saat tampil.

Aturan itu, kata Abdul, baru diketahui ketika Muyyassaroh, sudah naik ke bilik.

“Kenapa aturan itu ada, tapi tidak disampaikan? Saya juga ada di grup WhatsApp MTQ itu. ‘Bapak, tidak ada aturan itu disampaikan kepada kami’, kata official tim itu,” pungkas Abdul.