Berita  

Nakes Ini Rela 7 Jam Penuh Pakai Hazmat Meski Tak dapat Insentif

Perjuangan Nakes Pandemi Covid Corona
Potret ini bukan nakes yang ada dalam berita, melainkan sejumlah perawat yang sedang beristirahat dengan mengenakan APD lengkap di IGD khusus penanganan COVID-19, di RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (5/6/2020). Foto: Antara/FB Anggoro

Ngelmu.co – Seorang tenaga kesehatan–tak disebutkan nama dan rumah sakit tempatnya bekerja–rela memakai hazmat, selama tujuh jam penuh.

Meskipun untuk perjuangannya ini, ia tidak mendapatkan insentif, karena memang tak bertugas di rumah sakit rujukan COVID-19.

Namun, yang bersangkutan tetap bersedia. “Ia biasa dipanggil, Pentol,” kata Mark, pemilik akun Twitter yang membagikan kisah ini.

Pada rangkaian cuitannya, ia mengunggah potret Pentol, yang sedang rebah di sekitaran ruang instalasi gawat darurat (IGD), tempat mereka bekerja.

Pentol, bertugas sif sore. Ia harus menggunakan hazmat, karena ada tujuh pasien COVID-19 yang menjalani perawatan di sana.

“Di ruang IGD yang belum standar sebagai IGD isolasi,” tutur Mark.

Ketujuhnya belum bisa pindah ke rumah sakit rujukan, karena semua ruang isolasi di tiga kabupaten terdekat, sudah penuh.

Pentol, sambung Mark, harus menahan buang air kecil, lapar, bahkan gatal karena keringat di tubuhnya.

Meskipun penghasilan Pentol, tidak besar. “Mohon maaf, gaji pegawai toko Bapak saya,” kata Mark, “Lebih besar dari Pentol. Ini benar.”

Namun, rekannya itu tetap merelakan hazmat melekat selama tujuh jam di badannya.

Ia juga bersedia menerima pasien COVID-19 di IGD yang tidak memiliki tekanan negatif.

“Teman saya rela begini, bukan karena tugasnya sebagai nakes,” tegas Mark.