Ngabalin, Dari Oposisi, Masuk Istana dan jadi Komisaris BUMN

 

Roda nasib politik Ali Mochtar Ngabalin berputar begitu cepat. Lama jadi pendukung Prabowo Subianto, tiba-tiba masuk Istana dan kemudian mendapat jatah kursi komisaris BUMN.

Ngabalin memang kadung dikenal sebagai pendukung Prabowo. Pasalnya, pria yang sempat jadi anggota Partai Bulan Bintang (PBB) itu merupakan tim sukses Prabowo-Hatta dalam Pilpres 2014.

Ngabalin pernah menjabat sebagai anggota Komisi I DPR RI periode 2004-2009 dari PBB. Ada satu peristiwa memalukan kala itu. Ngabalin hampir terlibat baku hantam dengan rekannya sesama anggota komisi I, Marzuki Darusman pada 2007.

Keduanya terlibat adu suara pada saat rapat dengar pendapat (RDP) antara Direksi Pengawas TVRI dengan anggota dewan. Ngabalin akhirnya menyesali sikap tidak santun yang diperlihatkannya kepada publik.

Ngabalin kemudian pindah ke Partai Golkar pada 2010. Pria kelahiran Fakfak, Papua Barat 25 Desember 1968 itu lalu dipercaya menjadi salah satu anggota dari koordinator juru bicara pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

Di masa pilpres Ngabalin pernah dilaporkan ke polisi karena diduga melakukan kampanye hitam oleh Ketua Tim Hukum kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla, Anthon Raharsun.

Dan publik mungkin masih mengingat apa yang diucapkanya tentang Jokowi. Pada saat deklarasi kampanye Prabowo-Hatta, Ngabalin menyudutkan Jokowi sebagai capres kurus krempeng dan tidak bisa menepati janji kampanyenya.

Usai pilpres, Ngabalin rajin mengkritik pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Suaranya lantang. Pria yang selalu bersorban putih di kepalanya itu dianggap pula sebagai representasi umat Islam.

Ngabalin pernah mengikuti aksi 411 (4 November 2016). Dia juga menyampaikan orasi untuk pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak menganggap enteng aksi 411 tersebut. Ngabalin meminta Jokowi untuk tidak mengorbankan 250 juta rakyat Indonesia hanya untuk Ahok yang sudah dianggap menistakan agama.

Tapi tiba-tiba publik terkejut dengan kabar Ngabalin masuk Istana pada Mei 2018.
Dia ditunjuk untuk menjadi bagian dari Kantor Staf Presiden, yang saat ini dipimpin Moeldoko.

Suaranya kian lantang membela Jokowi. Siapapun tokoh oposisi yang mengkritik Jokowi langsung diresponsnya. Dari Amien Rais hingga Mardani Ali Sera. Ngabalin seperti dipasang untuk “memagari” Jokowi.

Sekitar dua bulan setelah masuk Istana, Ngabalin seperti mendapat durian runtuh. Dia didapuk menjadi komisaris PT Angkasa Pura I dengan gaji yang cukup besar, sekitar Rp 50-60 juta per bulan.

Erwyn Kurniawan