Niat Puasa Arafah serta Keutamaannya

Puasa Arafah

Ngelmu.co – Bulan Dzulhijjah yang merupakan bulan akhir tahun dalam kalender Islam (Hijriah), menjadi salah satu bulan yang penuh berkah bagi umat Islam di seluruh dunia. Mereka yang mampu, bisa menunaikan ibadah haji. Sementara yang belum bisa berkunjung ke tanah suci, dapat menjalankan amalan-amalan sunah yang dianjurkan, seperti puasa Arafah di tanggal 9 Dzulhijjah.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari di awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya …,” (HR. Abu Daud No. 2437, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Keutamaan Puasa Sunah Arafah

Mengutip nu.or.id, puasa sunah ini juga memiliki keutamaan yang sangat besar, itu sebabnya para ulama memasukkannya ke dalam puasa sunah yang sangat dianjurkan (muakkad).

“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu,” (HR. Muslim).

Abnu Abbas r.a meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء

“Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah.

Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah! Walaupun jihad di jalan Allah?

Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah, kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid),” (HR. Imam Bukhari).

Niat Puasa Arafah

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: “Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta’ala”

Namun, bagaimana jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah antara pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi?

Umat Islam Indonesia melaksanakan puasa sunah Arafah maupun Tarwiyah sesuai dengan ketetapan pemerintah setempat, karena ini didasarkan pada perbedaan posisi geografis.

“Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku”.

Keistimewaan puasa sunah Arafah

1. Dapat meraih syafaat Rasulullah, karena puasa Arafah adalah puasa kesukaan Rasulullah,

“Tiada dari hari dalam setahun aku berpuasa lebih aku sukai daripada hari Arafah,” (HR. Baihaqi).

2. Sebagai penghapus dosa setahun yang lalu, bahkan sesudahnya,

“Saya berharap kepada Allah agar dihapuskan (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya,” (HR. Muslim).

3. Saat berpuasa doa sangat mustajab,

“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah …,” (HR. At Tirmidzi).

4. Insya Allah, dengan tobat yang sungguh-sungguh dan puasa Arafah, Allah bebaskan dari Neraka,

“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari Neraka adalah hari Arafah,” (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah, melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun,” (HR. Bukhari Muslim).

Wallahu a’lam.