Berita  

Ning Imaz yang Kalian Hina Itu Ustazah Ponpes Lirboyo!

Ning Imaz Ponpes Lirboyo

Ngelmu.co – Setidaknya, ada empat akun Twitter yang dicecar oleh publik, karena menghina Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra (Ning Imaz); dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Mereka adalah Eko Kuntadhi (@_ekokuntadhi), @jagalkadrun1312, @Joko_Purwoko, dan @justinkanya.

Berawal dari Eko yang juga dikenal sebagai Ketua Umum Kornas Ganjarist.

Ia mengunggah potongan video Ning Imaz yang diproduksi oleh NU Online.

Di mana dalam video tersebut, Ning Imaz tengah menjelaskan tentang tafsir QS. Ali Imran ayat 14.

Video itu sebenarnya juga terunggah di akun TikTok NU Online, dengan judul ‘Lelaki di Surga dapat Bidadari, Wanita dapat Apa?’.

Namun, Eko mengunggah potongan video yang di dalamnya sudah diselipi kalimat kasar:

“Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan,” demikian kalimat yang terdapat dalam video yang diunggah oleh Eko.

Setelah itu, akun @jagalkadrun1312, ikut mengunggah video yang sama, dan melengkapi unggahannya dengan twit berbunyi:

“Semoga anak-anak bangsa ini kagak punya ibu yang kayak gini, ya. Ini sudah gangguan jiwa stres tingkat dewa.”

Akun @Joko_Purwoko, pun menyahut. “Kalau perempuan cuma jadi budak seks, kapan pakai perhiasannya, ya? Ternyata surga si ibu hanya nafsu.”

Akun @justinkanya, yang ikut menimpali, bahkan berkata lebih kasar lagi: “Cocok jadi budak seks ISIS.”

Baca Juga:

Rais Syuriyah PCINU [Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama] Australia-New Zealand, Nadirsyah Hosen (Gus Nadir), ikut menanggapi.

Ia merespons twit Eko Kuntadhi, dengan lima kalimat:

Yang Anda @_ekokuntadhi posting itu video Ning Imaz dari Ponpes Lirboyo; istri dari Gus @rifqilmoeslim.

Beda pendapat hal biasa, tapi enggak usah melabeli dengan kata tolol.

Posting saja video aslinya.

Bukan yang sudah ditambahi kata-kata tolol.

Belajarlah untuk santun dalam perbedaan.

Setelah mendapat komentar dari Gus Nadir, Eko pun langsung menghapus unggahan video Ning Imaz; yang telah diselipi kata-kata kasar.

@ngelmuco #NingImaz bukan sembarang bicara. Dia sedang berbincang dengan pihak #NU Online, kemudian menjelaskan tentang tafsir QS. #AliImran ayat 14. “Jangan sampai kehilangan moral, hanya karena ingin #viral,” tandas #GusRifqil ♬ Breaking News Background Music (Basic A)(1001538) – LEOPARD

Namun, penghapusan itu tidak membuat kecaman berhenti.

Baca Juga:

Gus Rifqil Moeslim sebagai suami dari Ning Imaz, jelas bersuara.

Mas @_ekokuntadhi, apakah sudah lihat penjelasan istri saya @ImazzFat, secara lengkap @nu_online?

Atau kalau ada waktu, kapan kita kopi darat untuk bahas QS. Ali Imran ayat 14, Tasfir Ibnu Katsir?

Mas @jagalkadrun1312, apakah sudah melihat video lengkapnya @nu_online?

Atau kalau ada waktu, monggo kopdar, kita bahas penjelasan istri saya @ImazzFat, tentang QS. Ali Imran ayat 14, Tasfir Ibnu Katsir.

Saya tunggu itikad baiknya dari @_ekokuntadhi dan @jagalkadrun1312.

Jadi, kapan bisa kopdar dengan saya @justinkanya, @Joko_Purwoko, @jagalkadrun1312, @_ekokuntadhi?

Jangan sampai kehilangan moral, hanya karena ingin viral.

Sejauh ini, baru @jagalkadrun1312, yang minta maaf. Itu pun kepada Gus Rifqil:

Saya Jagal Kadrun, memohon maaf sebesar-besarnya, karena salah menilai postingan yang tidak lengkap dari yang saya dapat.

Sekiranya, Gus mau memaafkan saya 🙏 Tidak ada niatan saya untuk menghina istri Gus, karena saya sama sekali tidak mengenal istri Gus itu yang mana, maaf 🙏

Adapun Ning Imaz, melalui akun Twitter-nya, bilang:

Minta maafnya jangan ke saya, [tapi] ke Imam Ibnu Katsir, ke umat se-Indonesia, yang sakit hati agamanya dihina-hina.

Lalu, akun @santri_keliling, membalas, “Waduuuh, maaf, Neng. Saya rasa enggak sampai harus terus ke ranah lebih luas.”

“Kalau Neng dan sekeluarga sudah memaafkan, semoga setelah ini selesai. Enggak baik, dibawa ke ranah yang sejatinya enggak seharusnya.”

“Apalagi ke bawa Imam Ibnu Katsir, yang nyatanya ini wilayah pesantren, beliau bukan 🙏”

Ning Imaz kembali menjawab, “Ranah tidak seharusnya itu di mana?”

“Secara personal memang merendahkan saya, tapi bukan itu poinnya.”

“Siapa pun harus belajar untuk tidak mengomentari sesuatu yang bukan ranahnya,” tegas Ning Imaz.

“Diskusi keilmuan dibalas dengan diskusi keilmuan, dengan kritik konstruktif, dan pakai etika,” pungkasnya.