Berita  

Omar Atiq, Dokter Muslim yang Anggap Lunas Utang 200 Pasiennya

Omar Atiq Arkansas

Ngelmu.co – Di akhir tahun 2020 lalu, hampir seluruh bagian dunia menyoroti nama seorang dokter Muslim, Omar Atiq.

Pria asal Pakistan itu juga merupakan pendiri pusat perawatan kanker di Pine Bluff, Arkansas, Amerika Serikat (AS).

Nama Atiq, menjadi perhatian, setelah ia berhasil mengejutkan 200 pasiennya dengan cara yang manis.

Melalui surat yang dibagikan, Atiq, menyatakan jika kliniknya telah menganggap lunas utang medis para pasien [dengan total US$650.000 atau sekitar Rp9 miliar].

“Teruntuk para pasien… saya harap hal ini membuat Anda lebih baik. Klinik Arkansas, bangga memiliki Anda sebagai pasien.”

Meskipun asurasin kesehatan telah membayar sebagian besar tagihan pasien, tapi pembayaran bersama masih terlalu memberatkan.

“Klinik, telah memutuskan untuk menganggap lunas semua utang pasien terhadap klinik.”

Di akhir surat, Atiq, juga tidak lupa mengucapkan selamat liburan untuk para pasiennya.

Sayangnya, ada kabar kurang menyenangkan yang melengkapi kabar baik sebelumnya.

Sebab, Klinik Arkansas yang menyediakan perawatan untuk para pasien kanker [mulai dari kemoterapi hingga diagnostik], harus tutup pada akhir Februari mendatang, karena satu dan lain hal.

“Kami pikir, tidak ada waktu yang lebih baik untuk melakukan ini, selain dalam kondisi pandemi yang telah ‘menghancurkan’ kehidupan dan bisnis kita.”

“Kami hanya berpikir kami bisa, dan ingin melakukannya. Maka kami melakukannya.”

Baca Juga: Jadi Konglomerat, 6 Muslim Ini Dikenal Dermawan

Seperti dibahas di awal, Atiq yang berasal dari akistan merupakan seorang profesor kedokteran dan otolaringologi, di UAMS College of Medicine.

Dalam biografinya, ia, juga tercatat sebagai Ketua Dewan Gubernur American College of Physicians.

Atiq bersama keluarga, memutuskan pindah ke Arkansas pada 1991, setelah menyelesaikan beasiswa di Memorial Sloan Kettering Cancer Center, New York City.

Ia, kemudian menerima tawaran kerja dari Jefferson Regional Medical Center di Pine Bluff, Arkansas.

“Sakit itu sulit. Menderita kanker lebih sulit, dan menderita kanker saat pandemi, ini sangat menghancurkan,” tutur Atiq.

“Saya hanya seorang dokter biasa [orang biasa yang mereka miliki di lingkungan itu], kebetulan saya berdiri di sini,” sambungnya.

“Yang berjuang [para pasien] tidak bisa membayar. Jadi kami pikir, kami bisa menghapus utangnya,” lanjutnya lagi.

Pihaknya, bahkan sangat berterima kasih, karena bisa merasa berada di rumah, selama bertugas di Arkansas.

“Kami berterima kasih atas kesempatan, atas apa yang terjadi pada hidup kami di sini.”

Atiq, juga mengaku senang, dapat sedikit membantu para pasiennya.

“Saya mencintai mereka, saya peduli pada mereka, dan saya senang, saya dapat melakukan sedikit hal saat ini untuk mereka,” ujarnya.

Presiden Arkansas Medical Society itu pun mengatakan, sebagian kliniknya menumpuk utang, karena tidak pernah menolak pasien.

“Bukan karena kurangnya jaminan kesehatan atau dana atau karena alasan lain.”

“Saya selalu menganggap sebagai kehormatan tinggi dan hak istimewa untuk menjadi dokter seseorang. Lebih penting dari apa pun.”

Langkah Atiq, jelas memanen dukungan, khususnya dari para mantan pasiennya.

Salah satunya wanita yang menuliskan kesan lewat media sosial Facebook.

“Ia benar-benar pria yang luar biasa. Merawat beberapa anggota keluarga saya, dan saya sendiri, selama perawatan kanker.”