Para Ahli Telah Memprediksi 2018 Merupakan Tahun Panen Gempa?

Ngelmu.co – Menjelang akhir tahun lalu, yaitu tepatnya, 20 November 2017, sebuah artikel yang dilansir Forbes menyebutkan bahwa rotasi bumi melambat, sehingga para ilmuwan memprediksi pada 2018 akan jadi tahun panen gempa bumi.

Para ilmuwan saat itu menyebutkan bahwa mereka telah menemukan bukti kuat bahwa 2018 akan terjadi peningkatan besar gempa bumi berkekuatan besar secara global. Dikatakan bahwa rotasi bumi, yang bersifat siklikal, melambat beberapa milidetik per hari dalam perputarannya.

Bagi orang awam, sulit untuk mengetahui dan merasakan melambatnya kecepatan rotasi bumi. Namun, saat ini, sudah terlihat hasilnya, yaitu peningkatan jumlah gempa bumi dengan kekuatan yang besar.

Baca juga: Aksi Heroik Petugas ATC Bandara yang Meninggal saat Gempa Palu

Untuk seorang ahli geofisika mampu mengukur kecepatan rotasi bumi dengan sangat tepat, menghitung sedikit variasi pada urutan milidetik. Sekarang, para ilmuwan percaya bahwa perlambatan rotasi Bumi merupakan penyebab peningkatan siklikal yang diamati dalam gempa bumi.

Untuk memulai, tim peneliti ahli geologi menganalisis setiap gempa terjadi sejak tahun 1900 dengan magnitude di atas 7,0. Mereka mencari tren dalam terjadinya gempa besar. Apa yang mereka temukan adalah kira-kira setiap 32 tahun ada peningkatan jumlah gempa bumi yang signifikan di seluruh dunia.

Meski para ilmuwan ini belum bisa memastikan penyebab dari siklus ini dengan adanya peningkatan gempa. Mereka membandingkannya dengan sejumlah data sejarah global dan hanya menemukan satu yang menunjukkan korelasi kuat dengan gonjang-ganjing gempa bumi.

Korelasi itu adalah dengan melambatnya rotasi Bumi. Secara khusus, tim mencatat bahwa setiap 25-30 tahun rotasi Bumi mulai melambat dan perlambatan itu terjadi tepat sebelum guncangan gempa. Melambatnya rotasi bumi secara historis telah berlangsung selama 5 tahun, dengan tahun lalu memicu peningkatan gempa bumi.

Diketahui tahun 2017 adalah tahun keempat secara berturut-turut telah melambatnya rotasi Bumi. Oleh karena itu, para ahli percaya bahwa akan terjadi peningkatan terjadinya gempa bumi di 2018. Tahun 2018 tahun ke-5 terjadinya prlambatan rotasi Bumi.

Lalu, apa yang Menyebabkan Rotasi Bumi Melambat? Seperti banyak temuan baru dalam sains, kisah ini dimulai dengan data yang mendukung siklus perlambatan dan percepatan rotasi Bumi.

Selanjutnya, ilmuwan yang menjadi tim peneliti ditugaskan dengan “mengapa” untuk menjelaskan fenomena ini. Namun, para ilmuwan tidak yakin dengan mekanisme yang menghasilkan variasi ini.

Dari hasil penelitian, didapatkan beberapa hipotesis. Hipotesis pertama melibatkan inti luar Bumi, lapisan logam cair planet yang bersirkulasi di bawah mantel bawah yang lebih padat. Adapun alur prmikirannya, inti luar kadang-kadang bisa “menempel” ke mantel, menyebabkan gangguan dalam alirannya. Ini akan mengubah medan magnet Bumi dan menghasilkan “cegukan” sementara dalam rotasi Bumi.

Saat ini, data hanya mencatat korelasi yang mencolok, tetapi tidak ada sebab-akibat. Oleh karena itu, para ilmuwan masih tidak yakin apakah perubahan rotasi bumi ini adalah penyebab dari guncangan gempa bumi.

Meskipun belum bisa dipastikan adanya hubungan langsung antara keduanya, tren selama abad lalu menunjukkan bahwa 2018 akan menjadi tahun yang luar biasa aktif untuk gempa bumi. Biasanya, akan ada 15-20 gempa besar (M 7.0 atau lebih besar). Namun, selama uptick mencatat gempa bumi yang sejajar dengan tahun ke 5 perlambatan rotasi Bumi, rata-rata ada 25-30 gempa bumi besar.

Gempa bumi tetap merupakan bencana alam yang paling sulit diprediksi. Mereka cenderung terjadi dengan sedikit atau tidak ada peringatan sebelumnya dan dengan demikian bisa sangat merusak. Sering kali, ahli geologi terbatas pada tren historis dalam data untuk memprediksi kemungkinan gempa akan terjadi. Penelitian baru ini menyediakan data lain yang dapat digunakan untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang risiko jangka pendek yang mereka hadapi.