PBB Tuntut China Bebaskan Satu Juta Muslim Uighur yang Ditahan

Ngelmu.co – PBB menuntut pembebasan atas penahanan massal kelompok Muslim Uighur di China. Adapun alasan penahanan massal kelompok Muslim Uighur oleh pemerintah China disebut sebagai upaya mengatasi terorisme.

Pernyataan dan tuntutan pembebasan kelompok Muslim Uighur yang ditahan oleh pemerintah China dikeluarkan setelah sebuah komisi PBB mendengar beberapa laporan bahwa sampai satu juta Muslim Uighur di daerah Xinjiang barat ditahan di kamp pendidikan kembali.

Atas pernyataan dan tuntutan PBB tersebut, Beijing menyangkal tuduhan tersebut, namun Beijing menyampaikan bahwa beberapa ekstremis memang ditahan untuk dididik kembali. China mengklaim bahwa milisi dan separatis Islamis bertanggung jawab atas terjadinya kerusuhan di daerah tersebut.

Baca juga: Lagi, Cina Larang Anak Muslim Hui Hadiri Pelajaran Agama

Diketahui bahwa Xinjiang mengalami berbagai peristiwa kekerasan – diikuti dengan penggerebekan – selama bertahun-tahun.

Berdasarkan hasil dari pengkajian pada permulaan bulan ini, anggota Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Ras menyatakan bahwa sejumlah laporan yang dapat dipercaya mengindikasikan bahwa Beijing telah “menjadikan daerah otonomi Uighur menjadi sesuatu yang mirip dengan kamp pengasingan besar-besaran”.

Namun, China membantahnya. Beijing menjawab dengan mengatakan Uighur mendapatkan hak sepenuhnya tetapi Beijing mengakui dan hal ini jarang dilakukan bahwa “pihak-pihak yang dibohongi ekstremisme keagamaan akan dibantu lewat permukiman dan pendidikan kembali”.

***

Diketahui bahwa pada hari Kamis (30/08) badan PBB mengeluarkan kesimpulan pengamatannya yang mengkritik “definisi luas tentang terorisme dan acuan kabur terkait ekstremisme serta definisi tidak jelas terkait separatisme dalam undang-undang China”.

Sebelumnya, kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch memberikan laporan kepada komite PBB yang mencatat adanya tuduhan penahanan massal pada kamp di mana para tahanan dipaksa melakukan sumpah setia kepada Presiden China, Xi Jinping.

Selain itu, World Uyghur Congress menyatakan dalam laporannya bahwa para tahanan dibui tanpa dakwaan dan dipaksa meneriakkan slogan Partai Komunis. Muslim Uighur juga dilaporkan tidak diberikan makanan yang cukup selama dalam penahanan dan muncul juga laporan tentang penyiksaan yang didapatkan muslim Uighur yang meluas.

Didapatkan informasi bahwa sebagian besar tahanan tidak pernah didakwa melakukan kejahatan dan tidak pernah menerima bantuan hukum.

Pernyataan terbaru PBB ini dikeluarkan di tengah terjadinya peningkatan ketegangan menyangkut agama di kawasan lain di China. Di wilayah Ningxia barat laut, ratusan Muslim yang berusaha mencegah pengrusakan masjid bentrok dengan pemerintah.