PDIP Serang Balik PSI, Pertanyakan Dana Kampanyenya dari Mana

Ngelmu.co – Berada dalam satu kongsi, tak lantas membuat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) adem ayem saja. Sebab, Selasa (12/3/2019), Ketua DPP PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno justru menanyakan tentang dari mana asal dana kampanye PSI.

Related image

Melansir Merdeka, sebelumnya saat pidato di Medan, Senin (11/3), Ketua Umum PSI, Grace Natalie lebih dulu mempertanyakan kepada para partai nasionalis tentang sikap anti-korupsi dan toleransi, yang tampaknya belum diimplementasikan.

Pada kesempatan yang sama pula, Grace memastikan jika PSI akan berjuang melawan korupsi, dan menjaga toleransi umat beragama. Hal inilah yang membuat Hendrawan mengapresiasi sikap partai yang di dominasi anak-anak muda itu. Namun, ia juga mempertanyakan dana kampanye mereka asalnya dari mana.

Sebab, saat partai-partai besar lain kesulitan dalam menggalang dana untuk beriklan di televisi, baliho berbayar, serta alat peraga kampanye lainnya. PSI justru terlihat ‘ringan’ dalam mendanai biaya kampanye.

“Terus terang kami kagum dengan semangat Bro dan Sis (anak-anak muda) di PSI. Daya juang dan strategi juangnya harus kita hargai, (dan) yang menarik tentang PSI, siapa saja konglomerat yang ada di belakangnya, sumber dana dari bisnis apa, dan seterusnya, bisa jadi bahan kajian menarik,” ujarnya, Selasa (12/3) dilansir dari Merdeka.

Bagi Hendrawan, setiap partai memiliki pendekatan serta strategi berbeda dalam menyikapi korupsi, dan komitmen toleransi. Ia mengatakan jika PDIP tidak banyak gembar-gembor mengenai hal-hal tersebut.

Karena hal inilah ia mengaku jika dirinya tidak bisa memastikan, apakah PSI akan konsisten dengan sikap perjuangan anti-korupsi dan toleransinya. Sebab, ia menilai bualan manis yang dilontarkan oleh PSI adalah bagian dari ambisi mereka untuk bisa lolos ke DPR RI pada Pemilu mendatang.

“Siklusnya internalisasi, sosialisasi dan eksternalisasi ideologi. Butuh waktu panjang, itu sebabnya kami terus mengingatkan agar kader memiliki kesabaran revolusioner,” jelasnya.

“Fair saja, sekarang tentu belum bisa dibuktikan. Tapi harus diakui, mereka berkata-kata dengan manis dan menarik. Secara pribadi, saya ingin melihat teman teman PSI ada di Senayan. Namun, berbagai survei menunjukkan partai ini dinilai elitis, tidak berakar, dan cenderung menyasar (atau) cocok untuk orang-orang kota (saja),” imbuhnya.

Di sisi lain, Sekretaris Departemen Pemerintahan DPP PDIP, Hanjaya Setiawan pun menyebut jika sikap yang dilakukan oleh PSI terlihat kalap dan menempuh jalan pintas untuk menyerang partai koalisi dengan memainkan politik pencitraan dan menggunakan cara yang serampangan. Menurutnya, semua dilakukan untuk diri sendiri serta mendongkrak elektabilitas. Grace Natalie juga dinilai sedang memainkan sesuatu yang tabu dalam landskap perpolitikan Indonesia.

“Sebagai ketua umum partai, seharusnya Grace lebih bijaksana dan cerdas dalam berkomentar, menyerang sesama partai koalisi pendukung capres Jokowi sungguh tidak etis,” tegas Hanjaya.

“Kesombongan akan membuat tersungkur pada akhirnya. Oleh karena itu, ia meminta Ketum PSI Grace Natalie untuk secepatnya meminta maaf secara terbuka agar agenda pemenangan Jokowi tidak terganggu,” imbuhnya.

Related image

Sebelumnya, Grace lebih dulu melontarkan ‘serangan’ bertubi-tubi ke partai politik nasionalis, termasuk teman satu kongsi mereka yang juga mendukung calon petahana.