Pemuda Muhammadiyah Desak GAR ITB Mencabut Laporan dan Minta Maaf ke Din Syamsuddin

Pemuda Muhammadiyah Desak GAR ITB Mencabut Laporan dan Minta Maaf ke Din Syamsuddin

Ngelmu.co – Tuduhan radikalisme yang dialamatkan kepada Din Syamsuddin oleh Gerakan Anti Radikaliesme alumni ITB (GAR ITB) memicu kemarahan publik, serta sejumlah tokoh lainnya.

Menurut Ketua Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Razikin, tuduhan tersebut sama dengan saja mengundang kemarahan warga Muhammadiyah.

“Menuduh Pak Din sebagai tokoh radikal sama dengan membuat ketersinggungan dan kemarahan warga Muhammadiyah,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia meminta pihak GAR untuk segera mencabut laporan terhadap Prof Din Syamsuddin di Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

“Kamu akan memberikan kesempatan kepada GAR ITB sebelum kami mengambil langkah-langkah hukum,” lanjutnya.

Jebolan Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia itu, menyebut bahwa tuduhan terhadap Din merupakan hal yang mengada-ada.

“Langkah kelompok GAR ITB itu dapat memicu kemarahan warga Muhammadiyah secara keseluruhan,” katanya.

Ia menilai, upaya pelaporan GAR ITB sangat mencederai Muhammadiyah. Terlebih, Din Syamsuddin yang juga mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah selama ini telah mendedikasikan hidupnya dalam mendorong perdamaian, toleransi, dan mutikulturalisme.

“Jadi, saya peringatkan kepada GAR ITB, kalian jangan coba-coba ganggu Prof Din,” ucap Razikin.

Razikin menegaskan, jika GAR ITB berniat menyingkirkan Din dari Wali Amanat ITB, sebaiknya bisa menempuh jalan yang benar.

Alih-alih menuduh Din Syamsuddin sebagai tokoh radikal yang hanya membesarkan masalah mereka.

GAR ITB melaporkan Din Syamsuddin ke KASN dengan tuduhan radikelisme, berkenaan dengan pelanggaran kode etik dan perilaku.

Baca Juga: Selain Din Syamsuddin, GAR Juga Surati CEO Wardah Terkait Program Beasiswa Perintis 2021

Awalnya, pelaporan tersebut dilayangkan ke KASN melalui email dan surat pada Oktober 2020. Kemudian, pengurus GAR ITB mendatangi langsung KASN dengan membuat laporan sikap Din yang dianggap mengeksploitasi sentimen agama.