Pengertian Evaluasi: Jenis, Tujuan, Fungsi, Metode, Hingga Contohnya

Pengertian Evaluasi

Ngelmu.co – Jika bicara tentang pengertian evaluasi, kita tak bisa melewatkan soal jenis, tujuan, fungsi, metode, hingga contohnya. Sebab, satu sama lain saling berkaitan. Berikut, akan Ngelmu bahas, selengkapnya tentang evaluasi.

Sumber: samuelmoore.org

Evaluasi menjadi kata yang tak lagi asing, terutama di telinga para pemuda. Tak sedikit kegiatan harian, yang kita jalankan, akan berujung pada evaluasi.

Namun, bukan berarti semua orang sudah mengetahui jelas pengertian evaluasi, secara tepat.

Umumnya, evaluasi senantiasa di-identifikasikan dengan penilaian. Pasalnya, proses pengukuranpengukuran termasuk di dalamnya.

Pengertian Evaluasi Secara Umum

Evaluasi adalah pengukuran serta perbaikan, dalam kegiatan yang telah dilaksanakan, contohnya membandingkan berbagai hasil dari kegiatan yang dibuat.

Maka dapat diartikan, evaluasi adalah suatu proses perbandingan dan pengukuran, dari hasil akhir pekerjaan. Mana yang sudah tercapai, dan mana yang belum.

Hasil evaluasi, akan digunakan untuk perencanaan kembali, serta menjadi administrasi dan manajemen akhir, yakni menggabungkan data dengan standar tujuan.

Pengertian Evaluasi Menurut Para Ahli

Evaluasi memang cukup sulit untuk dijelaskan. Itu sebabnya, para ahli turut menjelaskan, dengan pendapat serta pandangan masing-masing.

Berikut 11 di antaranya pengertian evaluasi menurut para ahli:

1. Abdul Basir

Menurut Abdul Basir (1996), evaluasi merupakan proses pengumpulan data yang deskriptif, informatif, prediktif.

Dilaksanakan secara sistematik dan bertahap, guna menentukan kebijaksanaan, sebagai upaya memperbaiki pendidikan.

2. Anne Anastasi

Arti evaluasi, menurut Anne Anastasi (1978), adalah proses sistematis untuk menentukan sejauh mana seseorang mencapai tujuan instruksional.

Evaluasi juga merupakan penilaian kepada sesuatu, secara terencana, sistematik, dan terarah, dengan tujuan yang jelas.

3. Norman E Gronlund

Menurut Norman E. Gronlund (1976), evaluasi adalah proses sistematis untuk menentukan pun membuat keputusan, serta sejauh mana tujuan pengajaran dicapai siswa.

4. Purwanto

Secara garis besar, evaluasi dapat dikatakan sebagai ‘pemberian nilai’ terhadap kualitas tertentu.

Selain itu, evaluasi juga bisa dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi, yang diperlukan dalam membuat berbagai keputusan alternatif.

5. Rooijackers Ad

Suatu proses—usaha—dalam menentukan nilai, atau juga diartikan sebagai pemberian nilai yang berdasar pada data kuantitatif hasil pengukuran, untuk pengambilan keputusan.

6. Sajekti Rusi

Menurut Sajekti Rusi (1988), evaluasi adalah proses menilai sesuatu, mencakup deskripsi tingkah laku siswa, baik secara kuantitatif (pengukuran) pun kualitatif (penilaian).

7. Sudijono

Evaluasi merupakan sebuah interpretasi atau penafsiran yang bersumber pada data-data kuantitatif; hasil-hasil dari pengukuran.

8. Suharsimi Arikunto

Arti evaluasi, menurut Suharsimi (2003), adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan mengukur tingkat keberhasilan suatu program pendidikan.

9. Stufflebeam dkk

Evaluasi adalah the proses of obtaining, delineating, and providing useful information for judging decision alternative.

Artinya, evaluasi merupakan proses, penggambaran, perolehan, dan penyediaan informasi, yang berguna serta keputusan alternatif.

10. William A Mehrens dan Irlin J Lehmann

Menurut keduanya pada (1978), evaluasi adalah proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan, dalam membuat berbagai keputusan alternatif.

11. Worthen and Sanders

Mencari sesuatu yang berharga; dapat berupa suatu program atau informasi, produksi, hingga alternatif prosedur tertentu.

Evaluasi bukanlah hal baru dalam kehidupan manusia, karena pasti senantiasa mengiringi kehidupan setiap seorang.

Bagaimana dengan Pengertian Evaluasi dalam Pendidikan?

Secara harfiah, evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation—penilaian atau penafsiran—terhadap data-data yang dikumpulkan.

Secara garis besar, pengertian evaluasi dalam pendidikan adalah penilaian terhadap suatu kualitas.

Evaluasi juga dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan.

Maka perlu dilakukan proses evaluasi yang sistematis, guna menentukan sejauh mana tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.

Apa Bedanya Evaluasi, Pengukuran, dan Penilaian?

Meskipun prosesnya serupa, tetapi faktanya, ketiga hal ini memiliki perbedaan yang signifikan, lho.

Jika evaluasi berarti kegiatan atau proses menentukan nilai-nilai, kriteria, atau tindakan dalam pembelajaran.

Pengukuran adalah membandingkan suatu hasil, baik itu tes, dengan standar yang benar dan sudah ditetapkan.

Artinya, pengukuran adalah proses menentukan kuantitas suatu kegiatan.

Sedangkan penilaian merupakan proses untuk mengambil keputusan, dengan menggunakan segala informasi yang didapat, melalui hasil pengukuran.

Penilaian juga dapat diartikan, sebagai suatu usaha memperoleh berbagai informasi secara menyeluruh, soal proses serta hasil perkembangan yang dicapai.

Jenis Evaluasi

Evaluasi memiliki dua jenis berbeda, yakni formatif dan sumatif. Berikut pembahasan tentang jenis evaluasi, selengkapnya:

1. Evaluasi Formatif

Penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, dari kegiatan atau program kerja yang telah dilaksanakan.

Biasanya, evaluasi ini dilakukan secara rutin, setiap bulan atau per tahun.

Sesuai dengan keperluan informasi hasil penilaian, di mana manfaatnya, memberikan umpan balik kepada manajer program, terkait kemajuan yang telah dicapai.

Selain itu, juga untuk mengetahui, apa saja hambatan yang dihadapi selama kegiatan pun program kerja berlangsung.

2. Evaluasi Sumatif

Penilaian terhadap hasil yang telah dicapai dari kegiatan atau program kerja, secara keseluruhan, dari awal hingga akhir.

Evaluasi jenis ini dilakukan di akhir kegiatan, dengan jangka waktu yang ditetapkan.

Jika program kerja atau kegiatan memiliki jangka waktu enam bulan, maka evaluasi sematif, juga dilakukan menjelang akhir bulan tersebut.

Sementara untuk evaluasi dari dampak kegiatan atau program kerja, bisa dilakukan usai proyek berakhir, dengan memperhitungkan efeknya yang sudah nyata terlihat.

Tujuan Evaluasi

Sumber: joshuanhook.com

Mengapa ada tujuan evaluasi? Sebab, kegiatan ini dilakukan bukan tanpa tujuan. Ada pencapaian yang ingin tuju.

Secara khusus, terdapat beberapa tujuan evaluasi, antara lain:

  • Mengetahui sebaik apa tingkat penguasaan seseorang terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.
  • Mengetahui kesulitan apa saja yang dialami seseorang dalam kegiatan, hingga bisa dilakukan diagnosis, serta memungkinkan remedial teaching (perbaikan).
  • Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas suatu metode, media, serta sumber daya lain, dalam pelaksanaan kegiatan.
  • Sebagai hasil dan informasi penting bagi pelaksana evaluasi, untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
  • Menjadikannya sebagai acuan, di masa mendatang, dalam mengambil keputusan.

Fungsi Evaluasi

Fungsi evaluasi bermanfaat bagi pihak yang melakukan pun yang dievaluasi, seperti beberapa di antaranya:

1. Diagnosa

Bertujuan untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan seseorang dalam bidang kompetensi tertentu. Contoh kelebihan dan kekurangan seorang siswa, dalam mata pelajaran yang ia dapat di sekolah.

2. Penempatan

Bertujuan untuk mengetahui di mana posisi terbaik seseorang dalam suatu bidang tertentu. Contoh, posisi terbaik apa untuk seorang karyawan, sesuai bidang, di perusahaan.

3. Pengukuran Keberhasilan

Mengukur tingkat keberhasilan suatu program, termasuk metode dan sarana yang digunakan, serta pencapaian tujuan.

4. Selektif

Menyeleksi seseorang, apakah memiliki komptensi sesuai standar yang ditetapkan. Contoh, menentukan seseorang diterima kerja atau tidak, naik jabatan atau tidak, dan lainnya.

Baca Juga: Pengertian Nasionalisme, Tujuan, Hingga Ciri-cirinya

Metode Evaluasi

Evaluasi bisa dilakukan dengan berbagai metode, tergantung pada bidang yang akan dievaluasi, serta hasil yang di-inginkan.

1. Metode 360 Derajat

Mendapatkan umpan balik (feecback) ganda, yakni selain dari pimpinan perusahaan/instansi, juga berasal dari kolega hingga konsumen.

Prosesnya dilakukan setiap tahun, kepada seluruh elemen organisasi, dengan tujuan:

  • Memberikan umpan balik soal kelebihan dan kekurangan kinerja organisasi;
  • Mengenali arah strategis pengembangan organisasi;
  • Meningkatkan kolaborasi, saling pengertian antara unit organisasi;
  • Memberikan penghargaan dan insentif atas pencapaian prestasi; serta
  • Mengembangkan pembelajaran dalam hal keterbukaan—menerima kritik.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, dalam metode evaluasi 360 derajat:

a. Jenis Informasi yang Dibutuhkan

Anda butuh informasi dari para konsumen internal dan eksternal, karyawan unit organisasi, serta jajaran manajemen, karena proses evaluasi perlu keterlibatan seluruh stakeholder.

b. Pengumpulan Informasi

Ada lima metode yang perlu dilakukan:

  • Evaluasi dari pelanggan eksternal: melakukan survei kepuasan pelanggan tentang kemudahan akses, sisi administrasi, kenyamanan lingkungan, sikap karyawan, hingga cara menyikapi outcome. Dengan menyediakan kotak kritik dan saran.
  • Evaluasi antar-unit internal: mengevaluasi kinerja, meliputi sepuluh hal di antaranya, kualitas pelayanan, partisipasi, profesionalisme, peningkatan kegiatan, dan semangat kelompok. Setiap poin diberi nilai 1 (terburuk) hingga 10 (sempurna).
  • Evaluasi mandiri: mewajibkan setiap bidang dalam organisasi melakukan evaluasi internal, terhadap kinerja masing-masing (self-evaluation), menggunakan penilaian serta alat yang sama, dengan evaluasi antar-unit.
  • Evaluasi manajemen: dilakukan oleh tim—manajer fungsional, manajer umum, dan pimpinan eksekutif—dengan memberikan feedback atas capaian yang berada di bawah tanggung jawabnya.
  • Evaluasi manajemen senior: dilakukan oleh seluruh unit organisasi terhadap kinerja, para manajer senior, termasuk pimpinan tertinggi. Dilakukan kepada kepemimpinan, strategi perencanaan, komunikasi, gaya manajemen, hubungan eksternal, hingga semangat kelompok.
c. Umpan Balik Evaluasi

Umpan balik berupa nilai evaluasi mandiri, hasil evaluasi antar-unit organisasi, dan hasil penilaian terhadap organisasi secara keseluruhan.

2. Metode Analisis Biaya-Manfaat

Dilakukan dengan mengidentifikasikan komponen-komponen yang termasuk ke dalam manfaat (benefit), dan tergolong biaya (cost).

Berbagai komponen itu bisa bersifat nyata (tangible), pun tak nyata (intangible).

3. Metode Program dan Kebijakan

Proram atau kebijakan, yang bisa Anda lakukan dengan tiga pendekatan:

a. Pseudo Evaluation (Evaluasi Semu)

Dengan metode deskriptif, tanpa perlu bertanya secara langsung kepada perorangan, kelompok, dan masyarakat.

Evaluasi dilakukan dengan tampilan tabel, teknik sajian grafik, analisis seri terinterupsi, angka indeks, analisis diskontinu-regresi, serta analisis seri terkontrol.

b. Evaluasi Formal

Perlu dilakukan berdasarkan program/kebijakan yang dituju, dan para pembuat kebijakan—administrator program—sudah mengumumkannya.

Metode ini dilakukan dengan teknik klarifikasi nilai, pemetaan sasaran, analisis dampak silang, pemetaan hambatan, hingga discounting.

4. Metode Keputusan Teoretis

Terdapat dua jenis informasi yang digunakan, yakni finansial, untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan anggaran yang dibuat, dibandingkan dengan kinerja aktual.

Informasi non-finansial, untuk mengukur kepuasan pelanggan, efisiensi proses internal, hingga efektivitas pengeluaran.

Tahap Evaluasi

Evaluasi memiliki tahapan yang harus diikuti, meski tak selalu sama, tetapi berbagai tahapan penting untuk dilakukan, berkaitan dengan hasil akhir dari proses evaluasi itu sendiri.

1. Menentukan Apa Saja yang Akan Dievaluasi

Dapat mengacu pada suatu program kerja atau kegiatan lainnya, di mana terdapat faktor-faktor yang bisa serta perlu dievaluasi.

Tetapi secara umum, yang menjadi prioritas adalah hal-hal yang menjadi kunci utama (key-success).

2. Merancang Kegiatan Evaluasi

Desain, evaluasi seperti apa yang akan dilaksanakan, agar data-data yang dibutuhkan, tahapan kerja, serta siapa saja yang dilibatkan, dan apa saja yang dihasilkan, menjadi jelas, sebelum evaluasi berlangsung.

3. Pengumpulan Data Evaluasi

Pengumpulan data dapat dilakukan secara efisien dan efektif, sesuai kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku, dan kebutuhan serta kemampuan.

4. Analisis Data dan Pengolahannya

Menganalisis data yang diterima, bisa berupa pengelompokan—agar lebih mudah di-analisis—dengan menggunakan alat penganalisis yang sesuai.

Sehingga menghasilkan fakta terpercaya, dan hasil analisis, kemudian dapat dibandingkan dengan harapan atau rencana awal.

5. Pelaporan Hasil Evaluasi

Tahapan evaluasi terakhir adalah pelaporan hasil, untuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan.

Sebab, hasil evaluasi itu harus di-dokumentasikan secara tertulis, agar bisa dibaca dan bermanfaat sebagaimana mestinya.

Contoh Evaluasi

Agar lebih mudah memahami evaluasi, mari menyelami beberapa contoh, lengkap dengan penjelasannya berikut ini:

1. Tes Subjektif

Biasa disebut dengan essay—essay examination—berbentuk pertanyaan tulisan, di mana jawabannya berupa karangan atau kalimat panjang.

Tes jenis ini adalah bentuk penilaian yang paling dikenal serta digunakan oleh guru di seklolah, dari dulu hingga kini.

Sejarahnya, bentuk dari contoh evaluasi pembelajaran ini berbentuk tes subjektif.

Namun, karena banyak kelemahan yang ditemui, para ahli pendidikan, berupaya menyusun tes ke dalam bentuk lain, seperti tes objektif.

Tetapi bukan berarti tes bentuk esai ditinggalkan begitu saja, ya.

2. Tes Objektif

Contoh evaluasi pembelajaran disebut juga dengan dikotomi, karena jawabannya antara benar atau salah, dan penilaian skornya antara 1 atau 0.

Disebut objektif, karena siapapun yang mengoreksi jawaban pada tes ini, hasinya akan tetap sama, sebab terdapat kunci jawaban; jelas.

Terdapat beberapa bentuk dari tes jenis ini, di antaranya:

  • Benar-salah,
  • Pilihan ganda, dan
  • Mencocokan hingga melengkapi jawaban atau jawaban singkat.

Sama halnya dengan yang disampaikan oleh Whiterington, soal evaluasi pembelajaran.

Itulah penjelasan soal pengertian evaluasi, hingga tahapan-tahapannya. Di mana secara umum, evaluasi dapat diartikan sebagai proses sistematis.

Dalam membuat, memeriksa, menentukan, atau menyediakan informasi, terhadap program kerja pun kegiatan yang dilakukan.

Tujuannya, lagi-lagi untuk mengetahui, sejauh mana tujuan dari program yang telah dilakukan tercapai. Sekian, semoga bermanfaat.