Ngelmu.co –Â Kasus penjegalan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan oleh Paspampres saat hendak turun memberikan Piala Presiden di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (17/2) lalu diperkirakan akan berdampak negatif untuk Presiden Joko Widodo. Khususnya hal tesebut diprediksi akan sangat bisa jadi menggerus elektabilitas Jokowi di Pilpres 2019 mendatang.
“Ini harus menjadi pelajaran penting bagi Jokowi dan timnya. Harus lebih berhati-hati dalam segala tindak tanduknya. Apalagi hal yang berkaitan dengan persepsi publik dan memantik sentimen negatif sehingga bisa menggerus elektabilitas presiden,” kata pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, Senin (19/2), seperti yang dilansir oleh Republika.
Menurut Pangi, video yang memperlihatkan pengadangan Anies akan menjadi tanda tanya besar di tengah masyarakat. Secara logis, wajar seorang Anies yang merupakan Gubernur DKI turun ke lapangan mendampingi presiden dan Persija.
“Ibaratnya Anies adalah tuan rumah tempat dimana pertandingan itu berlangsung, dia seorang gubernur dan tim yang menang saat itu pun adalah Persija, tim bola binaan DKI Jakarta,” papar Pangi.
Apa pun alasan nama Anies tidak ada didaftar ataupun namanya dicoret, tetap akan sulit diterima masyarakat. Terlebih lagi mungkin bagi warga DKI Jakarta.
Seharusnya di mana-mana gubernur mendampingi presiden, contohnya ketika presiden melakukan kunjungan ke daerah, pasti gubernur dampingi presiden. Gubernur wajib dampingi presiden di acara di wilayahnya sesuai UU Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan.
Dalam Pasal 13 tertulis bahwa pejabat dalam hal ini kepala daerah yang menjadi tuan rumah ternyata diharuskan untuk mendampingi Presiden dan atau Wakil Presiden dalam sebuah acara resmi.
“Akan timbul banyak persepsi negatif dibenak publik. Tentu ini sangat tidak menguntungkan bagi Jokowi terlebih untuk tahun 2019. Dan ini tetap tanda tanya besar, kenapa nama Anies tidak ada didaftar paspampres?” tegas Pangi.