Berita  

Penjelasan dan Maaf PSI soal 35 Warga Keracunan Nasi Kotak

Nasi Kotak PSI Koja Jakarta Utara
Salah satu warga Koja, yang mendapat nasi kotak dari Parta Solidaritas Indonesia (PSI), Senin, 25 Oktober 2021. Foto: Kompas/Ira Gita

Ngelmu.co – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memberi penjelasan sekaligus menyampaikan maaf, soal keracunan nasi kotak yang dialami oleh 35 warga.

Tepatnya warga RW 006, Kelurahan Koja, Jakarta Utara. Mereka keracunan, setelah menyantap nasi kotak berlogo PSI.

Mengutip Detik, Senin (25/10) kemarin, Sekretaris DPW PSI DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina, menjelaskan.

“PSI tidak membuat makanan yang dibagikan dalam bentuk rice box tersebut,” tuturnya.

“Kami membagikan dan menghimpun dukungan program rice box ini dari publik, bekerja sama dengan warung-warung dan UMKM,” sambung Elva.

Menurutnya, program tersebut adalah bentuk dukungan PSI terhadap UMKM yang terdampak pandemi.

“Kami membeli makanan dari UMKM tersebut, agar ekonomi kerakyatan semakin menggeliat,” ujar Eva.

“Sejauh ini, sudah lebih dari 300 ribu rice box yang dibagikan di seluruh Indonesia, dan selama ini semua berjalan baik,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Elva mengaku telah berkoordinasi dengan pihak Puskesmas dan rumah sakit.

Selain memastikan warga yang keracunan tertangani, PSI juga meminta maaf atas kejadian tersebut.

“Kami mohon maaf atas hal-hal yang kita bersama tidak harapkan,” ucap Elva.

“Kami juga telah memberikan bantuan bagi para korban keracunan makanan,” lanjutnya.

Elva juga mengaku, pihaknya mendalami pemilik warung yang membuat nasi kotak itu.

Pemilik warung juga telah meminta maaf kepada PSI.

“Kami juga menindaklanjuti dan mendalami pemilik warung tersebut,” kata Elva.

“Pemilik warung sudah menyampaikan, minta maafnya juga, baik kepada kami dan kepada warga-warga yang keracunan makanan,” sambungnya.

“Kami akan memastikan hal serupa tidak terjadi,” tutup Elva.

Satu Suara

Ketua DPW PSI Jakarta Michael Sianipar, juga satu suara dengan Elva.

Ia mengaku, bahwa pihaknya memang membagikan nasi kotak kepada banyak warga di Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara.

Namun, Michael mengatakan, bukan PSI yang membuat langsung makanan tersebut.

“PSI tidak membuat makanan yang dibagikan dalam bentuk rice box tersebut,” tuturnya, Senin (25/10), mengutip Republika.

“Kami membagikan dan menghimpun dukungan program rice box ini dari publik,” sambung Michael.

Sementara Ketua DPD PSI Jakarta Utara Darma Utama, mengatakan, PSI menjalankan program ini sejak April 2021.

Maka menyoal kejadian tersebut, ia mengaku telah melakukan penyelidikan internal, agar kasus serupa tak kembali terjadi.

“Kami tetap berpikir positif, bahwa ini murni kelalaian semata, tanpa unsur kesengajaan,” kata Darma.

“Kami menunggu proses penyelidikan berlangsung,” jelasnya.

Ia juga menambahkan, bahwa PSI telah memberi santunan kepada 29 orang yang menjadi korban.

“Jadi, PSI tidak membuat makanan. Kami membagikan dan menghimpun dukungan program ini dari publik,” papar Darma.

Ia pun menambahkan, bila esensi rice box PSI adalah mendukung UMKM yang terdampak pandemi.

Terpisah, Lidya selaku pemilik warung distributor nasi kotak–menurut PSI–telah meminta maaf.

Secara khusus, pihaknya telah bekerja sama dengan PSI–menyediakan makanan dalam program nasi kotak–sejak Agustus lalu.

Pihaknya sudah mendistribusikan lebih dari seribu nasi kotak, sejauh ini.

“Saya mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini. Ini murni kesalahan saya,” demikian pernyataan Lidya, dalam keterangan pers PSI.

Pengurus PSI Jakarta Norman Lianto, juga angkat bicara.

Ia mengatakan, partainya mengikuti proses hukum pada kasus nasi kotak di Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara di Kepolisian Sektor Koja.

Menurutnya, divisi hukum PSI, saat ini telah mengurus hal-hal terkait di Polsek Koja.

“Sedang melakukan Berkas Acara Pemeriksaan (BAP),” akuan Norman, ketika mendampingi Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha, menjenguk warga keracunan.

Baca Juga:

Sebelumnya, Ketua RW 006, Suratman, menyampaikan bahwa beberapa warganya mengalami keracunan.

Peristiwa terjadi setelah mereka menyantap nasi kotak dari salah satu partai.

Suratman tak menyebut nama partai yang ia maksud, tetapi kemudian, PSI sendiri yang memberikan pengakuan.

Suratman juga menambahkan, jika pada awalnya, saat ada keracunan, sekitar 35 orang diperiksa.

Hasilnya, dari 29 orang yang memutuskan untuk lanjut menerima perawatan di rumah sakit, 24 di antaranya diizinkan pulang, sementara lima lainnya masih dalam proses perawatan.

“Enggak ada acara apa-apa. Jadi, cuma spontan saja, memberi gitu, karena kedekatan teman saja,” jelas Suratman.