Berita  

Perbedaan Menkes Terawan dan WHO soal Tingkat Kematian Flu Lebih Tinggi dari Virus Corona

Fakta Terkait Tingkat Kematian Flu Lebih Tinggi dari Virus Corona

Ngelmu.co – Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, menyatakan tingkat kematian akibat flu lebih tinggi daripada virus Corona (COVID-19), Senin (2/3). Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, mengungkapkan fakta berbeda.

Benarkah Tingkat Kematian Flu Lebih Tinggi dari Virus Corona?

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Selasa (3/3) waktu setempat, mengatakan jika kematian akibat COVID-19 lebih tinggi daripada flu musiman.

Apalagi sampai hari ini, belum ditemukan vaksin antivirus untuk Corona.

“Secara global, sekitar 3,4 persen dari COVID-19, kasus yang dilaporkan telah meninggal,” tuturnya, seperti dilansir Kumparan.

“Sebagai perbandingan, flu musiman umumnya membunuh jauh lebih sedikit dari 1 persen, dari mereka yang terinfeksi,” sambungnya.

Tetapi Tedros menjelaskan, jika tingkat penyebaran virus Corona lebih rendah dari flu, karena COVID-19 tak bisa menyerang orang yang sehat.

Negara bisa mengendalikan penyebaran virus Corona. Namun, tak bisa berlaku sama seperti saat menghadapi flu.

“Kita tidak dapat memperlakukan COVID-19, persis seperti cara kita mengatasi flu,” pungkas Tedros.

Baca Juga: Deretan Fakta tentang Guru Dansa yang Tertular Corona

Sebelumnya, Menkes Terawan mempertanyakan, mengapa kehebohan akibat virus Corona, bisa begitu luar biasa.

“Padahal kita punya flu yang biasa terjadi pada kita, batuk pilek itu angka kematiannya lebih tinggi dari yang ini, Corona, tapi kenapa ini bisa hebohnya luar biasa?” kata Terawan, di Kemenkes, Jakarta, Senin (2/3).

“Saya sebagai Menteri Kesehatan, ya, saya juga hanya mengimbau mau dibikin horor, heboh, atau pun tidak, itu tergantung kita semua. Dari sudut pandang kita, bagaimana kita memberitakannya,” lanjutnya.

Bagaimana Tanggapan Publik?

Publik pun menjawab pertanyaan Terawan, mengapa COVID-19, lebih menyita perhatian daripada flu pada umumnya.

Dicki Andrea: Yang bikin heboh justru sikap pemerintah yang tak transparan. Terima kasih jurnalis.

Mustam Arif: Kehebohannya membuat masyarakat takut atau sebaliknya masyarakat ketakutan sampai jadi heboh. Wajar (Corona) sebagai penyakit baru dan bisa menyebabkan kematian, sementara belum ada penangkal virusnya (vaksin).

Muslih Lubis: Menkes bohong lagi dong tuh? Badan jadi berasa gatal semua nih. Corona masih lebih tinggi risiko ketimbang flu menurut WHO, kok Menkes malah ni ngomong terbalik? Mungkin tujuan Menkes baik, agar kita bisa terhibur dengan berita Corona ini, selamat tersenyum Pak Menkes!

Gusni Galih: Flu mah banyak minum, istirahat cukup, juga sembuh, lah ini COVID-19 belum ada vaksinnya, Pak. Ya wajar sih kalo masyarakat ketakutan.