PKS Difitnah Curang, Abi Bahrun Tantang Mubahalah

Ngelmu.co – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kecamatan Mandau, difitnah melakukan penggelembungan suara pada Pemilu 2019 ini. Pelaku fitnah adalah oknum-oknum yang merasa tidak puas dengan hasil penghitungan suara sejauh ini. Hal tersebut pun mendapatkan tanggapan dari Anggota Legislatif DPRD Kabupaten Bengkalis dari Fraksi PKS, Abi Bahrun.

Abi Bahrun di Masjid Arafah, Riau

Melalui media sosial, ia menantang siapapun yang melakukan fitnah kepada PKS, untuk bermubahalah (mengambil sumpah untuk dilaknat oleh Allah SWT dan meminta diazab dengan segera, termasuk istri, keluarga, dan keturunan). Tantangan tersebut ia layangkan kepada pihak manapun yang telah menuduh serta memfitnah PKS Mandau melakukan penggelembungan suara.

“Tantangan Mubahalah,

Bismillahirrahmanirrahim,
Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammadin wa’ala ali Sayyidina Muhammad …

Ada yang menuduh, memfitnah PKS Mandau menggelembungkan suara,

Saya H. Abi Bahrun, M.SI, menantang Anda “Bermubahalah” bahwa demi Allah, PKS tidak ada melakukan penggelembungan suara, atau bersekongkol dengan siapapun.

Ada yang siap “Bermubahalah”? Saya ajak Anda bermubahalah besok, ba’da Jumat (3/5/2019) di Masjid Arafah Duri (Air Jamban, Mandau, Bengkalis, Riau),” tulis Abi di Facebook-nya, Kamis (2/5) malam.

Abi tak main-main dengan tantangannya, karena fitnah penggelembungan suara terus dilakukan oleh oknum-oknum terkait, hingga dikhawatirkan akan mempengaruhi pikiran masyarakat. Ia juga mengaku tak rela jika PKS dizalimi.

“Saya seorang Muslim. Tidak main-main dengan sumpah atas nama Allah SWT. Demi kebenaran yang kita junjung bersama, dan nama baik PKS serta para kadernya. Saya siap bermubahalah. Silakan dipublikasikan secara terbuka,” pungkas Abi.

Seorang yang mengaku saksi di PPK Mandau pun angkat suara, “Demi Allah, saya sebagai saksi di PPK Mandau, menyaksikan banyak yang curiga dan menuduh PKS curang. Mereka tidak mau mengikuti peraturan KPU. Ingin membuktikan kecurangan yang tidak dilakukan PKS. Tapi apa yang terjadi? Setiap kali mereka memaksa membuka surat suara dengan mengabaikan C1 dan C1 Plano, suara PKS justru bertambah. Ini menunjukkan masih ada suara PKS yang disembunyikan,” ujar Yanti Sarmi.

Hingga Jumat (3/5) siang, postingan tersebut sudah didukung lebih dari 272 warganet, mendapatkan seratus komentar, dan telah dibagikan sebanyak 47 kali.