PKS, Habib Salim, dan Tangis Kyai NU saat Qunut Subuh

Ngelmu.co – Beberapa waktu lalu, air mata nampak terjatuh, saat pertemuan antara Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ketua Majelis Syuro PKS, yakni Habib Salim Segaf Al Jufri, dengan Kyai NU sedang berlangsung. Tangis Kyai NU terlihat jelas, saat Qunut Subuh. Seperti apa cerita yang terjadi di balik tangisan tersebut?

Hasil gambar untuk safari dakwah pks jawa timur

Ketika itu, Habib Salim memang sedang melakukan safari dakwah secara khusus keliling Jawa Timur, termasuk Madura. Ia mengunjungi tokoh-tokoh besar, sosok yang dituakan, termasuk para ulama NU. Ada cukup banyak lembaga juga pesantren yang Habib Salim kunjungi.

Hingga saat di Jawa Timur, rasa berbeda pun muncul. Ketika ia berkunjung ke Magetan dan Ponorogo, tujuan utamanya memang mengajak para tokoh untuk memenangkan PKS dan kubu 02, di pemilu 17 April mendatang. Namun, pernyataan Habib Salim-lah yang mencipta haru di tengah kebersamaan.

“(PKS adalah) satu-satunya partai Islam yang ada di koalisi 02, dan satu-satunya partai Islam (di Indonesia) yang masih konsisten memperjuangkan banyak prinsip-prinsip keumatan secara konstitusi,” ujarnya kepada semua yang hadir.

[read more]

Mendengar pernyataan Habib Salim, ada seseorang yang melemparkan pertanyaannya, “Ada isu-isu yang mengatakan PKS itu wahabi, bagaimana tanggapan panjenengan Bib?”

Hasil gambar untuk safari dakwah pks jawa timur

Beberapa di antara mereka, mengaku terkejut. Karena mereka baru mengetahui jika Ketua Majelis Syuro PKS adalah seorang Habib. Selama ini, mereka menyatakan belum mengetahui hal tersebut. Jika silaturahmi itu tak pernah terjadi, mungkin sampai detik ini mereka masih terkurung dalam ketidaktahuan.

Habib Salim pun menjawab pertanyaan tadi dengan tenang, “Secara thariqoh (jalan hidup), semua kader PKS itu diwajibkan wirid setiap hari, ada tirakat di waktu-waktu tertentu, ada ibadah personal, dan ada ibadah jama’i. Jadi kami ini ya ahli tashawwuf,” jelasnya sembari tersenyum.

“Tapi secara tanzhim (pergerakan), kami menerima semua pihak. Jangankan yang enggak tahlilan, yang enggak menyembah Allah saja kita terima,” imbuhnya dengan tawa yang ramah.

Ia pun menambahkan penjelasan sederhana, yang bisa dengan mudah diterima oleh orang-orang yang berilmu dan mukhlis, “80 persen kader PKS itu warga Nahdliyin,” tandasnya.

Sementara saat berkunjung ke Magetan, Habib Salim menyempatkan diri untuk menginap di pesantren Al-Fatah Temboro. Pesantren terbesar di Jawa Timur, yang jumlah santrinya mencapai 18 ribu jiwa. Di sana, saat salat Subuh, KH Ubaidillah Ahror (pimpinan pondok) berdiri paling depan. Ia menjadi imam, sementara Habib Salim berada tepat di belakangnya.

Kemudian, tiba-tiba saja KH Ubaidillah menangis, tepatnya saat qunut Subuh. Tak ada penjelasan, hingga beberapa jam setelahnya, salah satu orang terdekat KH Ubaidillah pun menyampaikan, “Bertahun-tahun saya ikut beliau (pak Kyai), saya belum pernah lihat beliau nangis saat qunut subuh, ya baru ini,” ungkapnya.

Lantas, sebenarnya apa hal yang membuat ia menangis? Sampai detik ini, hanya KH Ubaidillah dan Allah yang tahu. Safari dakwah pun selesai, tidak sedikit tokoh dan ulama yang mengaku berpindah pilihan. Dari awalnya 01, menjadi 02.

Mereka memutuskan untuk pindah pilihan, karena merasa disadarkan. Sebab, selama ini mereka hanya menerima informasi dari satu sisi saja. Setelah mengetahui informasi secara jelas dari dua sisi, mereka pun berpindah tanpa paksaan, tanpa hoax, tanpa Habib Salim perlu menjatuhkan lawan.

Mereka menyatakan mengganti pilihan, karena Habib Salim berhasil menunjukkan seperti apa wajah asli dari PKS dan kubu 02.

Cerita yang dibagikan oleh Ibrahim Vatih, melalui akun Facebook pribadinya ini pun mendapatkan beragam tanggapan, seperti:

Aswir Hasyim: Insya Allah PKS akan mendapatkan suara terbanyak Amiiin! Prabowo Sandi jadi presiden dan wakil ..
Ida N Sitompul: Mudah2an Allah memenangkan orang yang sholeh, yang hatinya lembut dengan rasa kemanusiaan, yang bersungguh-sungguh bekerja untuk kemaslahatan semua. Amin YRA.
Hasri Mannilingi: PKS adalah partai Islam yang visioner, tidak kaku, tetapi tetap konsisten dengan prinsip-prinsip Islam … Beriman, berilmu, dan berakhlak.

[/read]