Berita  

PKS Tegaskan Tak Akan Bertemu Jokowi Sebelum Pembentukan Kabinet

Pembentukan Kabinet

Ngelmu.co – Menanggapi pertemuan Presiden Joko Widodo, dengan tiga pimpinan partai politik oposisi, yakni Gerindra, Demokrat, dan PAN, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman menegaskan, partainya tak akan berusaha temui Jokowi, sebelum pembentukan kabinet jilid II.

“Saya berkomitmen akan bertemu Pak Jokowi setelah pembentukan kabinet,” tuturnya, seperti dilansir Kompas, Selasa (15/10).

“Yang kami takar adalah timing. Kami tidak akan berusaha menemui Pak Jokowi sebelum pembentukan kabinet,” imbuh Sohibul.

Pertemuan dengan Jokowi adalah baik, kata Sohibul, jika sebagai ajang silaturahmi, sekaligus mencari solusi atas berbagai permasalahan bangsa.

Hal itu bisa dilakukan usai pembentukan kabinet. Karena ia khawatir, jika pertemuan digelar sebelumnya, hanya akan menimbulkan berbagai spekulasi.

Lebih lanjut Sohibul mengingatkan, ia dan jajaran PKS, pernah bersilaturahmi dengan Jokowi di Istana Negara, 2015 lalu.

Usai pertemuan tersebut, PKS tetap konsisten berada di barisan oposisi, meskipun partai-partai lain, seperti Golkar dan PAN, merapat ke pemerintah.

Maka, jika Jokowi berkenan, Sohibul ingin kembali bersilaturahmi, setelah Capres-Cawapres terpilih dilantik, dan kabinet terbentuk. Hal ini sudah ia sampaikan ke Sekretaris Kabinet, Pramono Anung.

“Saat itu, saya ngontak beliau untuk cari update terkait rusuh Papua. Di situ saya sampaikan, Insya Allah akan silaturahim ke Istana, setelah pembentukan kabinet. Mungkin awal 2020,” kata Sohibul.

Sebelumnya, Sohibul sudah menegaskan, jika PKS siap, sekalipun harus menjadi satu-satunya partai oposisi, di kabinet Jokowi-Ma’ruf.

“Yang jelas, ketika tidak ada satu partai pun yang siap jadi oposisi, maka PKS Insya Allah siap, agar ada kepantasan demokrasi,” ujarnya.

Sebelumnya, Jokowi sudah bertemu dengan Ketum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono; Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto; dan Ketum PAN, Zulkifli Hasan.

Ia mengakui, jika ketiga pertemuan yang digelar terpisah di Istana itu, membahas soal peluang ketiga partai tersebut, untuk berkoalisi, dan masuk kabinet Jokowi-Ma’ruf.