“Risiko pandemi Covid-19, masih tinggi, khususnya varian Delta,” tutur Sri Mulyani, mengutip Kumparan.
“PPKM Darurat selama 4-6 pekan, dijalankan untuk menahan penyebaran kasus,” sambungnya.
“Mobilitas masyarakat, diharapkan menurun signifikan,” imbuhnya lagi.
Selain itu, menurut Sri Mulyani, pemerintah juga akan terus menggenjot penyaluran vaksinasi.
Alokasi belanja APBN guna mengatasi dampak dari kebijakan tersebut, di saat yang bersamaan, juga akan terus diperkuat.
Pengetatan aturan, kata Sri Mulyani, akan berdampak pada turunnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Melemahnya kemampuan konsumsi masyarakat juga diperkirakan akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021–tertahan di kisaran 4 hingga 5,4 persen.
Lalu, Sri Mulyani, juga mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2021.
Di mana sebelumnya, ia, optimistis ekonomi bergerak di kisaran 4,5 hingga 5,3 persen.
“Keseluruhan tahun, diproyeksi 3,7 sampai 4,5 persen, setelah menyesuaikan dinamika lonjakan kasus Covid-19, sejak pertengahan Juni 2021,” jelas Sri Mulyani.
