PSI Bersuka Cita Lihat Elektabilitas Jokowi Meroket

Bersuka cita

Ngelmu.co – Survei terbaru yang dilakukan Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Joko Widodo mengalami kenaikan. Sedangkan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menurun. Terkait hasil survei tersebut, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengaku bersuka cita.

PSI bersuka cita karrna hasil survei Litbang Kompas tersebut, elektabilitas Jokowi tercatat mencapai 55,9 persen, sedangkan Prabowo Subianto semakin menurun ke level 14,1 persen. Sementara itu, berdasarkan SMRC menyebutkan bahwa terjadi tren meningkat pada elektabilitas Jokowi, dan sebaliknya, tren menurun pada elektabilitas Prabowo serta calon potensial lain dari waktu ke waktu.

Begitu juga dengan hasil beberapa survei lain, yang menunjukkan elektabilitas Jokowi masih mengungguli pesaingnya, Prabowo Subianto.

“PSI sebagai pendukung Pak Jokowi senang dengan hasil survei itu. Kalau melihat tren survei, Insya Allah Pak Jokowi akan menjadi presiden kita untuk periode kedua,” ujar juru bicara Partai Solidaritas Indonesia, Dedek Prayudi, dalam keterangan persnya, Kamis, 26 April 2018, seperti yang dikutip dari Viva.

Baca juga: Buka Opsi Duet dengan Prabowo, Jokowi Disebut Mumet Karena Elektabilitas Turun

PSI, Dedek Prayudi menyatakan tidak terkejut dengan hasil survei sejumlah lembaga yang membuat partainya bersuka cita. Menurutnya, banyak faktor yang membuat elektabilitas Jokowi mengalami kenaikan.

“Pertama, Proyek Strategis Nasional (PSN) yang sudah rampung, di mana sampai dengan lima hari yang lalu, berjumlah 30 PSN yang antara lain berbentuk jalan tol, bandara, pelabuhan, dan bendungan. Seluruh hasil pembangunan infrastruktur ini memberikan angin segar bagi roda perekonomian setempat dan nasional,” ujar Dedek Prayudi.

Dedek Prayudi juga menuturkan bahwa pemerintahan di bawah Presiden Jokowi telah membawa berbagai perbaikan langsung kepada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

Menurut Dedek Prayudi, mengutip dari data Badan Pisat Statistik (BPS), pemerintahan Jokowi telah membuat angka kemiskinan turun dari 11,25 persen pada 2014 menjadi 10,12 persen pada 2017. Tingkat inflasi juga berhasil ditekan dari 8,5 persen pada 2014 menjadi 3,5 persen pada 2017. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga mengalami peningkatan yang signifikan dari 68,9 pada 2014 menjadi 70,8 pada 2017.

Pihak PSI menyatakan bahwa walaupun seluruh kenaikan IPM terjadi di seluruh provinsi, kenaikan yang paling tajam justru terjadi di Indonesia bagian timur, seperti Provinsi Papua, Papua Barat, dan Gorontalo. Padahal, lebih dari 60 persen penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa dan Bali.

“Kalau Presiden Jokowi hanya mementingkan efek elektoral dari pembangunan seperti presiden-presiden sebelumnya, maka pembangunan Indonesia bagian timur tidak akan secepat itu,” kata Dedek Prayudi.

Mantan peneliti kebijakan United Nations Population Fund ini juga meyakini bahwa Jokowi telah membuktikan dengan kinerja. Dia juga menilai Jokowi adalah seorang negarawan.

“Presiden telah membuktikan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia telah dan sedang beliau jalankan. Ini menunjukkan bahwa beliau seorang negarawan, bukan hanya sekelas politisi biasa. Dampak dari “kerja, kerja, kerja” itu kini sudah mulai terlihat dan terasa,” ujar Uki.