Putra Mahkota Arab Saudi Dituding Jadi Dalang Pembunuhan Jamal Khashoggi

Jamal Khashoggi

Ngelmu.co, JAKARTA – Misteri pembuhunan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi memasuki babak baru. Seorang politikus senior Turki, Devlet Bahceli, menuding Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman, berada di belakang pembunuhan Jamal.

 “Lingkaran itu mulai menutup putra mahkota, jalan untuk melarikan diri dan keselamatan itu mulai tertutup,” Bahceli mengatakan ini dalam pidato di parlemen Turki seperti dilansir media Middle East Eye pada Selasa (20/11/2018) waktu setempat.

Bahceli, yang pernah menjadi deputi perdana menteri Turki, mengatakan apa perbedaan yang tersisa antara pemerintahan Arab Saudi dan Osama Bin Landen, yang menjadi pemimpin kelompok Al Qaeda dan berasal dari Arab Saudi. “Apa yang membedakan negara itu dari Al Qaeda,” kata dia mengenai kelompok teror anti-Amerika itu.

Pernyataan Bahceli ini menambah tekanan kepada pemerintah Arab Saudi, yang diminta dunia internasional agar mengungkap tuntas kasus pembunuhan brutal jurnalis Jamal Khashoggi, 59 tahun. Serangan Bahceli kepada Arab Saudi ini juga selaras dengan pernyataan dari Presiden Turki Erdogan, yang menyindir perintah pembunuhan Khashoggi berasal dari level pemimpin tertinggi di Arab Saudi.

Namun, terkait pernyataan Erdogan ini, Menteri Luar Negeri Saudi, Adel Al-Jubeir, mengatakan pejabat Turki telah meyakinkannya bahwa yang dimaksud dari pernyataan Erdogan bukanlah Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman.

“Kami telah bertanya kepada otoritas Turki di tingkat tertingi mengenai makna dari komentar-komentar ini, dan mereka mengkonfirmasi kepada kami bahwa pernyataan itu bukan ditujukan kepada putra mahkota,” kata Jubeir kepada media Asharq al-Awsat.

Namun, dukungan kepada MBS, yang merupakan panggilan dari putra mahkota Saudi, justru datang dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Menurut Trump dalam pernyataan pada Selasa, 20 November 2018, Arab Saudi tetap merupakan mitra kokoh dari Amerika Serikat meski terjadi kasus pembunuhan Khashoggi, yang disebut sangat buruk itu.

Trump mengatakan lembaga intelijen AS masih mempelajari bukti-bukti dan siapa yang merencanakan pembunuhan Khashoggi, yang terjadi di dalam kantor Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.

“Bisa jadi Putra Mahkota tahu mengenai peristiwa tragis ini – mungkin dia tahu dan mungkin dia tidak tahu,” kata Trump dalam pernyataan tertulis itu seperti dilansir Reuters pada 21 November 2018.