Berita  

Ramai Ajakan Patungan Beli Kapal Selam, Dana Pindah Ibu Kota Baru Jadi Sorotan

Patungan Kapal Selam Pindah Ibu Kota

Ngelmu.co – Tenggelamnya kapal selam TNI AL KRI Nanggala-402, bukan hanya menjadi duka bagi bangsa. Namun, juga mencipta tanda tanya.

Ajakan Patungan Beli Kapal Selam

Semua berawal dari ajakan berbagai kalangan untuk berpatungan membeli kapal selam baru.

Tujuannya, tak lain, demi melindungi Tanah Air, karena lautan Indonesia, membentang luas, melebihi daratan.

Hamas [Himpunan Anak-anak Masjid] Jogokariyan, Yogyakarta adalah pihak yang menginisiasi penggalangan dana untuk KRI Nanggala-402.

“Ikhtiar ini sebagai wujud kecintaan kita terhadap wilayah Indonesia yang perlu dijaga.”

“Indonesia adalah negara kelautan, sehingga sudah semestinya armada laut harus dikuatkan.”

Lalu, Ustaz Abdul Somad (UAS) pun ikut menyebarluaskan ajakan tersebut melalui akun Instagram resminya, @ustadzabdulsomad_official.

“Setelah KRI Nanggala-402 beserta seluruh awaknya yang gugur syahid menjalani ‘Eternal Patrol’, mari kita seluruh rakyat Indonesia, bahu-membahu mengulurkan tangan dan sumbangsih, membangun kekuatan armada laut kita, agar kembali berjaya.”

“Masjid Jogokariyan, mengajak seluruh putra-putri Indonesia yang berjiwa patriot dan cinta negeri ini, beramal bersama dalam Open Donasi Patungan Penggalangan Dana Pembelian Kapal Selam Pengganti Nanggala-402.”

Saat berita ini ditulis, unggahan tersebut telah disukai oleh 184,072 pengguna Instagram lainnya.

Dana Pindah Ibu Kota Jadi Sorotan

Publik pun menyambut baik ajakan patungan untuk membeli kapal selam pengganti KRI Nanggala-402, dan mengaku ingin turut serta.

Pasalnya, saat ini, TNI AL hanya memiliki 4 unit kapal selam aktif, setelah musibah KRI Nanggala-402.

Namun, tak dapat dipungkiri jika dana pemindahan ibu kota negara, kurang lebih Rp466 triliun, menjadi sorotan.

Masyarakat mengatakan, uang sebesar itu seharusnya bisa digunakan untuk hal yang lebih prioritas.

Daripada membangun ibu kota baru yang di mata mereka, tidak mendesak.

Salah satu yang menyuarakan pertanyaan ini adalah Ustaz Azzam Izzulhaq, sebagaimana Ngelmu kutip dari akun Twitter-nya, @AzzamIzzulhaq.

“Rp 466 T dana pemindahan ibu kota negara, jika digunakan untuk membeli kapal selam baru, Indonesia bisa mempunyai 80 unit.”

“Jika 80 unit dianggap kebanyakan, potong saja sedikit anggaran tersebut untuk membeli satu kapal selam baru.”

Demikian kata Ustaz Azzam, lewat cuitan yang sudah di-retweet lebih dari 2.300 kali, dan di-likes oleh sedikitnya 9.100 akun.

“Setuju. Sisihkan untuk beli kapal selam 10/20 unit, yang baru, teknologi modern pula. Ingat, yang baru, ya,” kata @kla__899.

“Gimana pertahanan negara bisa kuat? Kapal selam saja Indonesia cuma punya 5 unit, yang 1 tenggelam :(,” imbuhnya.

“Peningkatan teknologi modern juga perlu. Percuma ibu kota baru, kalo mudah dijajah,” sambungnya lagi.

Sementara akun @fa_syahidah, berharap pemerintah dapat menyatakan, “Rakyat Indonesia tak perlu donasi untuk membeli kapal selam. Saya akan ambilkan dari dana pindah ibu kota. Adapun dana yang sudah telanjur terkumpul, bisa dialokasikan ke dana sosial.”

“Pemindahan ibu kota itu tidak ada urgensinya terhadap rakyat banyak, juga terhadap negeri ini,” tutur @ZRsaja.

“Ada hal-hal yang lebih prioritas. Kecuali pemindahan ini ada agenda-agenda terselubung,” lanjutnya.

Mana yang Lebih Penting dan Jadi Prioritas?

Di sisi lain, anggota Komisi I DPR RI Al Muzammil Yusuf, menilai ajakan patungan beli kapal selam merupakan bagian dari nilai konstitusionalitas sebagai warga negara [diatur dalam Pasal 30 UUD 1945].

“Akan tetapi… paling tidak, gerakan ini dimaknai sebagai bagian dari koreksi publik kepada pemerintah,” ujarnya, Selasa (27/4), mengutip CNN.

Ia pun mengatakan, pemerintah bersama DPR yang bertugas menetapkan APBN, ke depannya, harus dapat merumuskan hal yang paling mendesak.

“Misalnya saja, timbul suatu pertanyaan, mana yang lebih penting dan menjadi prioritas,” kata Muzzamil.

“Membangun ibu kota baru, atau memperkuat armada laut dan industri kelautan Indonesia?” imbuhnya, bertanya.

Baca Juga: Hamas Jogokariyan Serahkan Hasil Penggalangan Dana untuk KRI Nanggala-402

Sebagai informasi, penaksiran harga satu unit kapal selam baru sejenis KRI Nanggala-402 adalah USD 400 juta [setara Rp5,8 triliun].

Sebenarnya, melalui PT PAL Indonesia (Persero), Indonesia juga telah mampu memproduksi kapal selam jenis Chang Bogo Class.

Setidaknya, tiga unit telah diproduksi untuk armada TNI AL yang pengembangannya bekerja sama dengan DSME [Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd] Korea Selatan.

Pertanyaannya, akankah pemerintah menggunakan sebagian dana pembangunan ibu kota baru [yang berasal dari APBN, serta kerja sama pemerintah dengan pihak swasta] untuk membeli kapal selam baru, sebagaimana harapan warganet?